Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

2 April 2024 | 10.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pencak silat dikenal sebagai bela diri yang mengakar di masyarakat. Sejak ratusan tahun lalu, seni bela diri tersebut menyebar dari rumpun melayu dan sekitarnya. Namun selain menyebar di masyarakat, sejumlah teknik dan jurus tidak diajarkan kepada semua kalangan. Beberapa diantaranya disebar terbatas untuk kalangan khusus.

Karena keunikan jurus dan tekniknya itulah, sebagia pencak silat hanya disebarkan di kalangan tertentu, misalnya kalangan keraton atau kalangan menak bangsawan. Namun dalam perjalanannya, teknik dan aliran bela diri tersebut mulai dibuka dan disebar di kalangan masyarakat umum. Kerahasiaan teknik dan jurus yang ratusan tahun di keraton-keraton dan pendopo akhirnya dibuka ke masyarakat yang lebih luas. 

Salah satu pencak silat yang dibuka ke khalayak umum tersebut adalah jurus-jurus dan teknik yang diwujudkan dalam perguruan Merpati Putih. Pada 2 April, 61 tahun yang lalu, Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong atau PPS Betako Merpati Putih secara resmi didirikan di Yogyakarta. Merpati Putih (MP) merupakan warisan peninggalan nenek moyang Indonesia yang awal mulanya adalah ilmu keluarga Keraton yang diwariskan secara turun-temurun. Berikut sekilas tentang berdirinya PPS Betako Merpati Putih.

Kilas Balik Berdirinya Merpati Putih

Dikutip dari Merpatiputihkarawang.org, Merpati Putih didirikan oleh Dua Guru Besar Poerwoto Hadi Poernomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) pada 2 April 1963. Keduanya diamanatkan oleh Ayahnya Saring Hadi Purnomo untuk membantu pengembangan pencak silat dalam rangka ikut serta menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.

Aliran pencak silat ini awalnya dimiliki oleh Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro. Kemudian diwariskan ke Bendara Pangeran Harya atau BPH Adiwidjojo sebagai Grat I. Namun, setelah Grat ketiga, R. Ay. Djojoredjoso ilmu yang diturunkan dibagi menjadi tiga berdasarkan spesialisasinya sendiri-sendiri.

Adapun pecahan dari aliran tersebut yaitu Merpati Putih, Gagak Samudro dan Gagak Seto. Gagak Samudro khusus untuk ilmu pengobatan, Gagak Seto khusus ilmu sastra. Sedangkan Merpati Putih dikhususkan untuk seni bela diri yang diturunkan kepada Gagak Handoko (Grat IV).

Dari Gagak Handoko inilah akhirnya turun temurun ke Saring Hadi Purnomo lalu ke Purwoto Hadi Purnomo dan Budi Santoso Hadi Poernomo menjadi PPS Betako Merpati Putih. Hingga saat ini, kedua saudara seperguruan lainnya itu tidak pernah diketahui keberadaan ilmunya dan masih terus dilakukan pencarian di tiap daerah di tanah air untuk disatukan kembali.

PPS Betako Merpati Putih juga berasal dari seni bela diri di keluarga keraton, termasuk di antaranya Pangeran Diponegoro. Adapun silsilah turunan arus PPS Betako Merpati Putih sebagai berikut.

1. BPH Adiwidjodjo : Grat-I

2. PH Singosari : Grat-II

3. R Ay Djojoredjoso : Grat-III

4. Gagak Handoko : Grat-IV

5. RM Rekso Widjojo : Grat-V

6. R Bongao Djojo : Grat-VI

7. Djo Premono : Grat-VII

8. RM Wongso Djojo : Grat-VIII

9. Kromo Menggolo : Grat-IX

10. Saring Hadi Poernomo : Grat-X

11. Poerwoto Hadi Poernomo dan Budi Santoso Hadi Poernomi : Grat-XI

Pewaris muda: Nehemia Budi Setiawan (putra Mas Budi) dan Amos Riono Tri Nugroho (putra Mas Poeng).

Lebih lanjut, nama Merpati Putih diambil dari falsafah Jawa yakni “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening” yang berarti mencari sampai mendapat kebenaran dengan ketenangan. Nama tersebut juga memiliki filosofi tersendiri bagi para anggota, yaitu dapat menyelaraskan hati serta pikiran dalam setiap perbuatan dan tindakan.

Seiring perkembangannya, ilmu Merpati Putih ditumbuhkembangkan untuk negara. Alhasil, pada awalnya ilmu beladiri ini khusus diajarkan kepada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus di setiap kesatuan ABRI (sekarang TNI) dan Polisi serta Pasukan Pengawalan Kepresidenan (Paspamres). Kemudian berkembang menjadi perguruan bela diri di kesatuan-kesatuan militer Indonesia lainnya.

Saat ini PPS Betako Merpati Putih merupakan anggota Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia atau IPSI dan Martial Arts Federation For World Peace atau MAFWP serta International Pencak Silat Federation atau Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa. Menurut data 1993, Merpati Putih telah memiliki memiliki kurang lebih 85 cabang dalam negeri dan 4 cabang luar negeri dengan jumlah kelompok latihan sebanyak 415 buah, yang tersebar di seluruh tanah air. PPS Betako Merpati Putih telah melahirkan alumni sebanyak 2.5 juta orang.

KHUMAR MAHENDRA | S. DIAN ANDRYANTO

Pilihan Editor: Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus