Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Handuk putih di wembley

Tim witherspoon mengalahkan frank bruno pada ronde ke-11 dalam pertandingan tinju kelas berat versi wba di stadion wembley, london. sejumlah suporter kecewa dan mengamuk. (or)

26 Juli 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HURU-HARA pun pecah begitu diumumkan bahwa pertandingan itu dimenangkan oleh sang juara bertahan dari Amerika Serikat, Tim Witherspoon. Sejumlah suporter yang kecewa melemparkan botol, kursi, dan uang logam ke atas ring. Sejumlah orang cedera. Untung, polisi cukup sigap mengamankan ring, dan berhasil menangkap 26 perusuh, sehingga peristiwa yang memalukan di Stadion Wembley, London, Sabtu pekan lalu, itu tak berlanjut. "Syukur, polisi Inggris sigap bertindak," puji Don King, promotor pertandingan itu. Sekitar 42.000 penonton Inggris malam itu memang pantas kecewa. Betapa tidak, sejak bel ronde pertama berbunyi, jago mereka, Frank Bruno, 24, seperti sudah di atas angin saja. Dengan senjata jabjab-nya yang tajam, ia betul-betul menguasai pertandingan. Malah di ronde ke-7 berkat senjata andalan itu, mata kiri juara dunia Tim Witherspoon kelihatan bengkak. Ribuan penonton, yang seakan tak henti-hentinya meneriakkan "Bruno ... Bruno ...", sudah begitu yakin bahwa malam itu Inggris akan memiliki lagi seorang juara dunia kelas berat setelah hampir 90 tahun lepas. Tapi, dengan begitu cepat, impian itu lenyap. Ketika di akhir ronde ke-11, sebuah pukulan kanan menyilang yang keras dari Witherspoon mendarat di dagu juara Inggris itu, yang segera membuatnya terhuyung-huyung. Dengan cepat, Witherspoon memanfaatkan situasi dan memberondong lawannya dengan pukulan kiri-kanan ke kepala sang penantang. Wasit Isidro Rodriguez dari Venezuela segera memisahkan kedua petinju, dan mulai menghitung Bruno, yang terduduk di pojok ring. Tapi sebelum hitungan selesai, ofisial Frank Bruno sudah melempar sehelai handuk putih ke atas sebagai tanda petinjunya menyerah kalah. Witherspoon petinju asal Philadelphia, Amerika Serikat, yang kini berusia 28 tahun itu mula-mula muncul menjadi juara dunia versi WBC, tiga tahun yang lalu, setelah kursi juara itu kosong karena ditinggalkan oleh Larry Holmes yang berpindah ke IBF. Tapi baru beberapa bulan dia di sana sudah dikalahkan oleh petinju senegerinya, Pinklon Thomas. Setelah itu Witherspoon pindah ke WBA dan jadi juara. Selain itu, menjelang pertarungan, sang juara kelihatan terlalu gembrot, dengan gerakan yang tampak lamban. Bobotnya memang sampai 106 kg, yang berarti lebih 4 kg dari berat idealnya selama ini, 101,6 kg. Sebaliknya, Bruno juara Eropa sejak 1985 dikabarkan dalam kondisi puncak. Petinju berkulit hitam dengan otot-otot menonjol itu mulai dikenal ketika menjadi juara amatir Inggris pada 1979. Kemudian, setelah menjadi petinju pro, dia dikenal sebagai juara KO, karena dari 29 penantangnya, 27 dikalahkannya dengan KO, malah 9 di antaranya dia pukul jatuh di ronde pertama. Tak aneh kalau penggemar tinju Inggris begitu yakin, kali ini petinjunya itu akan jadi juara dunia, peristiwa yang pernah terjadi Maret 1897 ketika petinju kelas berat mereka, Bob Fitzsimmons, menjadi juara dunia. Tapi dua tahun kemudian gelar itu lepas, dan sejak itulah tak pernah lagi petinju kelas berat Inggris yang mampu menduduki tempat paling terhormat di dunia tinju itu. Maka, sekarang untuk menyambut munculnya sang juara, 42.000 penonton pun berjubel ke Stadion Wembley, membeli semua tiket yang berharga Rp 35.000 sampai Rp 190.000. Ketika harapan itu berantakan, penonton Inggris yang fanatik itu pun marah. "Saya harap saya tak mengecewakan rakyat Inggris," kata Bruno setelah kekalahannya. Sedangkan manajernya, Terry Lawless menjawab pertanyaan koresponden TEMPO di London, Adi Pradana, berkata, "Bruno kalah karena kecolongan di ronde ke-11, dan kesempatan itu dimanfaatkan betul oleh Witherspoon. Tapi saya rasa dia belum tamat. Dia 'kan masih muda." Amran Nasution

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus