Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Turnamen bulu tangkis Indonesia Open 2024 memasuki babak final pada Minggu, 9 Juni 2024. Tidak ada wakil tuan rumah yang mentas dalam partai puncak ajang yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 19 wakil Indonesia berguguran, termasuk para unggulan, salah satunya tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung. Atlet berusia 24 tahun itu ditaklukan wakil Cina Wang Zhi Yi pada babak perempat final dengan skor 8-21, 18-21.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jorji, sapaan akrabnya, mengaku tampil dalam tekanan pada pertandingan tersebut. Ekspektasi yang begitu tinggi membuat dia justru tidak bisa mengendalikan emosi di lapangan sehingga permainan terbaiknya tidak keluar.
"Karena ini delapan besar, aku bertarget untuk masuk semifinal kayaknya, jadi aku rasa pressure itu ada di diri aku dan dengan kekalahan game pertama yang cukup jauh, aku rasa itu membuat percaya diri lawan semakin tinggi," ujar dia saat ditemui di area mixed zone Istora Gelora Bung Karno, Jumat, 7 Juni lalu.
Pelatih tunggal putra Irwansyah mengungkapkan hal senada. Dua anak asuhnya yang merupakan unggulan tuan rumah, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, harus terhenti di babak awal. Ginting lebih dulu gugur usai dikalahkan atlet Jepang Kenta Nishimoto di babak 32 besar dengan skor 21-17, 11-21, 8-21. Sementara itu, Jonatan tersingkir di babak 16 besar menyusul kekalahan atas wakil Malaysia Leong Jun Hao 13-21, 21-16, 12-21.
Menurut Irwansyah, kegagalan anak asuhnya menampilkan performa terbaik di Indonesia Open 2024 karena masalah mental. Semakin dekatnya gelaran Olimpiade mempengaruhi mental para atlet yang akan mewakili negaranya di sana. Hal itu juga yang dialami Ginting dan Jonatan sebagai salah satu wakil Indonesia pada cabang olahraga bulu tangkis. Dia mengaku bakal fokus membenahi aspek tersebut agar saat Olimpiade nanti mereka bisa mencapai puncak performanya.
"Menurut saya, sekarang itu bukan siapa lagi yang main bagus di lapangan karena levelnya sudah sama semua, tetapi lebih ke siapa yang bisa keluar dari tekanan. Jadi, memang terus kami evaluasi bagaimana ke depannya supaya lebih bagus. Semakin dekat ke Olimpiade tekanan itu semakin tinggi, tetapi Insya Allah saya yakin bisa," ucap dia saat ditemui di area mixed zone Istora Gelora Bung Karno, Rabu, 5 Juni lalu.
Permasalahan psikologis yang dialami para unggulan Indonesia turut diakui oleh Manajer Tim AdHoc PBSI Armand Darmadji. Menurut dia, hal tersebut menjadi faktor yang membuat wakil tuan rumah berguguran. Ia bakal mengevaluasi masalah psikologis atletnya sebelum bertanding di Olimpiade Paris 2024. "Memang mereka (unggulan Indonesia) yang selama ini kami maintain, kami tuntun, agak kami rem terus kami kendorkan. Ternaya ada efek di faktor psikologi mereka yang tetap kami harus cover untuk didampingi terus," ujar dia di Istora Gelora Bung Karno, Sabtu, 8 Juni lalu.
"Kami sudah rapat internal, sudah ada suatu perintah dari ketua untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan kami sudah rapatkan dengan seluruh pelatih. Sebulan ke depan akan melakukan simulasi (Olimpiade Paris 2024) di internasl PBSI," kata Armand menambahkan.
Sebanyak enam wakil bakal turun pada pertandingan cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Paris 2024. Mereka adalah tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, tunggal putra Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, ganda putri Apriyani Rahayu / Siti Fadia Silva Ramadhanti, ganda putra Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto, dan ganda campuran Rivo Rivaldy / Pitha Haningtyas Mentari.