BRILIAN, tapi eksentrik. Itulah ciri kampiun catur Bobby Fischer. Lelaki yang sekarang tampak gembrot, bercambang, dan dengan sorot mata tajam itu kembali menghadapi papan catur setelah 20 tahun ia "bertapa". Fischer menghadapi Boris Spassky, 55 tahun, bekas juara dunia dari Soviet yang sudah menjadi warga Prancis. Pertandingan yang dilangsungkan sejak Rabu pekan lalu itu memperebutkan uang US$ 5 juta dalam 10 seri. Ini pertarungan balas dendam bagi Spassky. Karena pada tahun 1972, gelar Spassky direbut Fischer. Adu otak ini tak lepas dari masalah politik, karena digelar di Pulau Sveti Stefan di Montenegrin, tempat sebagian warga Serbia dan Montenegro tinggal. Atau sekitar 110 kilometer dari pusat peperangan. Sponsornya adalah konglomerat asal Serbia, Jezdimir Vasiljevic. Seperti diketahui, Yugoslavia sedang kena sanksi PBB. Tapi, Fischer, yang berwarga negara Amerika itu, sama sekali tak peduli. "Saya tak mendukung sanksi tersebut," katanya. Pemerintah AS sudah memberi teguran pada Fischer, juga tak digubrisnya. Fischer, yang dianggap "melakukan perdagangan dengan musuh", bisa diancam denda sebesar US$ 250.000 atau dihukum 10 tahun. Bahkan, Fischer menantang. Ia mengeluarkan surat teguran dari Washington bertanggal 21 Agustus itu. "Inilah jawaban saya untuk perintah yang melarang saya bertanding di sini," katanya. Di depan wartawan dan panitia pertandingan itu, ia kemudian meludahi surat itu. Fischer kemudian mengkritik komunis, Israel, dan PBB. Tapi, "Saya tak anti-Arab," katanya. Unek-uneknya kepada FIDE (Federasi Catur Internasional) juga ditumpahkannya. FIDE mencopot gelar Fischer sebagai juara dunia pada tahun 1975. Juara dunia catur Garry Kasparov juga dicacinya. Kasparov dijulukinya sebagai "anjing pendek". Gelar Fischer dicopot setelah tiga tahun dipegangnya, karena ia menolak bertanding. Soalnya, usulnya kepada FIDE agar pertandingan cukup dilakukan dengan sembilan kali kemenangan, remis tak dihitung, ditolak. FIDE bersikukuh seorang juara harus mengumpulkan 10 kali kemenangan. FIDE kemudian menetapkan Karpov sebagai juara baru pengganti Fischer. Siapakah sekarang yang berhasil membujuk Fischer sehingga bersedia bertanding setelah 20 tahun absen? Konon, itu berkat rayuan pacarnya, Zita Rajcsanyi, bintang catur yunior dari Hungaria yang baru berumur 18 tahun. "Anda belum tua. Masih sanggup bermain, dan masih cemerlang," bujuk sang pacar. Fischer, keturunan Yahudi yang lahir di Chicago, Amerika, 9 Maret 1943 ini, mengaku belajar catur ketika berumur enam tahun. Ia mulai belajar pada kakaknya, Joan, 16 tahun. Lalu, lewat buku-buku yang dibelikan ibunya. Hanya dalam setahun si ibu sudah kewalahan mengatasi kehebatan permainan bocah ini. Lalu, ia menulis surat ke harian Eagle di Brooklyn, untuk mencari pecatur yang bisa mengalahkan anaknya. Adalah Ketua Klub Catur Brooklyn, Carmine Nigro, yang tertarik "mengatasi" kejeniusan si bocah. Fischer pun diterima sebagai anggota klubnya. Tak berapa lama, ia pindah ke Klub Catur Manhattan. Dari kelompok C ia melonjak ke B, dan akhirnya bertengger di A. Fischer memang luar biasa. Pada umur 13 tahun ia sudah menjuarai catur tingkat yunior se-Amerika, dan mendapat hadiah sebuah mesin ketik portable. Pada umur 15 tahun Fischer meraih gelar grandmaster. Ia lantas mengincar juara dunia. Di tahun 1970, ia mulai mengikuti kejuaraan dunia. Lewat turnamen melelahkan, sistem zone, Fischer tampil cemerlang. Ia mengungguli puluhan pemain dunia. Malah sempat mempermalukan Taimanov dan Larsen yang secara berturut-turut ditumbangkan dengan skor mutlak 6-0. Fischer keluar sebagai finalis bersama Petrosian, bekas juara dunia dari Soviet yang dikalahkan Spassky. Petrosian kalah dengan skor 6,5-2,5. Dan setelah itu, Fischer menantang juara dunia Spassky. Melalui pertarungan 21 partai di Reykjavik, Islandia, pada tahun 1972, ia meraih juara dengan kemenangan 12,5-8,5. Dunia pun gempar. Dominasi Soviet, yang sejak tahun 1948 tak tergoyahkan, ambruk. Humor Fischer pun "menyakitkan". Tentang Spassky, ia pernah bilang bahwa "musuhnya" itu orang hebat. "Dia orang baik, cuma kami jarang saling bicara. Pagi hari ia hanya bilang, 'kau terlambat'. Menjelang sore, saya gantian bilang: shak mati!" Pada pertandingan pekan lalu, di partai pertama Fischer bermain dengan penuh percaya diri. Tampil bersih dengan stelan jas warna biru gelap. Dari jarak 15 meter, pacarnya, Rajcsanyi, dengan tekun mengikuti pertarungan ini. Fischer memegang bidak putih. Ia mengawali dengan pembukaan favoritnya, Ruy Lopez. Ia menang di langkah ke-50 dalam waktu enam jam. Pertarungan seri pertama itu membuat mata para grandmaster kaget. "Ia banyak menggunakan hal-hal baru, langkah-langkah yang teoritis," kata grandmaster dari Yugoslavia, Bozidar Ivanovic. Pujian itu, ternyata, disambut arif oleh Fischer. "Saya beruntung mendapat pembukaan yang bagus," kata Fischer. Spassky pun mengakui keunggulan lawannya itu. "Bobby memiliki jalur yang manis yang membuat saya mati," kata Spassky. Esoknya, di seri kedua berakhir remis. Pertandingan masih panjang. Widi Yarmanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini