Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gelandang serang Tim Nasional Perancis era 80-an, Michel Platini hari ini, 21 Juni, berusia 66 tahun. Ia adalah salah satu legenda sepak bola yang tampil mencorong di lapangan, tapi kemudian menempuh jalan kelam saat bertugas sebagai administrator sepak bola.
Platini menjadi salah satu legenda sepak bola Italia di klub Juventus. Ia memiliki pengaruh yang cukup besar di klub tersebut dalam mengantarkan sejumlah prestasi Si Nyonya Besar.
Michel Platini lahir pada 21 Juni 1955 di Jœuf, Prancis. Michel merupakan pemain Prancis yang memiliki darah Italia dari kedua orang tuanya. Bakat sepakbolanya mengikuti jejak sang ayah yang juga bermain untuk klub AS Nancy—klub yang menjadi tempat Michel memulai karir profesionalnya.
Penampilan perdananya bersama Nancy, Michel membuat kesan baik untuk klubnya tersebut dengan mencatatkan namanya di papan skor sebanyak tiga kali ketika melawan Wittelsheim pada 1972. Dengan penampilannya tersebut, Michel bertarung dengan rekam setimnya untuk mendapatkan tempat utama di skuad Nancy kala itu.
Besar bersama klub tersebut, Michel juga sering dibekap cedara mulai dari cedera pergelangan kaki dan mengalami patah tulang ganda pada Maret 1974. Namun, ia mampu bangkit dan menjelma menjadi pemain penting untuk klub tersebut. Selama 7 musim di Nancy, Michel telah membuat 181 kali penampilan dengan koleksi 98 gol.
Usai kontraknya habis di Nancy, banyak tim-tim besar Eropa kala itu seperti Internazionale atau Inter Milan, hingga Parist-Saint Germain yang ingin memakai jasanya. Namun, Michel lebih memilih pindah ke Saint-Étienne. Bersama Les Verts—julukan Saint-Étienne—Michel menandatangani kontrak selama tiga tahun. Berharap bisa memenangkan Piala Eropa bersama Saint-Étienne, hal ini akhirnya tidak bisa ia rasakan hingga di penghujung karirnya bersama Les Verts. Namun Michel mampu memberikan kontribusi ketika ia membawa Saint-Étienne meraih piala liga pada 1981.
Setelah kontraknya habis dengan Saint-Étienne, Michel hijrah ke Italia dan bergabung bersama Juventus. Musim pertamanya bersama La Vecchia Signora, ia mampu meraih gelah Coppa Italia. Kesuksesannya dalam meraih gelar juara kembali berlanjut di musim berikutnya setelah ia mampu memberikan kontribusinya dalam meraih gelar bersama Juventus.
Bersama Juventus, ia mampu meraih gelar Serie A pada musim 1983-1984 dan 1985-1986. Bahkan di kancah Internasional ia juga memberikan gelar juara Piala Interkontinental pada 1985.
Lebih lanjut, mimpi Michel Platini untuk memenangkan Piala Eropa terwujud setelah menang melawan Liverpool pada 1985. Dengan banyaknya gelar yang ia berikan kepada klub, Michel sempat meraih penghargaan Baloon d’Or selama tiga tahun berturut-turut (1983, 1984, dan 1985).
Setelah pensiun, Michel Platini sempat menjadi pelatih tim nasional Prancis selama empat tahun. Pada 2007, ia menjadi mantan pemain pertama yang terpilih sebagai presiden Persatuan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA). Dia juga memegang posisi ketua Komite Teknis dan Pengembangan FIFA dan wakil presiden Federasi Sepak Bola Prancis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada 2015, ia diselidiki Jaksa Swiss karena disebutkan telah menerima "uang kesetiaan" dari presiden FIFA Sepp Blatter yang terlibat korupsi. Ia kemudian dinyatakan bersalah telah melakukan pelanggaran etik oleh Komite Etik Independen FIFA. Ia dilarang terlibat dalam sepak bola hingga 2023.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Cristiano Ronaldo Jadi Pencetak Gol terbanyak Euro Lewati Rekor Michel Platini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini