AMBISI tim PSSI PPD (Pra-Piala Dunia) untuk menjuarai babak penyisihan Grup 6 Asia Timur kian berat. Ricky Yacob dkk. bermain seri 0-0 melawan tim Jepang, Ahad lalu, di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Turun dengan pola dan susunan pemain yang sama seperti melawan Korea Utara, pemain-pemain asuhan trio pelatih M. Basri, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir ini bermain lebih buruk. Kerja sama tim naris kacau. Operan-operan bola kurang akurat. Paling tidak dua peluang yang diperoleh Rully Nere dan Ricky Yacob seharusnya bisa menghasilkan gol. Tapi bola tak juga menggetarkan jala lawan. Tumpulnya barisan penyerang sebenarnya bisa dilihat ketika latihan terakhir, Jumat malam pekan lalu. Pemain-pemain depan seperti kurang serius menyelesaikan tendangan ke arah gawang. Beberapa kali tendangan Mustaqim, Ricky, dan Rully melenceng. Jadi, tidak heran kalau Rully, yang sudah berhadap-hadapan dengan kiper Jepang, Shigetatsu Matsunaga, tak bisa memasukkan bola ke gawang. Tembakannya masih sempat ditepis. Begitu pula ketika Robby Darwis mampu menerobos pertahanan terakhir Jepang dan memberikan umpan tarik di daerah kotak penalti. Di situ ada Ricky dan Agusman Riyadi. Sayang, keduanya tak mampu memanfaatkan peluang emas itu. Kondisi fisik yang pas-pasan juga salah satu penyebabnya. Gebrakan Jepang dengan tempo tinggi di awal pertandingan membuat pemain PSSI kewalahan. Menurut Basri, tempo yang tinggi itu membuat stamina anak-anak cepat terkuras sehingga mereka kehilangan kendali permainan. Titik lemah lainnya adalah kurangnya inisiatif pemain tengah yang dikomandani Rully Nere untuk melakukan manuver -- gerakan untuk membebaskan diri dari kawalan lawan yang membuat arus serangan mudah dibaca pemain belakang Jepang. Akibatnya, serangan yang dibangun dari bawah sering kandas di tengah jalan. Praktis lini yang sangat vital ini sebagai pendukung barisan depan -- dikuasai oleh pasukan asuhan Kenzo Yokoyama. Akibat lain dari lemahnya pemain penghubung ini adalah lini pertahanan yang dikoordinasi oleh Herry Kiswanto mendapat serangan bertubi-tubi. Di sini harus dipuji ketangguhan kiper Eddy Harto. Hasil dua kali bermain imbang di kandang sendiri ini membuat peluang PSSI PPD makin tipis. "Tugas kami makin berat," ujar Basri. Dengan menyisakan empat pertandingan, tiga di antaranya bermain di kandang lawan (Hong Kong, Jepang, dan Kor-Ut) dan satu di Jakarta (melawan Hong Kong), mempersulit posisi Indonesia. Minimal PSSI harus memperoleh empat angka dari pertandingan di kandang lawan untuk membuka peluang menjuarai Grup 6 Asia Timur. Itu pun dengan catatan pertandingan terakhir di Jakarta melawan Hong Kong, 25 Juni nanti, harus dimenangkan juga. Tugas yang nyaris muskil walau bola itu -- seperti ungkapan yang sudah klise -- bundar. Dengar saja apa kata pelatih tim Jepang, Kenzo Yokoyama, "Kalau penampilan tim Anda seperti sekarang ini, tak bakal menang melawan kami di Jepang nanti." Mudah-mudahan "ejekan" ini menjadi cambuk.RN dan Budiono Darsono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini