Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Filosofi Obor PON XX Papua yang Berbentuk Tifa

Tifa, alat musik kebanggaan Bumi Cenderawasih, merupakan alat musik tradisional yang dianilai mampu menyatukan semua elemen masyarakat Papua

3 Oktober 2021 | 16.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesepak bola legendarIs Indonesia Rully Rudolf Nere (kanan) dan Bupati Jayapura Mathius Awoitouw (kiri) membawa obor api PON Papua setibanya di Dermaga Kalkhote, Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu, 2 Oktober 2021. ANTARA/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Olahraga Nasional atau PON kali ini diadakan di Papua. Saat ini PON sudah yang ke-20 kalinya diselenggarakan di Indonesia. Salah satu hal yang menarik dari perhelatan olahraga akbar se-Indonesia ini yaitu obor PON yang dibuat menyerupai tifa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tifa, alat musik kebanggaan Bumi Cenderawasih, merupakan alat musik tradisional yang mampu menyatukan semua elemen masyarakat. Desain kreatif obor, tungku, dan lentera api PON Papua yang unik dan menggambarkan kekayaan budaya tanah Papua.

 

Berdasarkan indonesia.go.id, pada obor PON Papua tersebut diselipkan ornamen yang berisi simbol-simbol yang terinspirasi dari kekayaan alam Papua. Salah satu bentuk ornamennya terdapat warna kuning yang menyimbolkan kemakmuran dan kejayaan wilayah gunung dan pantai.

 

Obor tifa inilah yang menyalakan api di kalderon Stadion Lukas Enembe, sebagai simbol semangat para atlet daerah meraih prestasi sepanjang PON Papua berlangsung. Alat musik tradisional tifa terdapat pada kebudayaan masyarakat Papua dari wilayah pesisir, daratan rendah, hingga daerah pegunungan di Tanah Papua.

 

Dipilihnya obor model tifa karena alat perkusi tradisional Papua ini mencangkup filosfi dan kebudayaan masyarakat setempat. Pada obor tersebut terdapat berbagai ukiran motif asli Papua.

 

Bentuk yang unik dari obor ini hasil desain dari sosok bernama Reza Pamungkas. Ia mengaku desain model tifa ini dibuat melalui pengkajian mendalam, terutama dengan melibatkan antropolog dan kurator muda dari museum Universitas Cenderawasih Enrico Kondologit.

 

Menurutnya ada tiga makna penting di dalam obor berbentuk tifa ini, terutama menyangkut kehidupan sehari-hari orang Papua dan bagaimana menyatukan perbedaan dengan mendengar bunyi tabuhan tifa yang memanggil orang untuk berkumpul merayakan pesta kemenangan maupun perdamaian.

 

Enrico mengungkapkan, selama ini ada salah persepsi di masyarakat seolah tifa hanya dipakai di wilayah pegunungan. Sebenarnya tifa juga dipakai mulai dari masyarakat Papua di wilayah pantai hingga pegunungan terutama di daerah Pegunungan Bintang. Sejak 2010, tifa sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda.

 

GERIN RIO PRANATA 

Baca juga:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus