Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Membina Atlet Tanpa Mengeksploitasi Anak

Djarum Foundation memastikan tetap akan menggelar audisi bulu tangkis pada tahun 2020 sesuai kesepakatan dengan KPAI dalam pertemuan di Kemenpora.

13 November 2019 | 13.48 WIB

Sejumlah anak mengikuti Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 PB Djarum di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu 8 September 2019. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Perbesar
Sejumlah anak mengikuti Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 PB Djarum di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu 8 September 2019. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019, yang sempat memicu kontroversi dan memunculkan tudingan eksploitasi anak, telah memasuki tahap akhir. Setelah digelar di Bandung, Purwokerto, Surabaya, dan Solo, seleksi untuk atlet muda itu bakal berlangsung di Kudus pada 17-19 November 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Manajer Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Budi Darmawan, menargetkan 1.000 peserta berpartisipasi dalam audisi di Kota Kretek ini. “Per kemarin sore, jam 16.00, yang daftar sudah mencapai 671 atlet, dan hingga Jumat nanti masih akan bertambah lagi,” kata Budi saat dihubungi Tempo, Selasa, 12 November 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ajang pencarian atlet yang awalnya bernama Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis Djarum 2019 ini menyasar peserta dari seluruh Indonesia. Meski peserta paling banyak berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada pula peserta dari Papua. "Para atlet muda ini, dengan dukungan orang tua, ingin menjadi anggota klub," kata Budi.

Dalam Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 ini dibagi dalam dua kategori, yaitu U-11 (berusia 6-10 tahun) dan U-13 (berusia 11-12 tahun). Audisi dilakukan dalam bentuk kompetisi dengan sistem gugur.

Peserta seleksi dari lima kota yang mendapatkan super tiket bertanding lagi di putaran final. Tahap penentuan itu bakal digelar pada 20-23 November Gelanggang Olahraga (GOR) Djarum, Jati. Kudus.

Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 yang digelar PB Djarum terbukti telah menjadi magnet bagi banyak calon atlet. Hal itu terlihat dalam audisi di Purwokerto pada 8-10 September lalu.
 

Pembukaan Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 di GOR Satria, Purwokerto, Ahad, 8 September 2019. TEMPO/Irsyan Hasyim

Widuri Indah Nurningsih, pemain binaan Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Surya Mas Banjarnegara, adalah salah satu peserta. Remaja 11 tahun ini bersaing dengan 903 anak lainnya memperebutkan 26 tiket pembinaan menjadi atlet profesional.

“Tadi pertandingan pertama menang 15-0, mengalahkan Windi. Nanti kalau menang di babak kedua baru ke semifinal,” kata Indah bercerita soal hasil pertandingan saat ditemui Tempo di GOR Satria, Purwokerto, 8 September 2019.

Siswa kelas V SD Negeri Rejasa Banjarnegara ini mulai rutin berlatih bulu tangkis pada 2016. Ia berlatih di klubnya setiap Senin, Rabu, dan Jumat. “Kadang ada tambahan privat juga, kalau latihan biasa 4 jam sehari mulai jam 4 sore sampai jam 8 malam,” kata Indah yang mengidolakan leganda bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti. “Kadang capek, tapi mau ngejar prestasi juga,” kata dia memotivasi dirinya supaya bisa mengikuti jejak pebulu tangkis asal Taiwan Tai Tzu Ying yang bisa meraih peringkat pertama dunia pada nomor tunggal putri. 

Selama bergabung bersama PB Sinar Mas, Indah telah mengoleksi sebelas piala dari berbagai tingkat yakni Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi. "Juara di Invitasi Purwokerto, Kejurda Jawa Tengah turun di double," kata Indah.



Nazara Cahyaningrum, 11 tahun, teman Indah berlatih di PB Sinar Mas, tak mau ketinggalan. Zara juga ikut audisi berbarengan dengan Indah, diantar kedua orang tuanya, Sudiro Setyadi dan Siti Hadiningrum. “Selalu ditemani ayah,” kata siswi SD Negeri 3 Lebakwangi Banjarnegara ini.

Zara yang mengidolakan pebulutangkis Jepang Akane Yamaguchi juga telah mengoleksi delapan piala di berbagai kejuaraan hingga tingkat provinsi. Mempunyai motivasi yang sama, keduanya mengadu keberuntungan di Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis yang digelar oleh PB Djarum.

Sebelumnya sempat ada kabar bahwa Audisi Umum PB Djarum akan dihentikan. Mengenai hal ini, Indah merasa sedih khawatir kalau tidak ada seleksi atlet muda yang menjadi gantinya.

Selain PB Djarum, kata dia, PB Jaya Raya juga mengelar seleksi ke daerah tapi hanya di Kota Solo. Sehingga harapannya pemerintah bisa turun menangani atlet bulu tangkis ke daerah. "Perbanyak audisi di daerah," kata dia menyampaikan harapan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Presiden Joko Widodo.

Dalam konferensi menjelang pembukaan Audisi pencarian atlet tepok bulu di Purwokerto, Djarum Foundation menyatakan akan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis. Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan audisi bulu tangkis tahun 2019 menjadi yang terakhir kalinya digelar. 

Menurut Yoppy, dihentikannya audisi badminton Djarum karena atas permintaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menyebutkan terjadi eksploitasi anak dalam ajang seleksi atlet olahraga tepok bulu. "Pada audisi kali ini kami menurunkan semua brand PB Djarum. Karena dari pihak PB Djarum sadar untuk mereduksi polemik itu kami menurunkannya," kata Yoppy, Sabtu, 7 September 2019. 

Tulisan Djarum yang masih terpasang pada nomor punggung peserta Audisi Umum Besiswa Bulu Tangkis 2019 di GOR Satria, Purwokerto, Ahad, 7 September 2019. TEMPO/Irsyan Hasyim

Pilihan itu diambil setelah KPAI memanggil Djarum Foundation ihwal Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019. KPAI menegur penyelenggara karena dinilai telah mengeksploitasi anak. Unsur eksploitasi tersebut ditandai dengan pemasangan logo Djarum selaku perusahaan rokok di kaus peserta. Hal ini menjadi alasan Djarum Foundation menghentikan audisi umum bulu tangkis pada tahun 2020. 

Rangkaian audisi umum Djarum Foundation 2019 dijadwalkan berlangsung di lima kota, yakni Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo, dan Kudus. Proses seleksi dilakukan untuk dua kelompok usia, yakni di bawah 11 tahun dan di bawah 13 tahun. Pemenang bakal mendapatkan beasiswa berlatih bulutangkis bersama PB Djarum. 

Polemik mengenai seleksi atlet itu berawal dari surat KPAI pada tanggal 29 Juli 2019 tentang permintaan pemberhentian audisi oleh produsen rokok itu. Surat itu dikirimkan setelah KPAI melakukan investigasi dalam ajang Audisi di Kota Bandung yang digelar 28-30 Juli 2019.

Komisioner KPAI bidang Kesehatan dan NAPZA Sitti Hikmawatty  mengatakan eksploitasi terhadap anak dalam acara itu terlihat dari pemasangan logo Djarum di seragam peserta dan atribut lainnya. Menurut dia, pemasangan logo rokok di acara anak-anak melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan produk tembakau yang mengandung zat adiktif. Salah satu poin dalam aturan itu melarang mengikutsertakan anak-anak dalam iklan rokok. “Anak-anak harusnya dijauhkan dari simbol rokok,” kata dia. 

Berdasarkan pemantauan  kegiatan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis di Purwokerto, meski tidak lagi memakai nama Djarum, masih terdapat beberapa nama Djarum yang tersebar di arena seleksi pebulutangkis muda itu. Nama Djarum masih terdapat pada nomor punggung peserta yang berusia anak.

Logo Djarum Foundation antara lain masih terpasang kaos panitia pelaksana. Selain itu, kaos yang dikenakan legenda bulu tangkis yang berada menghadiri audisi itu juga masih ada tulisan Djarum Foundation. Papan sponsor yang berada di dalam GOR Satria masih terlihat ada tulisan Djarum Foundation.



Pasca-pernyataan PB Djarum ingin menghentikan audisinya di tahun2020, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Periode 2014-2019, Yohana Yembise, keukeuh pada pendapat bahwa audisi yang dibiayai produsen hasil tembakau itu ditengarai melanggar undang-undang lantaran mengeksploitasi anak sehingga terpapar iklan rokok.

"Hak anak dalam bentuk apa pun tetap. (Kalau) Melanggar UU tetap harus diproses secara sesuai hukum yang berlaku," kata dia di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, September 2019. "Jangan sampai memperalat anak-anak untuk bisnis." 

Yohana mengatakan penegakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 terkait Perlindungan Anak harus dilakukan, meski berdampak pada penghentian audisi bulu tangkis yang dilakukan oleh Djarum Foundation.

Untuk menjamin pengembangan bakat anak-anak, selepas PB Djarum yang ingin menghentikan audisinya, Yohana mengatakan bakal berkoordinasi dengan sejumlah kementerian guna mencari alternatif. "Kira-kira dengan cara apa sehingga anak-anak ini tetap mendapatkan hak-hak mereka," kata dia.

Silang pendapat mengenai pelaksanaan Audisi Bulu Tangkis memancing perdebatan berbagai kalangan. Sikap publik di media sosial terutama twitter terbelah antara mengecam sikap KPAI yang dianggap bakal mematikan prestasi bulu tangkis. Ada juga kubu yang mendukung karena langkah itu sebagai upaya melindungi anak-anak dari iklan rokok terselubung.

Sitti Hikmawatty menanggapi sikap PB Djarum yang seolah ingin menghentikan ajang pencarian atlet itu. Alumni Akademi Gizi Bandung Departemen Kesehatan RI ini memperkirakan klub bulu tangkis yang dibiayai perusahaan rokok itu memainkan narasi playing victim. Hal itu terlihat dari keberhasilan penggalangan Top Influencers Twitter di dunia maya. “Sebaliknya pendukung kami (KPAI) belum sukses mengalang Influencers di jagat twitland,” kata dia menjelaskan metode PB Djarum meraih dukungan dari masyarakat.

Lulusan University of Philippines Diliman ini menjelaskan sikap netizen berdasarkan pengukuran emotion analysis tampak terkejut dan marah dengan langkah KPAI dalam polemik audisi bulu tangkis PB Djarum. Fakta ini menandakan bahwa langkah upaya komunikasi KPAI untuk kampanye penghentian sponsor perusahaan rokok dalam kegiatan anak-anak belum berhasil.

“Kami bakal memperkuat literasi edukasi tentang anak dan eksploitasi anak dan memetakan stakeholder yang mendukung dan menolak isu eksploitasi anak pada beasiswa Djarum,” kata dia.

Tidak hanya mendapatkan dukungan dari netizen dari narasi playing victim. Pihak Istana malah ikut membela PB Djarum. Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memastikan audisi umum bulu tangkis yang diselenggarakan oleh PB Djarum tidak ada eksploitasi terhadap anak seperti yang dituduhkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). 

"Selain itu, tidak ada pemanfaatan dari sisi apa pun. Justru yang terjadi di PB Djarum bagaimana mengeksploitasi kemampuan mereka untuk bisa mendapatkan juara di bidang bulu tangkis," kata dia selagi berkunjung PB Djarum Kudus, Kamis, 12 September 2019.

Untuk memastikan hal itu, Moeldoko mengaku sengaja melihat langsung dan mengeceknya satu per satu apakah ada eksploitasi. Hasilnya, dia menilai memang tidak ada eksploitasi anak dalam audisi bulu tangkis ini. Karena itu, dia meminta berbagai kalangan untuk membalik-balik apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Menurut dia, untuk menjadi seorang juara memang tidak bisa latihan lembek-lembek, melainkan harus latihan keras dan disiplin. "Saya juga sudah bertanya langsung kepada sejumlah atlet PB Djarum, ternyata mereka merasa senang dan bangga karena bagian dari impiannya bisa terwujud setelah bisa bergabung dengan PB Djarum," ujarnya.

Mengenai tulisan PB Djarum di kaus peserta audisi adalah rokok, Moeldoko berpandangan bahwa itu sebuah persepsi karena kenyataan saat ini banyak program yayasan untuk tujuan sosial. Ia menilai, semua kegiatan Djarum Foundation adalah bagian dari upaya pemerintah dalam mempersiapkan diri membangun talenta manajemen strategis atau talenta manajemen nasional yang saat ini disiapkan oleh KSP dan Bappenas.

"Ternyata Djarum sudah melakukan itu. Untuk itulah kami mengirim tim untuk melakukan pengukuran untuk lebih banyak belajar di sini," kata Moeldoko.

Ia menegaskan dirinya tidak membela PB Djarum, melainkan membela keinginan anak-anak menjadi juara sehingga tidak boleh dipatahkan oleh siapa pun. Karena itu, kata dia, audisi umum bulu tangkis PB Djarum tetap dilanjutkan, termasuk tahun 2020 harus tetap dilanjutkan.

Mengenai protes Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebelumnya, Staf Kepresidenan juga mengundangnya untuk diajak bicara dengan baik serta meluruskan definisi eksploitasi yang benar. "Jangan membuat sesuatu yang membingungkan banyak orang," ujarnya.



Para mantan pebulutangkis peraih emas Olimpiade ikut memberikan komentarnya. Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti, menyayangkan rencana penghentian Audisi Bulu Tangkis pada 2020, yang setiap tahun rutin digelar oleh Djarum Foundation. Menurut peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini, Djarum Foundation melalui Persatuan Bukutangkis Djarum (PB Djarum) merupakan salah satu penyumbang atlet berkualitas bagi Pelatnas Cipayung dengan pembinaan yang berkesinambungan.

"Kita tahu bulu tangkis ini adalah olahraga prestasi Indonesia. Olahraga yang menjadi andalan Indonesia. Tanpa pembinaan, tanpa dukungan dari klub yang mempunyai perhatian terhadap bulu tangkis tidak mungkin PB PBSI (Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) atau mungkin timnas mendapatkan bibit unggul," ujar Susy dalam konferensi pers di Hotel Aston, Purwokerto, Sabtu, 7 September 2019.

Sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, kata Susy Susanti, dirinya mendapatkan mandat dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk menyiapkan atlet bulu tangkis yang kelahiran 2004 dalam ajang Youth Olimpic.

Menurut dia, pencarian atlet itu bakal dilakukan hingga dua tahun mendatang. "Bagaimana kita bisa mencari bibit itu dan tidak semua klub mampu untuk memberikan beasiswa kepada atlet potensial. Saya rasa ini sangat disayangkan sekali (dihentikannya audisi bulu tangkis Djarum Foundation)," kata dia.

Susy Susanti mengatakan telah menyampaikan keberatannya kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga perihal dipermasalahkannya logo Djarum dalam audisi bulu tangkis. Menurut dia, PB Djarum telah banyak berkontribusi bagi pembinaan dan menyumbangkan atlet bagi tim nasional bulutangkis. "Untuk perkembangan bulu tangkis sendiri, siapa yang akan membiayainya siapa yang membina?" kata dia.

Sejumlah pebulutangkis hasil Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis mengikuti latihan di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Senin 9 September 2019.  ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Ia pun mengatakan pemerintahan bisa memberikan perhatian kepada pembinaan bulu tangkis. Selama ini pemerintah hanya memberikan kontribusi menjelang adanya kejuaraan internasional. "Pada saat ada SEA Games, Asian Games, atau Olimpiade. itu pun hanya beberapa bulan," kata Susy. 

Menurut dia, pembinaan itu harus dilakukan sejak usia dini. Ia mengatakan keberadaan audisi umum bulu tangkis Djarum Foundation sebagai salah satu alternatif pencarian bibit unggul atlet ke pelatnas. "Jadi sangat disayangkan kalau memang tahun depan akan dihentikan," kata dia. 

Komentar juga dilontarkan mantan pebulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat, yang menyebutkan perlu rembuk bareng untuk mencari solusi polemik KPAI dan Djarum Foundation. Menurut peraih medali emas Olimpiade 2004 ini, kedua pihak bisa mendapatkan kesepahaman kalau melakukan pertemuan. "Dilihat positifnya mana, negatifnya mana," ujar Taufik di Kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Kamis, 12 September 2019.

Ia mengatakan bahwa Audisi PB Djarum sudah memberikan sumbangsih bagi bulu tangkis Indonesia. Menurut dia, KPAI juga melarang audisi pasti punya dasar hukum melalui perudang-undangan. "Buat saya supaya tetap sama-sama, carilah win-win solution gitu, biar bulu tangkisnya jalan," kata dia.

Taufik menjelaskan audisi PB Djarum juga  bukan satu-satunya seleksi terbuka yang diadakan oleh klub bulutangkis karena PB Mutiara Bandung juga pernah mengadakan hal serupa. Walaupun pencarian terbuka yang dilakukan Djarum Foundation tetap yang terbesar, menurut dia, format audisi sebenarnya bukan satu-satunya cara memperoleh atlet muda potensial. "Melalui yang lain bisa juga, pertandingan, pantau bisa juga," kata dia menjelaskan berbagai metode atlet muda.

Menurut dia, beberapa atlet bulu tangkis peraih emas Olimpiade malah tidak pernah mengikuti audisi beasiswa bulu tangkis. Jadi seleksi terbuka digelar karena PB Djarum mampu mengadakan jadi kalau ada klub lain seperti PB Jaya Raya Mau mengadakan malah lebih bagus lagi. "Dulu juga saya nggak audisi bisa (raih emas olimpiade), Chandra Wijaya juara Olympic nggak, Ricky/Rexy juga nggak,” kata dia.

Ia menyakini persoalan audisi PB Djarum makin runyam karena menjadi ramai di media sosial. Kalau ingin mencari solusi, kata Taufik, jangan saling menyalahkan tapi harus duduk bareng. "Begini-begini (polemik) jadi makan publik aja," ungkap dia.

Sebenarnya di publik, kata Taufik, itu tidak tahu permasalahan utama antara KPAI dan PB Djarum seperti apa. Mereka hanya berdasarkan dari media melalui pernyataan berbagai kalangan. Bahkan bisa jadi tanggapan beberapa pihak di luar itu tidak mengerti pokok persoalan. "Buat saya siapa pun yang mau membesar bulu tangkis jalan aja. Selama tidak merugikan, merugikan itu tergantung persepsi kita mau menilainya seperti apa. Itu saja sih," kata dia.


Kekisruhan mengenai audisi itu mulai mereda ketika KPAI dan PB Djarum memilih bertemu pada 12 September 2019 di kantor Kemenpora. Menteri Pemuda dan Olahraga Peiode 2014-2019, Imam Nahrawi, memimpin rapat koordinasi itu yang dihadiri KPAI, PB Djarum, dan PB PBSI. Rapat yang dimulai pada pukul 10.50 di Gedung Kemenpora membahas polemik Audisi Beasiswa PB Djarum yang dituding oleh KPAI melakukan eksploitasi kepada anak dengan memasang logo produk hasil tembakau atau rokok.

Dalam rapat yang rampung pukul 12.30 WiB, KPAI diwakili ketuanya yakni Susanto dan Komisioner Penanggung Jawab Bidang Kesehatan dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza), Sitti Hikmawatty. PB PBSI mengutus Sekretaris Jenderal Achmad Budiharto. Sedangkan PB Djarum diwakili oleh anggota tim pencari bakat yakni Lius Ponggoh.

Imam Nahrawi mengatakan pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan. Pertama, kata dia yakni para pihak yang selama berpolemik terkait masalah Audisi Bulu Tangkis PB Bjarum yakni KPAI dan Djarum Foundation telah mengatakan pertemuan yang bersama dengan tujuan menghasilkan solusi supaya audisi bulu tangkis tetap berkesinambungan. "Agar audisi bulu tangkis tetap berkesinambungan dengan sejumlah catatan penting dan harus sesuai dengan ketentuan berlaku," ujar Imam menyampaikan poin kesepakatan, Kamis, 12 April 2019.

Poin kedua, Imam menjelaskan adanya keberlanjutan audisi bulu tangkis ini dengan mempertimbangkan ketersediaan atlet bulu tangkis usia muda secara selektif dan berjenjang dalam berkontribusi bagi proses pembibitan atlet bulu tangkis nasional.
"Karena cabang olahraga bulu tangkis masih menjadi salah satu cabang olahraga penyumbang utama perolehan medali di sejumlah event olahraga internasional termasuk Olimpiade," ucap Imam.

Menurut Imam, poin ketiga terbagi atas dua poin yakni Djarum Foundation berbunyi PB Djarum harus mengubah nama yang semula Audisi Umum Beasiswa PB Djarum 2019 menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis tanpa menggunakan logo dan merek dan brand image Djarum. Poin selanjutnya, kata Imam, ditujukan ke KPAI yakni meminta mencabut surat KPAI pada tanggal 29 juli 2019 tentang permintaan pemberhentian audisi Djarum. "Sama-sama ada jalan keluar terbaik," kata Imam menjelaskan kesepakatan poin ketiga.

Poin terakhir, Menpora mengatakan pihaknya, KPAI, dan PB PBSI bersepakat memberikan kesempatan kepada PB Djarum untuk konsolidasi secara internal guna melanjutkan audisi di tahun 2020 dan seterusnya dengan mengacu pada kesepakatan yang telah diambil pada pertemuan kali ini pada 12 September 2019 bertempat di Kantor Kemenpora.

"Empat poin itu yang disepakati maka dengan demikian selesailah polemik audisi umum bulu tangkis untuk 2019. dan semoga untuk tahun 2020 PB Djarum secara internal melakukan konsolidasi untuk menghadirkan audisi umum untuk tahun 2020," kata dia.

Imam Nahrawi pun berharap kesepakatan ini bisa menyelesaikan polemik yang muncul selama ini. "Itulah kesepakatan yang telah bersama-sama kami ambil, mengakhiri polemik, kekhawatiran mungkin juga kecemasan atlet-atlet, juga orang tua, dan tentu masyarakat secara keseluruhan tentang masa depan bulu tangkis," kata dia.


Yayasan Lentera Anak (YLA) yang selama ini peduli mengadvokasi tindakan eksploitasi kepada anak menilai PB Djarum sebagai penyelenggara Audisi Bulu Tangkis 2019 tahap kedua di Kota Purwokerto sudah mulai menunjukkan niat baik. Ketua YLA, Lisda Sundari, mengatakan, tulisan Djarum pada kaus yang diberikan anak-anak sudah dihilangkan meski masih dijumpai penggunaan logo produk tembakau pada kaus panitia.

“Ini bukti bahwa PB Djarum sudah mau menegakkan peraturan negara. Sebab, terkait dengan kegiatan Audisi Beasiswa Bulu Tangkis diadakan oleh perusahaan rokok yang berbahan baku tembakau, berlaku ketentuan PP Nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan yang melarang penggunaan tulisan, warna dan brand image yang terasosiasi dengan rokok dalam bentuk apa pun,” kata Lisda Sundari kepada Tempo, Selasa, 10 September 2019.

Lisda menambahkan, sebenarnya jika mau patuh pada peraturan dan memang tulus ikhlas melakukan pembibitan olahraga, Djarum dapat terus melanjutkan kegiatan dengan menghilangkan semua logonya di acara audisi. Terbukti, kata dia, pada audisi di Kota Purwokerto PB Djarum sudah menunjukkan niat baik untuk menghilangkan brand image Djarum pada kaus yang diberikan anak-anak.

Pemberian instruksi pertandingan oleh wasit kepada dua peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019, Minggu, 28 Juli 2019, di GOR KONI, Bandung. (Humas Audisi Umum)

“Jadi sekarang tergantung pada Djarum. Apakah untuk selanjutnya Djarum akan mematuhi peraturan atau tidak. Kami akan mendukung semua pihak yang ingin mengembangkan olahraga dengan tetap patuh terhadap upaya perlindungan anak dengan mengedapankan kepentingan terbaik bagi anak, di mana salah satunya tidak memaparkan brand image rokok kepada anak,” ujar Lisda.

YLA, kata dia, tetap berkomitmen mendukung KPAI , Kementerian PPPA, BPOM, Kementerian Kesehatan, Bappenas, Kementerian Koordinator PMK, dan Kemenpora. Dukungan itu dalam bentuk menegakkan PP Nomor 109 tahun 2012 guna terus melindungi anak Indonesia dari bahaya rokok. "Di mana dalam Pasal 36 ayat (1) PP Nomor 109 tahun 2012 ini dijelaskan bahwa setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor produk tembakau yang mensponsori suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan," tutur dia.

Yang dimaksud dengan merek dagang, kata Lisda, di antaranya semboyan yang digunakan oleh produk tembakau dan warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas produk tembakau yang bersangkutan. "Kaus bertuliskan Djarum, dan berbagai atribut di lokasi audisi, mulai dari banner, flyer, dan warna khas Djarum dikategorikan sebagai brand image produk tembakau," kata dia.

IRSYAN HASYIM

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus