ABDUL Kadir, 30 tahun, kiri luar PSSI adalah salah seorang
pemain yang diperiksa polisi sehubungan kasus suap dalam
Turnamen Merdeka Games di Kuala Lumpur, Juli lalu. Ia
diinterogasi di Kodak Metro Jaya selama 1 jam. Ia lupa tanggal
pemeriksaannya. Setela menandatangani berita acara pemeriksaan,
ia cuma diperiksa 1 kali, setelah itu tidak pernah dipanggil
lagi.
Kadir, sehari-hari adalah karyawan Pertamina, ketika ditemui
kepala biro TEMPO, Dahlan Iskan di Mess Anggerek milik klub
Assyabab di Surabaya tidak mau membuka mulut untuk membenarkan
maupun membantah masalah suap yang menghebohkan itu.
Ia cuma mengatakan bahwa isyu suap itu muncul setelah PSSI
dikalahkan tim Irak 4-0. "Waktu itu permainan memang sangat
jelek," kata Kadir. Dalam pertandingan sebelumnya PSSI
mengalahkan Suriah (1-0) dan Jepang (2-1). "Merosotnya permainan
malam itu, menurut pendapat saya erat kaitannya dengan peristiwa
yang terjadi beberapa saat sebelum turun ke lapangan. Yakni,
pembagian uang harian yang dilakukan oleh manajer tim, pak Acub
Zainal. Jumlahnya 6 ringgit Malaysia sehari. Pak Acub waktu
memberikan uang itu mengatakan bahwa hanya itulah yang diberikan
untuk pemain. Kontan saja, anak-anak jadi lemas."
Kadir tampak sangat menyesalkan ucapan Acub Zainal itu. Karena
secara psikologis menjatuhkan mental anak-anak. "Tokh, kalau
memang tidak ada uang tambahan lagi, jangan dibagikan waktu
itu. Biarkanlah pertandingan selesai dulu. Jadi sekiranya kami
kecewa, pertandingan sudah berakhir," lanjut Kadir. "Apalagi
kenyataannya kami tidak hanya menerima yang enam ringgit per
hari itu saja." Ia tidak menyebut jumlah tambahan yang
diterimanya.
Kadir yang hanya duduk di bangku cadangan ketika melawan tim
Irak tampak tersinggung sekali oleh tuduhan suap yang antara
lain dialamatkan pada dirinya. "Hati saya sakit sekali dituduh
menerima suap itu," ujarnya. "Untuk membuktikan siapa-siapa yang
kena suap gampang saja. Tangkap cukongnya, dan tanyakan kepada
dia siapa-siapa yang diberinya uang. Pasti saya tidak termasuk
di dalamnya."
Menurut Kadir, ia dicurigai mungkin lantaran ia berbicara di
koran-koran. "Padahal saya berbicara itu untuk membela diri
pribadi," tambahnya.
Berbeda dengan Kadir, pemain lain tampak sungkan menyuarakan
pendapat. Nobon, misalnya. Ia tampak mengelak dan memilih tutup
mulut ketika dihubungi oleh Kepala Biro TEMPO di Medan, Zakaria
M Passe untuk mengetahui duduk persoalan. Yang angkat bicara
hanya Ketua Umum PSMS, A. Wahab Abdy. "Tak mungkin Nobon
terlibat," katanya. "Saya yakin ia tak akan mau berbuat begitu."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini