Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan juara kelas menengah Ultimate Fighting Championship (UFC) Michael Bisping mengatakan masa kejayaan Israel Adesanya telah berakhir dengan tiga kekalahan beruntun setelah dikalahkan Nassourdine Imavov di Arab Saudi. "Kesimpulan terbesarnya adalah bahwa ini telah berakhir. Masa kejayaan Israel Adesanya sebagai juara, saya pikir ini tidak akan terulang lagi," kata Michael Bisping di situs web MMA Fighting, dikutip Antara, Senin, 3 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Bisping, Adesanya petarung mumpuni, namun waktunya untuk berada di puncak sudah habis. Adesanya mengalami tiga kekalahan beruntun mulai dari saat melawan juara bertahan kelas menengah UFC Dricus du Plessis, melawan penantang Sean Strickland. Terbaru, Adesanya kalah dari Imavov pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Siapa Michael Bisping?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Michael Bisping lahir di Cyprus pada 28 Februari 1979. Ia tumbuh di Clitheroe, Lancashire. Bisping menyukai seni bela diri sejak usia delapan tahun. Pada 2003, ia memutuskan untuk fokus MMA. Pada 2004, ia memulai debut profesional, performanya membuat dia meraih gelar Cage Rage Light Heavyweight. Ia bersaing di berbagai promosi MMA hingga akhirnya bergabung dengan UFC yang menjadi babak baru dalam kariernya.
Pada 2016, ia mengalahkan Luke Rockhold dan merebut gelar juara dunia. Pertarungannya yang paling dikenang adalah kemenangan dia melawan Anderson Silva dan Dan Henderson.
Dikutip dari The Sportster, sejak pensiun pada 2018, Bisping tetap aktif di dunia MMA dengan peran yang berbeda. Ia dikenal sebagai analis dan komentator yang muncul di berbagai acara dan platform media sosial.
Bisping terkenal dalam menyampaikan opini, termasuk pandangannya terhadap petarung-petarung lain. Dalam wawancara terbaru, ia mengungkapkan pendapatnya tentang Israel Adesanya yang dianggapnya mulai kehilangan performa terbaik setelah beberapa kekalahan beruntun. Menurut dia, usia dan pengalaman dapat menjadi faktor signifikan dalam menentukan performa petarung.