Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Khabib Nurmagomedov menghadapi ujian terberat dalam karirnya di UFC 254 ketika menghadapi Justin Gaethje dalam partai utama di Fight Island, Abu Dhabi, akhir pekan ini. Dengan memiliki dasar seni bela diri gulat, Khabib harus bersiap menghadapi serangan petarung asal Amerika Serikat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khabib datang dengan rekor belum terkalahkan dalam partai utama UFC 254. Latar belakang ilmu gulat Gaethje telah memberi harapan bahwa Khabib bisa dikalahkan. Pelatih Khabib, Javier Mendez, mengatakan bahwa Khabib harus menggunakan serangan ilmu ground fight serupa untuk mengantisipasi serangan lawannya tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Justin Gaethje mengenal gulat sejak usia empat tahun. Minatnya terasah di sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Ia juga masuk dalam daftar Hall of Fame Universitas Northern Colorado Athletics lantaran prestasinya di pergulatan. Dengan modal teknik tersebut, Gaethje dikenal dengan petarung Mixed Martial Arts (MMA) dengan pukulan dan tendangan mematikan.
Meski begitu, Javier Mendez yakin Nurmagomedov, yang berhasil mengalahkan Conor McGregor pada 2018, dapat beradaptasi dengan semua teknik lawan ketika pertarungan berlangsung. "Jika Justin bisa mengeluarkan tekniknya, dia pasti akan menjadi ujian terberat kami," kata dia, dikutip dari The Sun, 21 Oktober 2020.
Menurut pemilik American Kickboxing Academy itu, "Dia (Justin Gaethje) adalah penendang kaki yang hebat, dia adalah penendang kaki terhebat yang pernah saya lihat di semua petarung UFC yang pernah saya saksikan. Namun, ini adalah MMA dan Khabib telah berlatih untuk MMA, bukan bergulat."
Jika Gaethje bisa menghentikan andalan Khabib, yaitu teknik grappling atau kuncian, maka Khabib masih bisa melancarkan serangan lainnya. "Dia lebih baik daripada saat dia melawan Conor sehingga dia bisa beradaptasi dengan apa pun," kata Mendez.
Khabib berada dalam misi untuk mempertahankan gelar yang akan menandai pertarungan pertama tanpa dukungan dari ayahnya, Abdulmanap, yang meninggal akibat Covid-19. Menurut Mendez, bintang UFC berusia 32 tahun itu akan tetap bertarung dengan motivasi tinggi. "Saya pelatihnya dan temannya, dia hanya punya satu ayah dan hanya itu. Saya melakukan bagian saya sebagai pelatih dan temannya," kata dia.