Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kembali lewat krama judha

Pimpinan krama judha mengomentari perkembangan galatama dan keadaaan persepakbolaan indonesia.

18 Januari 1986 | 00.00 WIB

Kembali lewat krama judha
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
PAMOR sepak bola Indonesia dipertaruhkan lagi. Untuk tingkat Asia, kali ini, pengurus PSSI menunjuk juara Galatama (1985), Krama Yudha Tiga Berlian Galatama untuk bertarung memperebutkan gelar juara di Kejuaraan Antarklub se-Asia. Rabu pekan ini juga kejuaraan yang baru pertama kalinya diselenggarakan itu akan dimulai di Jeddah, Arab Saudi. Akan diikuti delapan klub kuat, antara lain dari Hong Kong, Korea Selatan, dan tuan rumah Arab Saudi, kejuaraan ini merupakan ajang ujian bagi klub baru Galatama. Adalah Sjarnoebi, 59, Presiden PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, agen tunggal mobil merk Mitsubishi, Jepang, yang berdiri di belakang klub ini ketika resmi berdiri Maret tahun lalu. Sebelumnya klub ini bernama Yamita Utama, dibubarkan pemiliknya, Pitoyo Haryanto, karena kesulitan dana. Dengan dana yang disiapkannya sekitar Rp 25 juta sebulan - sebagian diperolehnya dari perusahaan dan sebagian lagi dari usaha lain atau kantung pribadinya - klub ini akhirnya tampil sebagai juara dalam kompetiSi Galatama. Puaskah Sjarnoebi? Ketua Umum PSSI yang mundur setelah gagalnya tim PSSI di SEA Games XII di Singapura, dua tahun lalu, itu hanya tertawa. "Saya baru puas, kalau mereka bisa masuk semifinal di Jeddah, nanti. Pernah diduga patah arang dengan sepak bola, karena sebelum mundur ia memang habis-habisan dikecam, tokoh yang mengaku sudah "gila bola" sejak remaja ini bercerita kepada wartawan TEMPO Rudy Novrianto. Beberapa cuplikannya: Sudah dua tahun Anda turun dari jabatan Ketua Umum PSSI. Apa alasan hingga mau terjun lagi mengurusi bola? Ada dua alasan saya kira. Pertama, saya merasa terpanggil oleh situasi waktu itu: Yanita mau dibubarkan, padahal di situ berkumpul sejumlah pemain nasional. Suasana ini tentu memukul pengurus PSSI dan masyarakat penggemar sepak bola. Karena itu, saya memberanikan diri untuk ikut memecahkan persoalan. Alasan kedua, bisnis. Saya mau jadikan Krama Yudha Galatama sebagai alat promosi yang membawa bendera perusahaan kami. Tapi, keadaan Galatama belum juga berubah. Penonton hingga kini tetap saja tak begitu berminat menonton. Pendapat Anda. Ini memang akibat pengaruh kasus suap, yang tidak diselesaikan tuntas oleh pengurus PSSI. Masyarakat belum sepenuhnya pulih kepercayaan mereka pada Galatama. Kesan bahwa semua pertandingan di Galatama sudah diatur hasil atau skornya masih terus membekas. Memang sudah mulai ada perbaikan sejak Krama Yudha ikut. Tapi, karena ekonomi pun memang sedang sulit, sekarang, yah, penonton memang berpikir lebih penting mengurus dapur. Ada yang berpendapat, untuk mengatasinya perlu didatangkan pemain asing? Saya tidak sependapat. Kecuali kalau Galatama bisa sepenuhnya lepas dari PSSI dan jadi profesional murni. Itu pun masih harus ditilik dengan teliti manfaatnya. Sebab, saya, terus terang saja, memang tak begitu suka memakai pemain asing. Kalau pelatih asing? Nah, ini saya setuju. Dan untuk ini harus kita pilih pelatih yang mempunyai kualitas internasional. Agar dia bisa juga jadi pelatih kepala yang sekaligus melatih para pelatih kita. Minimal untuk ini saya kira kita perlu memakai untuk jangka waktu 3-5 tahun. Apakah faktor pelatih ini yang menyebabkan prestasi sepak bola kita menurun? Bukan, bukan itu saja. Ada banyak sebab. Tapi, salah satu, di antaranya sistem pembinaannya yang perlu diubah. Sekarang setelah di luar saya baru bisa lihat sistem bongkar-pasang itu memang keliru. Tapi, sudahlah, saya ggak enak berkomentar banyak. Sudah terlalu banyak orang yang memberi komentar. Masih minat jadi Ketua Umum PSSI? O, tidak. M.S.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus