Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Duet Senior Andalan Cipayung

Pemain ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan meraih gelar juara dunia bulu tangkis untuk ketiga kalinya. Menjadi tumpuan untuk Olimpiade 2020.

14 September 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI saat berlangsung laga final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Basel, Swiss, Ahad, 25 Agustus lalu, men-jadi hari terbaik Hendra Se--tia-wan. Bersama rekannya, Mohammad Ahsan, Hendra merebut gelar juara dunia setelah mengalahkan pemain ganda putra Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, da-lam laga tiga set yang berlangsung selama 1 jam 4 menit. Pada hari itu pula Hendra merayakan ulang tahunnya yang ke-35.

Ganda putra yang dijuluki The -Daddies itu menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil membawa pulang me-dali juara dunia. Tiga kali tampil di Kej--ua-raan Dunia, sebelumnya pada 2013 dan 2015, pasangan Hendra/Ahsan selalu me-nang. Namun, bagi Hendra, gelar jua-ra dunia pada tahun ini adalah gelar ke-em-patnya sejak meraih kemenangan perdana bersama Markis Kido 12 tahun lalu.

Sepulang dari Basel, Hendra/Ahsan lang-sung bersiap menghadapi dua turnamen be-sar, yaitu Cina Terbuka pada 17-22 Sep-tem-ber dan Korea Terbuka pada 24-29 Sep-tember. Toh, seperti biasanya, Hendra tak ingin membuat target muluk. Dengan kon-disi dan usianya saat ini, dia hanya ingin bisa stabil bermain dalam setiap per-tan-dingan. “Target yang realistis semifinal,” kata Hendra seperti ditulis situs Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia pada Se-lasa, 3 September lalu.

Hendra/Ahsan merupakan pemain gan-da putra paling senior di arena pe-mu-satan latihan nasional (pelatnas) bulu tang-kis di Cipayung, Jakarta Timur, saat ini. Hendra pemain tertua di sana. Adapun Ahsan sudah berusia 32 tahun. Usia rata-rata mereka bahkan tujuh tahun lebih tua dibanding pemain ganda putra peringkat pertama dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Keberhasilan di Basel membuktikan bah-wa mereka masih sanggup bersaing de-ngan para pemain muda. Hendra bahkan menjadi pemain tertua yang berhasil men-dapatkan gelar juara dunia. Mereka pada Maret lalu membuat kejutan besar dengan menjuarai turnamen bulu tangkis tertua di dunia, All England. Pasangan Marcus/Kevin malah gagal melaju ke babak kedua.

Pelatih kepala pelatnas Cipayung, Herry Iman Pierngadi, mengatakan kemampuan fisik atlet menurun seiring dengan per-tam-bahan usia. Hal itu membuat Hen-dra/Ahsan harus bisa mengelola pola per-main-an. Mereka tidak bisa lagi bermain de--ngan pola cepat, agresif, dan bertenaga se--perti Marcus/Kevin atau Fajar Alfian/Mu-ham-mad Rian Ardianto. “Tak bisa main ken-cang terus, standar fisiknya sudah tak sama lagi dengan yang muda-muda,” tutur Herry pada Rabu, 4 September lalu.

Toh, Hendra/Ahsan menjalani program latihan yang sama dengan atlet ganda putra lain. Herry hanya meminta mereka mengatur sendiri ritme dan kecepatan tan-pa mengurangi porsi latihan. “Ada pro-gram lari 100 meter dalam sekian detik. Hendra dan Ahsan sudah pasti kalah cepat dari atlet muda,” ujar Herry. “Tapi program itu harus mereka selesaikan.”

Status sebagai pemain non-pelatnas menjadi motivasi lain Hendra dan Ahsan untuk lebih serius berlatih agar bertahan di Cipayung. Tiga tahun lalu, Hendra keluar dari pelatnas dan berpisah dengan Ahsan, yang menjadi rekan bermainnya sejak 2012. Dia meniti karier sebagai pemain pro-fesional, mencari biaya dan pasangan un-tuk mengikuti turnamen antarklub. Se--dangkan Ahsan bertahan di pelatnas de--ngan bergonta-ganti pasangan.

Pada akhir 2017, setelah berembuk de-ngan Herry, Hendra kembali ke Cipayung. Meski sarat pengalaman dan memegang gelar juara dunia, dia harus memulai dari dasar dengan status pemain magang. Saat itu Marcus/Kevin tengah mendominasi turnamen dunia. Sepanjang 2018, Hendra/Ahsan hanya memperoleh satu gelar juara, yakni di Singapura Terbuka. Pada akhir tahun itu pula Ahsan mengikuti jejak Hendra menjadi pemain profesional.

Seluruh biaya hidup, latihan, dan ber-tanding atlet pelatnas ditanggung Per-satuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia. Meski ikut berlatih di Cipayung, Hendra dan Ahsan membayar sendiri biaya meng-ikuti sejumlah turnamen di luar negeri. Hendra disokong klubnya, PB Jaya Raya, sementara Ahsan disponsori klub PB Dja-rum. “Mereka bisa mencari sponsor dari luar,” ucap Herry.

Herry menyebutkan status Hendra/Ah-san di luar daftar pemain pelatnas ha-nya persoalan administrasi. Sehari-hari mereka tetap mengikuti program latihan pelatnas yang disusunnya. Hendra/Ahsan pun harus berkonsultasi dengan Herry jika ingin bertanding di luar jadwal pelatnas agar tak merusak program latihan. “Semua terdata sejak awal. Paling mereka main di luar turnamen hanya sebagai undangan atau di laga ekshibisi yang ringan-ringan saja,” katanya.

Hendra/Ahsan berhasil mempertahan-kan konsistensi mereka dalam latihan. Dari segi fisik, kekuatan, dan kecepatan, me-reka memang tak sebanding lagi dengan para atlet yang lebih muda. Keduanya kini lebih memperhatikan kondisi tubuh un-tuk menjaga kualitas permainan. “Ka-lau latihan, harus tahu porsinya,” tutur Hen-dra. “Istirahat yang cukup dan minum vitamin.”

Hendra menyadari sulitnya bersaing de-ngan para atlet yang lebih muda. Dia tak akan memaksa tubuhnya mengikuti pro-gram latihan seperti yang dijalani para juniornya. Jika ngotot mengejar program latihan dan jatuh sakit, dia bakal lebih sulit menjalani pemulihan. “Kalau capek, bilang saja ke pelatih, saya enggak kuat,” ucap Hendra.

Bersantai di rumah pada akhir pe-kan menjadi pilihan Ahsan setelah ber-ku-tat dengan program latihan selama se-pekan. Ayah dua anak itu lebih banyak meng-habiskan waktu santainya bersama ke-luarga. Saat berlibur itu, dia menjauh dari urusan bulu tangkis. Ahsan memilih olah-raga seperti basket dan berenang atau sekadar menarik-narik resistance band. “Enggak mau main bulu tangkis,” kata istrinya, Christine Novitania, seperti di-la-por-kan situs Badmintonindonesia.org.

Dengan pola latihan sendiri dan istirahat yang berkualitas, Hendra/Ahsan berhasil mengerek prestasi mereka. Keberhasilan di Kejuaraan Dunia menjadi modal tambahan mengumpulkan poin untuk lolos ke Olim-piade Tokyo tahun depan. Peraturan Olim-piade menyebutkan setiap negara hanya bo-leh mengirimkan dua wakil dari setiap nomor bulu tangkis. Para atlet itu juga harus berada di daftar 16 besar dunia.

Indonesia saat ini mempunyai tiga pe-main ganda putra di daftar sepuluh be--sar dunia Federasi Bulu Tangkis Du-nia. Pasangan Marcus/Kevin, yang men-do-mi-nasi kompetisi dunia tiga tahun terakhir, masih berada di peringkat pertama, di-ikuti Hendra/Ahsan berada di posisi ke-dua. Adapun pasangan Fajar Alfian/Mu-ham-mad Rian Ardianto berada di peringkat ketujuh.

Dari semuanya, cuma Hendra yang per-nah merasakan gelar juara Olimpiade, yaitu saat ia masih berpasangan dengan Kido pada 2008. Herry mengatakan para pemainnya kini bersaing secara terbuka dan sportif untuk mencari poin sebanyak-banyaknya. “Yang terbaik berangkat ke Olim-piade,” ujarnya.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Hendra Setiawan

Tempat dan tanggal lahir: Pemalang, 25 Agustus 1984
Tinggi: 1,83 meter
Pegangan raket: tangan kanan
Klub: PB Jaya Raya
Prestasi:
- Juara SEA Games (2005, 2007, 2009, 2011)
- Juara Asian Games (2010, 2014)
- Juara Olimpiade (2008)
- Juara Dunia (2013, 2015, 2019)
- Juara turnamen BWF (3 World Tour, 18 Superseries, 7 Grand Prix, 1 International Challenge)

 

Mohammad Ahsan

Tempat dan tanggal lahir: Palembang, 7 September 1987
Tinggi: 1,73 meter
Pegangan raket: tangan kanan
Klub: PB Djarum
Prestasi:
- Juara SEA Games (2009, 2011)
- Juara Asian Games (2014)
- Juara Dunia (2013, 2015, 2019)
- Juara turnamen BWF (3 World Tour, 9 Superseries, 6 Grand Prix, 3 International Challenge).

 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus