Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kadir Menantang

Abdul Kadir, 30, kiri luar PSSI membantah tuduhan menerima suap dalam turnamen Merdeka Games di Kuala Lumpur, ketika tim PSSI dikalahkan oleh tim Irak. Ia dicurigai karena sering berbicara di koran-koran. (or)

7 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ABDUL Kadir, 30 tahun, kiri luar PSSI adalah salah seorang pemain yang diperiksa polisi sehubungan kasus suap dalam Turnamen Merdeka Games di Kuala Lumpur, Juli lalu. Ia diinterogasi di Kodak Metro Jaya selama 1 jam. Ia lupa tanggal pemeriksaannya. Setela menandatangani berita acara pemeriksaan, ia cuma diperiksa 1 kali, setelah itu tidak pernah dipanggil lagi. Kadir, sehari-hari adalah karyawan Pertamina, ketika ditemui kepala biro TEMPO, Dahlan Iskan di Mess Anggerek milik klub Assyabab di Surabaya tidak mau membuka mulut untuk membenarkan maupun membantah masalah suap yang menghebohkan itu. Ia cuma mengatakan bahwa isyu suap itu muncul setelah PSSI dikalahkan tim Irak 4-0. "Waktu itu permainan memang sangat jelek," kata Kadir. Dalam pertandingan sebelumnya PSSI mengalahkan Suriah (1-0) dan Jepang (2-1). "Merosotnya permainan malam itu, menurut pendapat saya erat kaitannya dengan peristiwa yang terjadi beberapa saat sebelum turun ke lapangan. Yakni, pembagian uang harian yang dilakukan oleh manajer tim, pak Acub Zainal. Jumlahnya 6 ringgit Malaysia sehari. Pak Acub waktu memberikan uang itu mengatakan bahwa hanya itulah yang diberikan untuk pemain. Kontan saja, anak-anak jadi lemas." Kadir tampak sangat menyesalkan ucapan Acub Zainal itu. Karena secara psikologis menjatuhkan mental anak-anak. "Tokh, kalau memang tidak ada uang tambahan lagi, jangan dibagikan waktu itu. Biarkanlah pertandingan selesai dulu. Jadi sekiranya kami kecewa, pertandingan sudah berakhir," lanjut Kadir. "Apalagi kenyataannya kami tidak hanya menerima yang enam ringgit per hari itu saja." Ia tidak menyebut jumlah tambahan yang diterimanya. Kadir yang hanya duduk di bangku cadangan ketika melawan tim Irak tampak tersinggung sekali oleh tuduhan suap yang antara lain dialamatkan pada dirinya. "Hati saya sakit sekali dituduh menerima suap itu," ujarnya. "Untuk membuktikan siapa-siapa yang kena suap gampang saja. Tangkap cukongnya, dan tanyakan kepada dia siapa-siapa yang diberinya uang. Pasti saya tidak termasuk di dalamnya." Menurut Kadir, ia dicurigai mungkin lantaran ia berbicara di koran-koran. "Padahal saya berbicara itu untuk membela diri pribadi," tambahnya. Berbeda dengan Kadir, pemain lain tampak sungkan menyuarakan pendapat. Nobon, misalnya. Ia tampak mengelak dan memilih tutup mulut ketika dihubungi oleh Kepala Biro TEMPO di Medan, Zakaria M Passe untuk mengetahui duduk persoalan. Yang angkat bicara hanya Ketua Umum PSMS, A. Wahab Abdy. "Tak mungkin Nobon terlibat," katanya. "Saya yakin ia tak akan mau berbuat begitu."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus