Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kr yang sendiri

Ada lowongan jabatan ketua umum di klub cahaya kita. sudah 3 minggu lowongan tersiar, tapi belum ada peminat. syaratnya orang itu harus cinta bola dan mau berkorban. (or)

25 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CAHAYA Kita telah 'melelang' jabatan Ketua Umumnya. "Kita ingin lebih maju," alasan Kaslan Rosidi, pendiri merangkap pimpinan utama klub sepakbola itu. Tawaran ini diumumkannya dalam keadaan Cahaya Kita mengantongi nilai 15 dari 11 pertandingan, menempati urutan teratas dalam kompetisi Galatama. Semustinya jabatan itu menarik. Ternyata belum ada peminat setelah 3 minggu lowongan itu tersiar. Menjelang lebaran ini Kaslan masih menunggu. Adakah lantaran persyaratannya berat? "Kami hanya menuntut orang itu cinta bola, dan mau berkorban," lanjut Kaslan. "Tentu saja korban waktu dan materiil." Jelas bukanlah orang tanpa modal yang ditunggunya. Klub Galatama -- kini berjumlah 14 -- umumnya memakan biaya besar. Dalam keadaan kompetisi tersendat-sendat belakangan ini, pasti uang keluar saja, tanpa pendapatan. Untuk membiayai 24 pemainnya, yang diasramakan di Jalan Hang Lekir IV/12 Kebayoran Baru, menurut pengakuannya, Kaslan tak kurang mengeluarkan uang sekitar Rp 2 juta tiap bulan. Sedang dari pertandingan, kecuali gol, Cahaya Kita belum memetik apa-apa. "Ada yang menyumbang Rp 200.000 dan ada pula yang mengasih Rp 300.000," cerita Kaslan. Lewat uang donasi itulah ia membayar honor pemainnya yang bergerak dari Rp 40.000 sampai Rp 75.000. Namun ia membantah bahwa penwaran jabatan Ketua Umum itu lantaran klubnya sedang terancam bubar. Selain perlu uang, dia perlu rekan. Hanya dia sendiri yang mengurus .sekaligus merangkap pelatih perkumpulan tersebut. Sebelumnya, ia membayar pelatih Dirhamsyah dengan Rp 75.000 perbulan, tapi belakangan ini sudah stop. "Biasa, soal gaji," kata Kaslan. Bekas pelatih Cahaya Kita itu adalah karyawan Kantor Walikota Jakarta Selatan. Jika ada peminat untuk menjadi rekannya, kalau perlu, Kaslan bahkan bersedia merubah nama perkumpulan. "Apalah artinya nama," ujarnya. Yang penting kita ikut membina persepakbolaan Indonesia." Bahwa ikut membina Cahaya Kita sudah menempatkan Idrus Sirad, pencetak 12 gol selama kompetisi, dalam pelatnas PSSI Pratama di Lembang. Bagaimana jika tak ada orang yang melamar? "Kita akan tetap jalan terus," kata Kaslan. "Sekalipun dengan kondisi seperti sekarang ini." Klub lain yang pernah mendapat beking dan pimpinan baru adalah Perkesa 78. Setelah sempat membubarkan diri karena dilanda kasus suap. H. Harun Syarif dari PT Haron Industry membangunnya kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus