Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Debut Jeka Saragih Langsung Menang KO di Oktagon UFC

Petarung MMA, Jeka Saragih, menang KO dalam laga debutnya di Ultimate Fighting Championship. Ajang pembuktian kemampuannya.

3 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Petarung seni bela diri campuran (MMA) Indonesia, Jeka Saragih, meraih kemenangan cepat dalam debutnya d Ultimate Fighting Championship (UFC) di Nevada, Amerika Serikat, Ahad, 19 November lalu.

  • Jeka menang knockout atas petarung MMA dari Brasil, Lucas Alexander, dalam waktu 91 detik.

  • Kemenangan Jeka membuktikan bahwa dia layak bertarung di UFC Apex dan menepis keraguan banyak orang akan kemampuannya.

PETARUNG seni bela diri campuran (MMA) Indonesia, Jeka Saragih, langsung menyergap Lucas Alexander yang terjatuh di lantai oktagon setelah melancarkan tendangan kaki kiri. Jeka sengaja melepaskan jepitan lengannya pada kaki kanan Alexander agar petarung MMA asal Brasil itu bisa berdiri. Namun ia tak membiarkan Alexander begitu saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jeka mengejar sambil melayangkan dua pukulan kombinasi. Satu pukulan tangan kanannya telak mengenai wajah Alexander sehingga lawannya itu terduduk menyandar di jaring oktagon. Dua pukulan lagi didaratkan Jeka ke muka Alexander sebelum wasit menariknya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam debutnya di Ultimate Fighting Championship atau UFC di arena UFC Apex di Enterprise, Las Vegas Valley, Nevada, Amerika Serikat, Ahad dinihari, 19 November lalu, itu Jeka menang knockout dalam waktu 91 detik. Laga Jeka versus Alexander di kelas tangkapan itu merupakan pertandingan pendahuluan untuk laga utama di kelas menengah antara mantan juara Legacy Fighting Alliance, Brendan Allen, dan petarung Skotlandia, Paul Craig. Laga utama itu bertajuk UFC Fight Night 232. 

Kemenangan petarung MMA yang lahir di Bah Pasussang, Simalungun, Sumatera Utara, 3 Juli 1995, itu juga membuat sejarah. Jeka menjadi orang Indonesia pertama yang tampil di UFC dan langsung memetik kemenangan. Sebenarnya, pada hari itu, Jeka dijadwalkan bertanding melawan Jesse Butler, tapi batal karena Butler mengalami cedera. Jeka kemudian dijadwalkan ulang melawan Charlie “The Cannibal” Campbell, tapi batal lagi karena Campbell mengundurkan diri.

Alexander juga membutuhkan lawan baru setelah David Onama yang dijadwalkan menjadi lawannya menarik diri dari pertarungan. Jeka adalah runner-up Road to UFC—turnamen untuk petarung MMA teratas Asia yang memperebutkan kontrak UFC. Ia kalah dalam pertarungan di kelas ringan Road to UFC melawan Anshul Jubli dari India. Presiden UFC Dana White menilai Jeka memiliki teknik yang bagus sehingga mengontraknya. “Manajemen UFC melihat saya punya potensi. Kemenangan ini membuktikan saya layak masuk UFC,” kata Jeka saat dihubungi pada Selasa, 28 November lalu.

Kemenangan itu, Jeka menjelaskan, merupakan pembuktian kualitasnya sebagai petarung MMA terbaik Indonesia. Pria yang bertinggi badan 172 sentimeter ini menyebutkan kemenangan terhadap Alexander sebagai bukti bahwa dia layak berada di panggung UFC. “Saya ingin membungkam orang yang bilang saya masuk UFC karena lobi-lobian,” tutur Jeka. Kekalahan atas Jubli membuat publik meragukan kemampuan Jeka. Petarung India itu mengalahkan Jeka dengan technical knockout di ronde kedua.

Jeka bercerita, kekalahan dari Jubli sempat membuatnya terpuruk secara mental. Berbagai komentar miring di media sosial membuatnya makin tidak berfokus melanjutkan karier. Meskipun kontrak dari pihak UFC tak terjalin, Jeka malah mendapat komentar lebih pedas lagi bahwa ia tidak layak mewakili Indonesia. “Banyak orang Indonesia yang mem-bully dan menjatuhkan saya. Banyak yang bilang sombong. Komentar di Internet itu tidak layak dibaca,” dia mengungkapkan.

Meski mendapat cacian, Jeka bertekad membuktikan bahwa dia layak meraih kontrak sebagai petarung di oktagon UFC Apex. Ia pun berlatih keras selama lima bulan untuk bersiap menghadapi laga debutnya. “Mulai latihan itu Juli sampai pertandingan,” ucapnya. Ia berlatih di bawah bimbingan pelatih utama Marc Fiore di MMA Fight Academy, San Diego, California, Amerika Serikat. Fiore adalah mantan pelatih legenda UFC, Matt Hughes dan Robbie Lawler.

Selain diasah oleh pelatih Fiore, Jeka mendapat tempaan dari pelatih Jack Buracker. Jika Fiore adalah bekas pelatih gulat, Buracker adalah pemegang sabuk hitam jujitsu yang belajar MMA dari ikon UFC, B.J. Penn. “Di MMA Fight Academy di San Diego, saya dilatih beberapa pelatih dengan basic berbeda. Salah satunya muay Thai,” ucap Jeka. “Ada juga pelatih inti, Pak Fiore, yang melatih MMA,” katanya.

Jeka menceritakan masalah yang muncul menjelang laga antara dia dan Alexander. Alexander tidak bisa memenuhi batas berat kelas bulu saat penimbangan badan. Alexander berbobot 67 kilogram alias satu kilogram lebih berat daripada batas kelas bulu, 66 kilogram. Duel pun terancam batal terlaksana bila Jeka tak menerima pertarungan di kelas tangkapan. Jeka punya hak menolak bertanding, tapi akhirnya tetap bertarung. Alexander pun terkena denda, yakni 20 persen bayarannya bakal diberikan kepada Jeka.

Menghadapi lawan yang berbobot di atasnya, otomatis Jeka harus menghadapi tantangan lain, yaitu lawan yang bertubuh lebih besar. Namun, menurut Jeka, pertandingan mesti tetap berlangsung karena latihannya sudah maksimal, sehingga tidak jadi masalah bertanding di kelas berbeda. “Saya sudah termotivasi dalam latihan sehingga sepanjang pertandingan saya nikmati betul. Walaupun harus babak-belur, saya bertekad memulai debut di UFC dalam membuktikan kemampuan.”

Jeka tetap bakal berfokus di kelas bulu 66 kilogram pada laga selanjutnya. “Saya belum ada niat ganti kelas. Tetap di situ. Tergantung dari manajer saya nantinya,” dia mengungkapkan. Jeka kini masih memiliki empat kontrak tersisa dengan pihak UFC. Ia bakal menantikan laga selanjutnya sambil mempersiapkan diri buat berlatih kembali bersama Fiore di San Diego. “Target saya ke depannya harus sapu bersih semua kemenangan. Biar karier saya lebih baik lagi,” ucap Jeka.

Selepas kemenangan Jeka melawan Alexander, pihak UFC memuji penampilan Jeka dalam laga debutnya. Selain itu, Jeka mendapat Bonus Award: Performance of the Night atas kemenangan KO-nya. Besaran bonus itu US$ 50 ribu. “Meraih kemenangan pertama UFC dengan KO pada ronde pertama adalah hal yang diinginkan, dan Jeka Saragih sangat bahagia dengan kemenangannya atas Lucas Alexander,” tulis UFC dalam situs resminya.

Lebih lanjut, UFC menulis, “Setelah sedikit kemelut, Saragih memanfaatkan kelengahan Alexander dan benar-benar menghajarnya. Serangan itu membuat Alexander roboh dan mengakhiri pertarungan dengan cepat. Terbukti, Saragih mempunyai kekuatan nyata dan dia akan membuat gebrakan di oktagon.” Selain itu, UFC menyebut kekuatan Jeka menjadi penentu kemenangan petarung asal Simalungun itu. 

“Kekuatan Jeka Saragih menjadi pengubah permainan dan petarung kelas bulu asal Indonesia itu menunjukkannya pada laga hari Sabtu itu,” tulis UFC lagi dalam artikel wawancara pemenang. “Lucas Alexander terus menekan sejak awal ronde pertama dan petarung Brasil itu terpeleset. Ketika Alexander berdiri, Saragih melepaskan pukulan kanan yang membuat lawannya terkapar di pagar. Pukulan lanjutnya hanya bersifat teoretis, karena Alexander sudah tumbang, membuat Saragih meraih kemenangan pertama di UFC,” tulis UFC.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Pembuktian Jeka di Oktagon UFC"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus