PROMOTOR Boy Bolang tampaknya harus bersiap-siap mencari calon penantang baru buat Ellyas Pical. Soalnya, penantang dari Jepang yang sudah diumumkannya bakal jadi lawan juara dunia kelas bantam yunior versi IBF itu, Shinobu Kawashima, telah mengumumkan rencana baru: akan mengundurkan diri dari ring tinju. Mula-mula, adalah manajer Kawashima, Hisashi Ikeda, yang memberitahukan rencana petinjunya itu kepada wartawan TEMPO di Tokyo, Seiichi Okawa: "Shinobu Kawashima tampaknya sudah tak tahan lagi pada cedera di kaki kirinya. Dan saya sudah menyetujui, jika memang bersikeras, ia bisa mengundurkan diri dari arena tinju," kata Ikeda, Senin malam pekan ini. Kawashima memang menderita patah tulang di jari kirinya, akibat tertimpa batu besar ketika sedang bekerja di sebuah kebun (TEMPO, 23 November). Gara-gara cederanya itu rencana pertarungan dengan Pical diundurkan dari rencana semula 14 Desember menjadi 24 Januari. Jadwal ini kemudian jadi penyebab pertentangan pendapat antara Boy dan Sihotang yang kemudian dinyatakan selesai pekan lalu, dengan penetapan jadwal baru 15 Februari 1986. Namun, rencana baru ini belum dirundingkan kembali dengan pihak lawan. Tapi yang jelas Kawashima, yang memang sudah "enggan" bertinju - terutama karena beberapa kekalahan yang dialaminya belakangan ini - telah mendesak manajer merangkap pelatihnya untuk memeriksakan kembali cedera di kakinya kepada tim dokter. Keras dugaan, seperti yang kerap kali dikeluhkan Kawashima kepada Ikeda, ia memang tak bisa lagi bertinju. "Tapi, saya masih mau mendengar keterangan pasti dari tim dokter tentang patah tulang jari Kawashima itu. Hanya atas persetujuan dokter, saya baru mau membawa petinju saya ke Jakarta nanti," kata Ikeda. Kamis pekan ini, hasil pemeriksaan itu akan diketahui. Dan sudah ada sikap pula di sasana Ikeda yang bermarkas di Kota Nara, sebelah tenggara Osaka itu, bahwa jika dokter menganjurkan istirahat panjang, bagaimanapun, Kawashima tak akan dibawa ke Jakarta. "Pokoknya, kami sama sekali tak berminat bertarung sekadar mencari uang. Kami juga mau menghidangkan pertandingan yang betul-betul, dan setelah itu, menang," kata Ikeda. Pendapat Ikeda ini didukung sepenuhnya oleh ayah Kawashima, Hironobu Kawashima, yang tinggal di Kota Kaifu, Pulau Shikoku, juga dekat Osaka. Bekas petinju ini malah memuji Ikeda sebagai manajer yang memperhatikan petinju, karena mau mendengarkan keluhan anaknya. "Saya sebenarnya mau anak saya bisa jadi juara dunia. Tapi, kalau hatinya memang sudah tak mau, saya juga akan mendukung dia dengan rencana hidup barunya," kata ayah dua anak itu. Menurut sang ayah, Kawashima, 20, setelah cedera, memang sudah pernah menyatakan keinginannya pensiun dari ring tinju dan berganti profesi menjadi pelatih di Ikeda Gym, sasananya sekarang ini. "Tapi, karena masih harus membicarakan soal itu kepada Ikeda, Kawashima belum mau mengumumkan rencananya tersebut. Itulah sebabnya, ketika Ikeda setuju, Hironobu amat gembira, karena semula ia menduga, Ikeda bakal menolak rencana anaknya itu. Lalu, siapa kelak pengganti Kawashima, kalau ia jadi mundur? "Saya serahkan pada Boy Bolang. Sebab, toh, kami belum terikat kontrak permanen," kata Ikeda. Di Jakarta, kabar dari calon lawan Pical itu disambut tenang oleh promotor Boy Bolang. "Tak ada masalah, kalaupun benar begitu sebab saya sendiri belum dengar langsung kabar itu dari Ikeda. Kita bisa cari penantang yang lain," kata Boy pendek ketika diberi tahu rencana Kawashima itu. Ia mengatakan belum membayar satu sen pun kepada penantang dari Jepang itu. "Saya memang mau Elly dapat dihadapkan lawan yang cukup kuat, setelah kasus Wayne Mulholland, dulu. Karena itu, atas persetujuan Pak Probo langsung saya pilih penantang nomor satu. Jika ini juga gagal, saya sudah kontak pada IBF untuk menghadapkan Pical dengan Franco Cherchi (penantang peringkat ketiga) dari Italia atau Cesar Polanco (penantang peringkat kelima) dari Puerto Riko," kata Boy. Promotor ini kembali menegaskan, pertarungan Ellyas Pical itu nanti sebagai pertandingan tinju terakhir yang dipromotorinya. "Dulu, semangat saya besar pada tinju pro Indonesia. Kini, hati saya sudah tak di sini lagi," ucap duda empat anak ini. Marah Sakti Laporan Seiichi Okawa (Tokyo) & Bunga Surawijaya (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini