Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Fabio Quartararo mengatakan kecelakaan di MotoGP San Marino di Sirkuit Misano terjadi akibat ambisinya mengejar Jack Miller. Pembalap Petronas SRT itu turun dari posisi ketiga menjadi kelima pada awal balapan dan terjebak di belakang rekan tim Yamaha Maverick Vinales. Kecelakaan ini adalah kecelakaan kedua sepanjang MotoGP 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Quartararo mengakui terlalu bersemangat mengikuti Vinales dan Jack Miller karena dia merasa memiliki kecepatan yang lebih baik. Namun, ternyata ban depannya terlalu panas ketika berusaha mengikuti Vinales dan menabrak hander kanan di tikungan 4.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saat saya menyalip Maverick, saya berkata, oke, saya harus mendorong motor untuk mengejar Jack. Tapi sayangnya, saya terlalu menekan. Jadi, itu kesalahan yang saya lakukan sendiri. Tentu saja, berlari di belakang Maverick membuat ban terlalu panas dan tekanannya naik sedikit," kata Quartararo dikutip dari Motorsport, Senin, 14 September 2020.
Mendapatkan kecelakaan kedua selama MotoGP 2020, Quartararo kehilangan posisi sebagai pimpinan klasemen untuk pertama kalinya pada 2020. Andrea Dovizioso, yang finis di posisi ketujuh, di Misano naik ke peringkat pertama. Setelah mendominasi sesi latihan, rekan setimnya, Franco Morbidelli mendominasi balapan dan menjadi juara di seri tersebut.
Quartararo mengatakan tidak akan mengubah pendekatan untuk mengantongi poin di kejuaraan. Ia pun menyatakan tidak puas dengan hasil balapan di San Marino. “Saya tidak puas, jujur, balapan berikutnya saya ingin berjuang lagi untuk menang. Hari ini saya pikir saya terlalu bersemangat, karena ketika saya di belakang Maverick, saya menganggapnya terlalu mudah. Saya selalu berkata bahwa saya bisa memiliki kecepatan setengah detik lebih cepat," ujarnya.
Fabio Quartararo meneruskan, “Momen semacam ini membuat frustasi karena Anda tidak dapat menyusulnya dan peluang Anda tertutup. Begitu saya menyusulnya, saya katakan saya bebas untuk membuka gas dan rem. Sayangnya, ban depan terlalu panas, tekanannya tinggi, tapi itu lebih banyak kesalahan dari saya."
Quartararo mengatakan bakal mempelajari lagi video balapan untuk mengidentifikasi kesalahannya. Namun, ia juga membantah bahwa ada tekanan tim untuknya menjuarai MotoGP 2020. "Saya benar-benar tidak peduli. Tujuan utama adalah saya ingin cepat dan memiliki kemungkinan untuk berjuang demi kemenangan. Ini tahun kedua saya, saya berusia 21 tahun. Saya ingin memenangi kejuaraan, tetapi sekarang tidak ada tekanan yang perlu saya pikirkan," ujarnya.