Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Luka Dončić membuat rekor yang mengalahkan LeBron James.
Sudah jago bermain sejak kecil berkat latihan bersama ayahnya.
Dinilai bisa lebih baik daripada Dirk Nowitzki, pemain andalan Mavericks yang sama-sama asal Eropa.
LUKA Dončić langsung panas dalam pertandingan pertamanya setelah absen dalam tujuh laga akibat cedera pergelangan kaki. Pemain Dallas Mavericks asal Slovenia itu kembali membuat rekor ketika timnya mengalahkan Sacramento Kings 130-111 pada Rabu, 12 Februari lalu. Pemain yang dijuluki “Anak Jenius” itu membukukan 33 poin dan 12 kali merebut bola pantul (rebound).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Itu ke-17 kalinya Luka mencetak lebih dari 30 poin dan 10 rebound di Liga Basket Amerika (NBA). Dia sekaligus menjadi pemain yang paling banyak membukukan perolehan itu sebelum berusia 21 tahun. Pemegang rekor sebelumnya adalah LeBron James, yang meraihnya ketika masih membela Cleveland Cavaliers 15 tahun lalu. “Senang rasanya bisa bermain lagi,” kata Luka seperti dilaporkan situs tim Mavericks.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luka menjadi fenomena di NBA sejak bergabung dengan Mavericks dalam pemilihan pemain baru (draft) dua tahun lalu. Kemampuannya mengatur permainan dan mencetak poin, sering kali lebih dari 30 angka dalam satu pertandingan, mendadak sontak menjadi buah bibir. “Luka mungkin pemain muda terbaik yang pernah ada di NBA, dan dia masih akan terus berkembang,” ujar Steve Nash, mantan pemain Phoenix Suns.
Luka langsung menyabet gelar pendatang baru (rookie) terbaik tahun lalu. Dia pemain non-Amerika Serikat keempat dalam sepuluh tahun terakhir yang mendapat gelar tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa talenta pemain asing tumbuh lebih kompetitif menghadapi persaingan dengan pemain lokal NBA. Pada musim ini ada 108 pemain asing atau nyaris seperempat dari total atlet NBA.
Nama Luka bahkan menjadi pilihan favorit para penggemar untuk tim utama turnamen All-Star yang digelar pada 17 Februari 2020. Luka, bersama Anthony Davis, James Harden, dan Kawhi Leonard, tergabung dalam tim Barat yang dipimpin LeBron James. “Ini pertandingan yang penting. Tidak setiap waktu pemain bisa bergabung di All-Star,” ujar Luka, yang ternyata juga fan James.
•••
BAKAT bermain basket mengalir dalam keluarga Dončić. Ayah Luka, Saša Dončić, adalah pemain basket kawakan di klub Union Olimpija, Slovenia. Bola basket menjadi mainan yang kerap dibawa Saša untuk Luka. Adapun bapak baptisnya, Rasho Nesterović, adalah mantan pemain basket yang pernah sembilan tahun berkarier di NBA.
Latihan Luka mulai tertata kala ia bergabung dengan tim sekolah di Ljubljana. Usianya baru tujuh tahun. Grega Brezovec, pelatih basket dan kawan akrab Saša, memoles kemampuan bocah kurus itu bersama tim junior Olimpija. Pada usia delapan tahun, Luka begitu dominan sehingga staf pelatih memindahkannya ke kelompok usia 16 tahun.
Pada usia 12 tahun, tubuh Luka tumbuh mencapai 180 sentimeter. Meski jago, ia tak boleh mengikuti turnamen karena belum cukup umur. Orang tua dan para pelatihnya harus membujuk Luka agar bersabar. Meski demikian, sebagai hadiah hiburan, Luka boleh berkeliaran dan duduk di bangku cadangan kala timnya sedang bertanding. “Semangatnya untuk berkompetisi sungguh luar biasa,” kata Jernej Smolnikar, pelatih yang menangani Luka pada 2007-2011.
Rekor Luka Dončić/Reuters
Karier Luka kian terbuka ketika klub Spanyol, Real Madrid, merekrutnya masuk tim junior. Pada April 2012, Luka membukukan 54 poin, 11 rebound, dan 10 assist dalam final turnamen usia 13 tahun di Roma, Italia. Dia diganjar gelar pemain terbaik dalam turnamen itu. “Pertandingan itu terlalu mudah buatnya,” ucap Direktur Klub Olimpija Srecko Bester.
Luka pun ditarik masuk tim senior Real Madrid pada usia 16 tahun. Dia menjadi salah satu pemain muda paling bersinar dalam kompetisi Eropa. Tiga kali menjuarai Liga Basket Spanyol dan menjadi pemain terbaik Liga Eropa menjadi modalnya masuk draft NBA pada 2018.
Berstatus pemain asing, Luka sempat diremehkan di NBA. Dengan tinggi 2 meter dan postur besar, ia banyak dinilai fan NBA terlalu lambat dan berat sebagai pengatur serangan, apalagi menghadapi para pemain bertahan NBA yang lebih kekar dan atletis. Luka pernah disindir supaya kembali saja ke Eropa.
Tiga tim yang dulu menolak Luka saat draft bisa jadi menyesal. Atlanta Hawks, yang mendapat kesempatan pertama merekrut Luka, malah memilih pemain muda Amerika Serikat, Trae Young, yang gaya bermainnya mirip bintang Golden State Warriors ,Stephen Curry. Phoenix Suns tak mengambil Luka karena merasa tak memerlukan lagi pemain guard lantaran memiliki Devin Booker. Adapun Sacramento Kings tak memilih Luka karena ragu terhadap ketangguhannya.
Luka akhirnya berlabuh di Mavericks. Rick Carlisle, pelatih Mavericks, tak pernah melihat permainan Luka sebelum draft 2018. Carlisle hanya mendengar namanya lewat rekomendasi para anggota stafnya. Toh, Manajer Mavericks Donnie Nelson mampu meyakinkan Carlisle untuk merekrut Luka. “Dia punya sejumlah elemen dari para pemain hebat. Pilihan kami membuahkan hasil yang sangat baik,” ujar Carlisle.
Baru menjalani dua musim kompetisi, Luka langsung menjadi ikon baru Mavericks. Tim milik miliuner Mark Cuban itu sebelumnya mempunyai Dirk Nowitzki sebagai pemain jangkar. Atlet basket asal Jerman itu pensiun setelah 21 tahun berkarier di Mavericks. Nowitzki memegang rekor sebagai pemain NBA yang hanya membela satu klub (one-club men) terlama, diikuti Kobe Bryant (LA Lakers) dan Tim Duncan (San Antonio Spurs).
Menurut Jerry West, pemain legendaris NBA yang kini menjadi konsultan untuk Los Angeles Clippers, Luka berada di jalur yang tepat dalam kariernya. Setiap tim pasti berharap memiliki seorang pemain berusia 20 tahun yang memiliki talenta seperti Luka. “Kemampuannya bakal kian terasah, menyenangkan menonton seorang jenius bermain,” tutur West, yang menghabiskan 14 tahun kariernya di NBA sejak 1960 dan berhasil mendapatkan satu cincin juara.
Statistik permainan menunjukkan porsi tembakan efektif tertinggi Luka mencapai 54,7 persen. Adapun rekor tertinggi Nowitzki 54,9 persen, ketika ia berusia 35 tahun. Perbedaan lain yang mencolok adalah Luka mampu mencetak lebih dari tiga tembakan tiga angka per pertandingan. Nowitzki paling banyak menceploskan dua kali tembakan tiga angka per laga. Keunggulan lain Luka atas Nowitzki adalah dia seorang playmaker alias pengatur ritme permainan tim
West mengatakan Luka bisa membawa perubahan besar pada Mavericks seperti halnya yang dilakukan Nowitzki. Namun West menyebut Luka sebagai pemain terbaik yang pernah direkrut Mavericks. “Dia pemain bintang,” kata West, yang ilustrasi figurnya dijadikan logo NBA hingga saat ini. “Aku menghormati Nowitzki, tapi Luka sangat berbeda.”
GABRIEL WAHYU TITIYOGA (NBA, SB NATION, ESPN, TALK BASKET)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo