ERIC Heiden dirangkul Presiden Jimmy Carter setelah menyelamatkan reputasi kontingen Amerika Serikat dalam Olympiade musim dingin di Lake Placid, New York. Itu adalah "rangkulan emas," tulis banyak koran. Dan memang Heiden merebut lima medali emas dari nomor speed skating. Prestasi Heiden itu menempatkan AS di urutan ketiga dalam pengumpulan medali -- 6 emas, 4 perak, dan 2 perunggu -- di antara 37 negara peserta. Heiden, 21 tahun, memang bibit unggul untuk perlombaan di salju. Jarang ada atlet yang mampu bertarung di lima nomor, dan sekaligus menggondol emas. "Heiden adalah suatu pengecualian," kata Diane Holum, pelatihnya. Anak asuhannya berlomba di nomor 500 m, 1.000 m, 1.500 m, 5.000 m, dan 10.000 m. Sejak mengenakan sepatu skate pada usia 2 tahun, ia berseluncur di danau yang membeku di belakang rumahnya di Madison, Wisconsin. Kemudian ia jadi bocah favorit dalam setiap pertandingan klub lokal. Tahun 1976, Heiden terpilih memperkuat kontingen AS dalam Olympiade di Innsbruck, Austria. Di situ ia belum memperoleh apa-apa. Tim AS waktu itu memboyong 3 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Tapi Februari 1980, Heiden menjadi atlet pertama yang meraih lima medali emas dalam sejarah Olympiade musim dingin. Sebelumnya adalah Ivar Ballangrud (1936), Hjalmar Andersen (1952), dan Ard Schenk (1972), yang masing-masing merebut maksimum tiga emas. Ingin Jadi Dokter Di luar gelanggang olahraga, kini Heiden menjadi incaran para pengusaha. Tawaran dengan bayaran menggiurkan mengalir beruntun, antara lain dari perusahaan piringan hitam, penerbit buku, produser film, kasino Las Vegas dan Atlantic City. Dia ditawari pula menjadi komentator televisi. "Jika Heiden mau menjual dirinya, ia bisa mengantungi jutaan dollar." tulis wartawan Dave Anderson di koran International Herald Tribune. Kampiun Olympiade (musim panas) yang pernah menerjunkan diri di arena promosi antara lain Mark Spitz, perenang AS yang menggondol 7 medali emas di Munich 1972. Ia, misalnya, mendapat imbalan $10.000 untuk pose eksklusifnya dalam majalah Stern, terbitan Jerman Barat. Banyak punya pendapatannya dari jaringan televisi. Jejak Spitz diikuti oleh Bruce Jenner, juara dasa lomba Olympiade 1976 di Montreal. Bagaimana dengan Heiden "Anda tak akan melihatnya di layar televisi mempromosikan cereal (makanan untuk sarapan pagi) atau produk lainnya," kata Art Kaminsky, pengacaranya. Rupanya Heiden akan kembali ke bangku kuliah "Saya ingin jadi dokter olahraga," kata Heiden. Ia dikabarkan akan mengikuti kuliah di Universitas Oslo, Norwegia, agar biss lebih sering ketemu pacarnya yang berasal dari sana. Waktu berlomba di Lake Placid, pacarnya ikut mendorong semangatnya. Antara lain sang pacar menghadiahi kaus kaki berwarna-warni. Barang itu tampak dipakai Heiden sewaktu melakukan latihan pemanasan. "Ini pemberian cewek saya," katanya. "Kalau tak saya pakai, ia bisa jadi senewen." Siapa namanya? "Panggil saja dia Cecelie," lanjutnya. Uni Soviet jadi juara di lake Placid tapi prestasinya agak mundur. Di Innsbruck mereka menempati urutan pertama dengan memboyong 13 emas, 6 perak, dan 8 perunggu. Kali ini tersisa 10 emas, 6 perak, dan 6 perunggu. Mengapa? Lima atlet Soviet menuduh AS telah menurunkan mental para olahragawan dengan mengabaikan kedatangan mereka di Lake Placid. Vladimir Dunayev, anggota tim misalnya mengeluh karena atlet Uni Soviet tidak mendapat cukup bis yang diperlukan membawa mereka dari perkampungan ke tempat latihan. Penampilan atlet Soviet sering mendapat cemoohan penonton Publik AS tampak jengkel sekali terhadap invasi Soviet ke Afghanistan, dan kekesalan itu mereka lampiaskan dengan mengejek para atlet. "Afghanistan, Bananistall, angkat pantat kamu dari Kabul," teriak penonton. Tempat kedua di Lake Placid diduduki oleh kontingen Jerman Timur 9 emas, 7 perak, dan 7 perunggu. Di Innsbruck, mereka juga menempati urutan kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini