Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pemain basket NBA Boston Celtics dan Miami Heat meninggalkan lapangan sesaat sebelum pertandingan di American Airlines Arena, Miami, Rabu malam waktu AS atau Kamis, 7 Januari 2021. Kedua tim mengeluarkan pernyataan bersama sesaat sebelum tip-off.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tindakan itu dilakukan beberapa jam setelah perusuh, yang merupakan para pendukung Presiden Donald Trump, menyerbu Capitol dan mengganggu pemungutan suara Kongres untuk mengesahkan pemilihan presiden AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sehari sebelumnya juga tersiar kabar petugas polisi yang terlibat dalam penembakan Jacob Blake di Kenosha, Wisconsin, tidak akan didakwa. "2021 adalah tahun baru, tetapi beberapa hal belum berubah," demikian bunyi pernyataan bersama itu seperti dikutip ESPN.
"Kami memainkan pertandingan malam ini dengan berat hati setelah keputusan kemarin di Kenosha, dan mengetahui bahwa pengunjuk rasa di ibu kota negara kita diperlakukan berbeda oleh para pemimpin politik tergantung kepada sisi mana dari masalah tertentu yang mereka hadapi."
Pernyataan tertulis itu juga menyebutkan, "Perbedaan drastis dalam perlakuan terhadap pengunjuk rasa musim semi lalu dan musim panas dan dukungan yang diberikan kepada pengunjuk rasa yang bertindak ilegal hari ini kian menunjukkan banyak sekali tugas yang harus kami lakukan."
"Kami sudah memutuskan untuk memainkan pertandingan malam ini demi berusaha membawa kegembiraan ke dalam kehidupan masyarakat. Namun, kami tidak boleh melupakan ketidakadilan dalam masyarakat saat ini, dan kami akan terus menggunakan suara dan platform kami guna menyoroti masalah ini dan melakukan segala yang kami bisa untuk bekerja, untuk Amerika yang lebih setara dan adil. "
Direktur Eksekutif Asosiasi Pemain Bola Basket Nasional Michele Roberts mengatakan kepada ESPN bahwa belum ada diskusi dengan NBA tentang penundaan salah satu dari 11 pertandingan yang dijadwalkan Rabu atau Kamis WIB. Namun, Roberts mengungkapkan kekecewaan dan rasa frustrasi atas standar ganda yang sedang berlangsung di negara adi daya tersebut.
"Setiap pemain yang menghubungi saya atau yang saya hubungi melihat hubungan yang sama dengan penembakan Blake yang dibenarkan. Kami melihat orang-orang ini melakukan pengkhianatan di Capitol dan saya belum mendengar satu tembakan pun yang dilepaskan," kata Roberts.
"Pada hari seperti ini, hal pertama yang terlintas dalam pikiran saya dan yang bisa saya katakan adalah saya bersyukur mengetahui bahwa mudah-mudahan tidak ada orang yang seperti saya yang pergi ke Capitol Hill untuk melawan ini, karena jika Anda melakukannya, Anda akan mendapatkan tanggapan berbeda dari penegak hukum. Anda tahu itu," kata Roberts.
Adanya sentimen dan ketidakadilan rasial juga digaungkan oleh pelatih Philadelphia 76ers, Doc Rivers. "Saya akan mengatakannya karena saya rasa tak banyak orang yang mau, dapatkah Anda bayangkan hari ini jika mereka semua itu orang kulit hitam yang menyerbu Capitol dan apa yang akan terjadi?"
Reaksi atas penyerbuan Capitol juga terjadi di kandang Miami Bucks. Pertandingan terhenti beberapa saat setelah Detroit Pistons melakukan tipoff melawan tuan rumah Milwaukee Bucks. Semua 10 pemain di lapangan berhenti dan berlutut setelah tepisan bola pembukaan itu. Selain itu, banyak atlet lain yang bereaksi terhadap tragedi Capitol di media sosial.
"Benar-benar aib apa yang terjadi di US Capitol saat ini," kata forward Cleveland Cavaliers Kevin Love di akun Twitter. "Ini contoh ketidakadilan yang terang-terangan tentang bagaimana penegak hukum tebang pilih dalam menangani mereka yang terlibat."