Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Krisis Olahragawati Terbaik Di PWI

Dalam tahun wanita international 1975 siwo/pwi jakarta memilih olahragawan & olahragawati terbaik. dari regu bulutangkis putri tak ada yang dipilih, juga dari bidang lain. (or)

24 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM Tahun Wanita Internasiollal -- julukan yang diberikan PBB untuk 1975 -- atlit puteri Bulutangkis kita berhasil meraih Piala Uber dari tangan pemain-pemain Jepang. Tapi buat memilih siapa di antara anggota team Indonesia yang menonjol guna menyandang pencalonan sebagai Olahragawati Terbaik 1975 pilihan SIWO/PWI Jakarta, bukan hal gampang. Sebab semuanya mempunyai andil dalam mengantar regu Indonesia ke tangga juara. Semula, Pengurus SIWO/PWI Jaya mengusulkan kapten regu Piala Uber, Minarni. Pertimbangannya: ia atlit "tua" (pada waktu turnamen berlangsung awal Juni lampau, usianya 31 tahun lebih 1 bulan) yang berhasil menempatkan diri dalam anggota regu setelah menggantung raket dalam tempo yang panjang. Yakni setelah lutut kanannya cedera waktu pertandingan di Asian Games (1970, Bangkok). Dalih itu memang cepat menyentuh hati. Tapi dasar pernilihan tidak hanya itu. Penghargaan SIWO/PWI Jaya ini diberikan guna menciptakan kegairahan bagi atlit terpilih dalam meningkatkan prestasi mereka, sedang Minarni telah memilih karir sebagai pembina. Lalu mengorbitlah nama Tati Sumirah dan pasangan Theresia Widyastuti/Imelda dalam urutan calon. Tetapi bagaimana dengan Utami Dewi dan Regina Masli? Maka, mengingat pertimbangan psikologis yang tidak ringan itu, akhirnya sidang bersepakat untuk memberikan penghargaan tersendiri bagi regu Piala Uber Indonesia. Cermin Prestasi? Tersisihnya atlit puteri Bulutangkis dari pencalonan, olahragawati penggantinya bukan pula gampang untuk dicari. Sebab dalam Tahun Wanita Internasional lalu, kaum hawa Indonesia lainnya hampir tak ada menunjukkan prestasi menonjol dibidang itu. Dalam kelangkaan itu pilihan sidang jatuh pada Peny Kristiani, atlit Ski Air yang menljadi tulang punggung kemenangan Indonesia dalam perebutan Piala Marcos di Manila lalu Mulyani (Anggar), dan Carolina Riewpassa (Atletik), meski ia hanya berhasil meraih medali perunggu di Seoul, Korea Selatan. Berlainan dengan kelompok olahragawati, sebaliknya kaum adam banyak yang memperlihatkan kebolehan tahun ini, Sehingga sidang dengan gampang memilih nama untuk diorbitkan. Dimulai dengan Suwignyo -- Atletik, pemecah rekor nasional Lompat Tinggi yang di tangan Okamona telah bertahan 19 tahun (rekor lama 1956, ly6 cm, rekor baru 1975, 1,97 cm). Menyusul petinju prof. Wongsosuseno yang mengalahkan Juara Kelas Menengah Ringan OBF, Chung Kill Lee. Berturut-turut setelah itu tampil Liem Swie King (Bulutangkis), pasangan ganda Tjuntjun/Johan Wahyudi (Bulutangkis), Alex Asmasubrata (Balap mobil), Indarto (Bolabasket), Ananta Sigit (Bilyard), Hanny Wianno alias Chepot (Balap Mobil). Herman Suradireja (Catur) dan Sarsito .S.A (Balap Mobil). Mengingat ketiga belas olahragawan dan olahragawati tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, persaingan untuk memperebutkan 5 tiket Olahragawan dan Olahragawati Terbaik 1975 pilihan SIWO/PWI Jaya merupakan persaingan cukup ketat. Berlandas pada angka dasar, bonus tiap cabang olahraga tidak sama. Angka dasar untuk juara dunia, baik resmi atau tidak 45 angka. Pemecah rekor tapi tidak menjadi juara, 40 angka. Tingkat Asia, 35 angka. Regional 30 angka. Dan nasional 25 angka. Juga bonusnya berlainan. Idem dito dengan angka ekstra. Meski angka popularitas ini sudah ditentukan antara 5-20, belum tentu seorang pemilih akan menumpahkan angka tertinggi buat seseorang. Berdasar perhitungan itu, 37 pemilih di Press Centre SIWO/PWI Jaya, Sabtu 17 Januari siang lalu sampai pada keputusan pemilihan Olahragawan dan Olahragawati Terbaik 1975: 1. Liem Swie King (2.292), 2. Wongsosuseno (2.220), 3. Suwignyo (1.760). 4. Peny Kristiani (1.241), dan 5. Alexander Asmasubrata (910). Tersingkirnya Tjuntjun/Johan Wahyudi (905), Juara Ganda All England dari urutan 5 Olahragawan dan Olahragawati Terbaik, memang tak kurang dipertanyakan oleh pemilih mengingal prestasi mereka yang stabil. Tapi itu tak menolong nasib. Sebab keteledoran tersebut terletak di tangan pemujanya yang membikin blunder dalam pemilihan, dengan menempatkan Tjuntjun sendiri tanpa Johan Wahyudi. Sehingga angka itu dibatalkan sidang. Adakah kelima atlit terpilih ini merupakan cermin prestasi olahraga Indonesia selama 1975? Sulit dijawab. Yang jelas, "pengurus cukup puas dengan hasil pemilihan ini", ucap Ketua Pemilihan, Maryono. Calon Team Manager (?) Kemudian pemilihan Pembina Olah raga Terbaik 1975 -- tahun ini tanpa ada Penunjang Olahraga Terbaik seperti periode sebelumnya -- yang menuntut persyaratan: keberhasilan dalam kepemimpinan, pembinaan serta dedikasi dan integritas. Dari golongan ini berhasil tampil 7 calon. Pengurus SIWO/PWI Jaya mengusulkan 4 nama -- antara lain Tahir Jide (Bulutangkis), Jotje Gozal Atletik), Harjodisastro (Rally Mobil) dan Frans Hutasoit (Sepakbola). Lantas ditambah lagi oleh sidang dengan nama Andi Matalatta (Ski Air), R.A. Soemartojo (Balap Sepeda), dan Rio Tambunan (Tinju). Siapa yang terpilih? Drs. Frans Hutasoit. Ia dinilai atas keberhasilannya dalam membina Persatuan Sepakbola Jayakarta, di samping sumbangan fikiran dan andilnya dalam perkembangan persepak-bolaan Indonesia pun tak kurang pula. Tokoh sepakbola yang pernah terpilih sebagai Penunjang Olahraga Terbaik 1973 versi SIWO/PWI Jaya itu, kini disebut-sebut sebagai calon Team Manager kesebelasan Pre Olimpik Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus