Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Duel Argentina vs Brasil Bisa Terjadi di Piala Dunia 2022, Ini Skenario dan Sejarahnya

Duel klasik antara Argentina vs Brasil mungkin saja tersaji di Piala Dunia 2022 setelah kedua tim berhasil melaju ke babak perempat final.

6 Desember 2022 | 16.09 WIB

Lionel Messi merayakan gol pertama dengan rekan setimnya pada Babak 16 Besar Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Australia di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Qatar, 3 Desember 2022. REUTERS/Bernadett Szabo
Perbesar
Lionel Messi merayakan gol pertama dengan rekan setimnya pada Babak 16 Besar Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Australia di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Qatar, 3 Desember 2022. REUTERS/Bernadett Szabo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Duel klasik antara Argentina vs Brasil mungkin saja tersaji di Piala Dunia 2022. Setelah kemenangan 2-1 Argentina atas Australia di babak 16 besar, para penggemar La Albiceleste sudah memikirkan kemungkinan pertemuan dengan Brasil di babak semifinal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Persaingan klasik kedua negara di panggung terbesar sepak bola dunia bisa terjadi untuk pertama kali setelah 32 tahun. Agar itu terjadi, Argentina harus mengalahkan Belanda di perempat final dan mengandalkan Selecao, yang berhasil mengalahkan Republik Korea dengan skor4-1, mengalahkan Kroasia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dua tim raksasa Amerika Selatan ini belum pernah bertemu di Piala Dunia sejak 1990. Namun, persaingan semakin meningkat sejak saat itu. Keduanya sering bertemu di pertandingan di tingkat regional semacam Copa America. Argentina vs Brasil bisa menjadi salah satu pertandingan terbesar dalam sejarah Piala Dunia atau pertandingan terbesar yang pernah ada.

Pertandingan Ulang 32 Tahun Lalu

Brasil dan Argentina telah bertemu empat kali dalam sejarah Piala Dunia. Rekor tersebut terbilang berimbang, dengan dua kemenangan untuk Brasil, satu untuk Argentina dan sekali imbang. Empat pertandingan berlangsung dalam rentang lima Piala Dunia, antara tahun 1974 dan 1990.

Pada tahun 1974 dan 1978, kedua rival bertemu dalam fase grup. Pada pertemuan pertama, Brasil mengalahkan Argentina, tetapi Tim Samba finis kedua di grup yang dimenangkan oleh Belanda. Empat tahun kemudian, hasil imbang 0-0 membantu Argentina lolos dari grup yang juga menyertakan Peru dan Polandia.

Pada tahun 1982, Brasil dan Argentina kembali bertemu di fase yang sama. Selecao mengalahkan Tim Tango dengan skor 3-1. Dua legenda Brasil, Zico dan Socrates, menjadi penentu saat itu. Namun kekalahan dari Italia akhirnya membuat Brasil tersingkir dari kompetisi.

Para pemain Brasil memegang spanduk legenda Brasil Pele usai pertandingan di Stadion 974, Doha, Qatar, 5 Desember 2022. REUTERS/Kim Hong-Ji

Pertemuan terakhir terjadi pada tahun 1990 sudah dalam format kompetisi saat ini. Di babak 16 Besar, Brasil memainkan permainan penguasaan bola yang bagus dan peluang mencetak gol, tetapi aksi individu Diego Maradona membuat ritme tim tidak seimbang sebelum gol Claudio Caniggia terjadi.

Setelah begitu banyak bentrokan, persaingan tersebut bisa muncul lagi. Sudah 32 tahun, duel Argentina vs Brasil mungkin bisa terjadi dalam beberapa hari di Qatar.

Terlepas dari sejarah di Piala Dunia, ada komponen lain yang membumbui persaingan antara Brasil dan Argentina: laga final Copa America 2021. Argentina belum pernah memenangkan gelar resmi sejak 1993. Paceklik 28 tahun berakhir pada pertandingan final  melawan Brasil di Stadion Maracana. Gol Angel Di Maria memberi Argentina kemenangan. 

Baca: Duel Belanda vs Argentina di Piala Dunia 2022, Laga Sulit untuk Lionel Messi dan Scaloni

Tarian terakhir Messi dan Neymar

Sebelum kompetisi di Qatar, Messi dan Neymar beberapa kali berbicara bahwa ini bisa menjadi Piala Dunia terakhir mereka. Mencari gelar yang belum pernah mereka raih sebelumnya, dua punggawa Paris Saint-Germain mewakili harapan terbesar dari masing-masing negara mereka.

Konfrontasi antara kedua sahabat itu sudah tercatat dalam sejarah Piala Dunia. Selain mengingat warisan para legenda Argentina dan Brasil, keduanya mencoba menghidupkan persaingan dua pemain bintang Zico dan Maradona pada 1982.

Pemain timnas Brasil, Neymar dan pemain timnas Argentina, Lionel Messi berbincang setelah laga final Copa America 2021 di Stadion Maracana, Brasil, 10 Juli 2021. Mereka tampak larut dalam perbincangan dan tertawa bersama setelah pertandingan usai. REUTERS/Ricardo Moraes

Lionel Messi sadar betul langkah Argentina menghadapi rintangan cukup berat sebelum memikirkan laga melawan Brasil. La Pulga memilih fokus untuk menghadapi permainan kolektif Belanda di babak perempat final.  "Sekarang kami memiliki pertandingan yang sangat sulit melawan Belanda, yang bermain sangat baik," kata dia.

"Mereka memiliki pemain hebat dan pelatih hebat, ini akan menjadi pertarungan yang sulit. Ini adalah perempat final Piala Dunia dan jika Piala Dunia sudah sulit sejak awal, pertandingan akan semakin sulit pada tahap ini," ujar Messi menambahkan

Adapun Neymar juga tak mau kalah bersaing dari sahabatnya. Ia datang dengan performa terbaik dan Piala Dunia adalah targetnya tahun ini. "Saya telah mencapai hal-hal yang tidak pernah saya bayangkan. Jika karier saya berakhir, saya akan menjadi orang paling bahagia di dunia. Piala Dunia adalah impian terbesar saya. Saya akan memiliki kesempatan dan saya berharap mendapatkannya."

REUTERS | FIFA

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Lulus dari Universitas Indonesia program studi Indonesia pada 2014, ia bergabung bersama Tempo pada 2015. Sempat meliput politik dan hukum seputar Pemilu 2019, ia kini berfokus pada isu gaya hidup dan olahraga. Pada 2019, bersama Danang Firmanto, ia meraih ExCel Award, penghargaan untuk karya jurnalistik terbaik di bidang pemilu di kawasan ASEAN.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus