HARI naasnya tiba di ring tinju gedung Gelora, Bandung. Malam
itu (12 Agustus), ia dipukul KO di ronde ke-8, terakhir. Di
rumah sakit Hasan Sadikin, 1« jam kemudian, Aceng Jim, 22 tahun,
petinju harapan Jawa Barat dari sasana Banteng, meninggal dunia.
Di mana letak kesalahan kali ini Dokter mengatakan ia mengalami
pendarahan pada otak. "Kalau saja wasit Bobby Nyoo cukup jeli
melihat situasi. kemungkinan terjadi KO pada diri Aceng tipis
sekali," tulis Pikiran Rakyat. Pada pertengahan ronde ke-8 itu,
demikian reportase PR, Kai Siong mendesak Aceng Jim ke sudut
ring dan menghunjamkan pukulan kombinasi yang telak ke arah
badan dan muka lawannya, sehingga Aceng groggy. "Tapi wasit
membiarkan kejadian tersebut."
Namun nyatanya wasit tidak disalahkan. Djorghi, Komtek Komisi
Tinju Indonesia (KTI) mengatakan: "Yang benar ialah bahwa
pukulan Kai Siong langsung membikin roboh Aceng, dan ia tidak
bangun lagi." Memang begitu, sambung drs. Legowo, Ketua Umum
KTI. "Kasus kematian petinju Aceng Jim semata-mata kasus
kecelakaan." Para juri, Kid Darlin, Kid Francis, dan Jafar --
semuanya orang Indonesia -- memperkuat bahwa Kai Siong di ronde
terakhir memang lebih unggul ketimbang lawannya.
Kasus kematian ini kali ke-2 dalam tinju bayaran Indonesia.
Peristiwa pertama terjadi 20 tahun lalu, ketika petinju Ricky
Huang dipukul KO oleh Vic Suatman.
Tapi, menurut Legowo, kasus ini tiak akan membawa patah
semangat bagi dunia tinju profesional Indonesia. "Dipandang dari
sudut bayarannya, kadang-kadang malahan cuma Rp 10.000." Tidak
dijelaskan berapa bayaran yang diterima Kai Siong maupun Aceng
yang bertanding di kelas ringan. Tapi dari asuransi keluarga
Aceng akan menerima Rp 1 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini