DUA orang Rusia -- satu pemegang paspor Uni Soviet dan satu
lagi pelarian -- kembali akan bertarung di papan catur. Mereka
adalah Anatoly Karpov, penyandang predikat juara dunia, dan
Korchnoi yang baru saja mendapatkan tiket penantang gelar untuk
kali kedua, sesudah tahun 1978.
Kali ini Korchnoi diduga akan menaik diri dari gelanggang
perebutan gelar. Dalam suatu wawancara telepon Kantor Berita
Prancis, AFP, ia menyebut kondisi sekarang tidak adil. "Karpov
tinggal bersama keluarganya. Putra saya, Igor, berada di
penjara," katanya. "Pertandingan dapat dilaksanakan pada
waktunya hanya setelah Pemerintah Soviet membebaskan Igor dan
memperbolehkan famili saya meninggalkan negeri itu."
Korchnoi, 49 tahun, menambahkan semua pihak yang ingin
menyelenggarakan pertandingan perebutan gelar ini terlebih dulu
harus mengusahakan keluarganya keluar dari Uni Soviet. Ia
sendiri bermaksud minta bantuan pada Presiden Amerika Serikat,
Ronald Reagan, untuk "menekan" Kremlin dalam hal ini. "Semua
saluran akan digunakan," lanjutnya. Reagan belum menanggapi
keinginan Korchnoi itu.
Korchnoi kini menetap di kota Wohlen, Swiss, dan sekaligus
memilih jadi warganegara sana. Ia minggat dari Uni Soviet ketika
mengikuti turnamen catur IBM 1976 di Amsterdam. Ia mengaku di
Uni Soviet dirinya selalu dibayangi intel gara-gara mengritik
tajam Persatuan Catur Soviet yang mengagungkan Karpov.
Setelah hijrah ke Barat prestasi Korchnoi makin meroket. Ia
berhasil menempatkan diri sebagai penantang gelar untuk pertama
kali selepas menundukkan bekas juara dunia Boris Spassky dari
Uni Soviet dalam turnamen kandidat di Beograd, Yugoslavia,
Januari 1978. Tapi Korchnoi gagal meraih gelar. Ia dikalahkan
Karpov, juara bertahan, di Baguio City, Filipina, dalam suatu
pertandingan catur paling kontroversial sembilan bulan kemudian.
Waktu itu Korchnoi menuduh Karpov dilengkapi Pemerintah Soviet
dengan ahli hipnotis, Dr. Vladimir Zoukhar, yang menyebabkan
konsentrasinya jadi terganggu. Ia mungkin benar. Seperti terbaca
pada notasi pertandingan penentuan, partai ke-32, Korchnoi empat
kali menggerakkan Kuda yang sama dalam sepuluh langkah, dan
memerlukan tempo untuk berpikir hampir dua jam. Tampak betapa
berbelitnya jalan pikiran sang penantang.
Ketika mengikuti Olympiade Catur di Buenos Aires, Argentina,
dua pekan setelah kekalahannya, Korchnoi meminta Federasi Catur
Internasional (FIDE) untuk membatalkan partai ke-32 yang
dianggapnya berlangsung tak wajar itu. Permintaan itu ditolak
FIDE.
Tak Kuat Lagi
Tapi Korchnoi tak putus asa. Ia mengadukan FIDE ke Pengadilan
Amsterdam. Tuduhannya FIDE telah merongrong dirinya dengan
mengizinkan Dr. Zouhkar menonton pertandingan, dan dengan
kekuatan telepatinya membantu Karpov. Mahkamah Agung (MA)
Belanda telah memberi mandat kepada Pengadilan Amsterdam untuk
mengadili perkara itu, dan sekaligus menolak anggapan FIDE yang
mengatakan Sistem peradilan Belanda tidak berhak mengadili kasus
itu sejak organisasi tersebut tidak lagi dipimpin oleh seorang
warga Belanda. Tidak disebutkan kapan perkara FIDE ini akan
disidangkan Pengadilan Amsterdam.
Pertandingan perebutan gelar di Baguio City itu berlangsung di
bawah kepengurusan Dr. Max Euwe dari Belanda. Tahun itu juga ia
digantikan oleh Frederik Olafsson dari Islandia.
Tiket penantang gelar kali ini diraih Korchnoi sesudah
mengungguli kandidat Robert Huebner dari Jerman Barat satu angka
dari delapan partai yang diselesaikan. Kedudukan 4« lawan 3«, dan
dua partai tunda. Semestinya pemenang adalah kandidat yang
terlebih dulu mengantungi angka 8« dari 16 partai yang
dijadwalkan.
Apa yang terjadi? Huebner ternyata sudah tak tahan melanjutkan
pertandingan. Diam-diam ia meninggalkan Merano, Italia, tempat
pertarungan berlangsung, kembali ke Jerman Barat dengan kereta
api malam. Dalam surat yang ditinggalkannya ia menyebut bahwa
otaknya sudah tak kuat lagi berpikir memainkan partai sisa.
Korchnoi, walau menang, tampak agak kecewa dengan sikap Huebner.
Menurut Korchnoi, partai ke-9 sebetulnya bisa berakhir remis.
Sedang partai ke-10 peluang untuk menang lebih besar baginya.
"Itulah makanya Huebner sampai mengundurkan diri," kata Korchnoi
Kota yang menjadi tuan rumah pertandingan perebutan gelar
1981 akan diumumkan FIDE pekan ini. Sejauh itu baru Las Palmas,
Spanyol yang menawarkan diri menjadi penyelenggara. Tampaknya
kurang antusias kota-kota sekarang ini dalam mempertemukan
Karpov dan Korchnoi. Keputusan akhir, menurut Sekjen FIDE Inneke
Baker, akan diserahkan kepada kedua pemain yang bersangkutan
untuk menentukan tempat yang mereka sukai. Karpov, 28 tahun,
belum bersuara mengenai soal tempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini