CAHAYA Kita telah 'melelang' jabatan Ketua Umumnya. "Kita ingin
lebih maju," alasan Kaslan Rosidi, pendiri merangkap pimpinan
utama klub sepakbola itu. Tawaran ini diumumkannya dalam keadaan
Cahaya Kita mengantongi nilai 15 dari 11 pertandingan, menempati
urutan teratas dalam kompetisi Galatama. Semustinya jabatan itu
menarik. Ternyata belum ada peminat setelah 3 minggu lowongan
itu tersiar.
Menjelang lebaran ini Kaslan masih menunggu. Adakah lantaran
persyaratannya berat? "Kami hanya menuntut orang itu cinta bola,
dan mau berkorban," lanjut Kaslan. "Tentu saja korban waktu dan
materiil."
Jelas bukanlah orang tanpa modal yang ditunggunya. Klub
Galatama -- kini berjumlah 14 -- umumnya memakan biaya besar.
Dalam keadaan kompetisi tersendat-sendat belakangan ini, pasti
uang keluar saja, tanpa pendapatan.
Untuk membiayai 24 pemainnya, yang diasramakan di Jalan Hang
Lekir IV/12 Kebayoran Baru, menurut pengakuannya, Kaslan tak
kurang mengeluarkan uang sekitar Rp 2 juta tiap bulan. Sedang
dari pertandingan, kecuali gol, Cahaya Kita belum memetik
apa-apa.
"Ada yang menyumbang Rp 200.000 dan ada pula yang mengasih Rp
300.000," cerita Kaslan. Lewat uang donasi itulah ia membayar
honor pemainnya yang bergerak dari Rp 40.000 sampai Rp 75.000.
Namun ia membantah bahwa penwaran jabatan Ketua Umum itu
lantaran klubnya sedang terancam bubar. Selain perlu uang, dia
perlu rekan. Hanya dia sendiri yang mengurus .sekaligus
merangkap pelatih perkumpulan tersebut. Sebelumnya, ia membayar
pelatih Dirhamsyah dengan Rp 75.000 perbulan, tapi belakangan
ini sudah stop. "Biasa, soal gaji," kata Kaslan. Bekas pelatih
Cahaya Kita itu adalah karyawan Kantor Walikota Jakarta Selatan.
Jika ada peminat untuk menjadi rekannya, kalau perlu, Kaslan
bahkan bersedia merubah nama perkumpulan. "Apalah artinya nama,"
ujarnya. Yang penting kita ikut membina persepakbolaan
Indonesia." Bahwa ikut membina Cahaya Kita sudah menempatkan
Idrus Sirad, pencetak 12 gol selama kompetisi, dalam pelatnas
PSSI Pratama di Lembang.
Bagaimana jika tak ada orang yang melamar? "Kita akan tetap
jalan terus," kata Kaslan. "Sekalipun dengan kondisi seperti
sekarang ini."
Klub lain yang pernah mendapat beking dan pimpinan baru adalah
Perkesa 78. Setelah sempat membubarkan diri karena dilanda kasus
suap. H. Harun Syarif dari PT Haron Industry membangunnya
kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini