Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Meninggal dunia

Svend pri, pemain bulu tangkis denmark, meninggal karena bunuh diri. (or)

18 Juni 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENURUT rencana Agustus mendatang dia akan berada di Indonesia. Tujuannya ganda: untuk menyaksikan Kejuaraan Bulu tangkis Terbuka Indonesia dan buka bisnis alat-alat olah raga di Jakarta. Tetapi jalan hidup Svend Pri ditentukan lain. Dia meninggal dengan mendadak dalam usia 37 tahun, 9 Juni lalu. Buat orang-orang bulu tangkis Indonesia, Svend Pri terlihat terakhir kali dalam Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, awal Mei yang baru lalu. Dia muncul sebagai penonton biasa. Satu di antara dua orang anaknya kelihatan mendampinginya selama mengikuti pertandingan tersebut. Ketika pertandingan sedang istirahat ia kelihatan berbicara serius dengan Rudy Hartono. "Pri menyatakan keinginannya ke Indonesia," cerita maestro bulu tangkis Indonesia itu kepada wartawan TEMPO, Lukman Setiawan, yang berada di Kopenhagen meliput kejuaraan dunia tadi. Dalam pembicaraan dengan Rudy itu, Pri menyatakan niatnya untuk mencari kemungkinan berusaha di Indonesia. Terutama dalam bisnis alat-alat olah raga. Tetapi dari pembicaraan dengan Rudy itu juga tersembul masalah yang bersifat lebih pribadi. Pemain Denmark itu rupanya sedang mengalami krisis rumah tangga. Timbul ketidakcocokan dengan istrinya, Tofe. Begitu memuncaknya pertikaian itu, sampai tersiar kabar Pri mencoba bunuh diri dengan memotong urat nadi tangannya di kamar mandi. Sejak kemelut yang menghantam rumah tangganya itu, Pri sering terlihat mabuk-mabukan. Tidak jarang dia menelan obat penenang untuk meredam kegelisahan. Kematiannya pekan kemarin itu tidak jelas sebab-musababnya, tetapi menurut kalangan bulu tangkis di Jakarta, mungkin sekali karena bunuh diri. Svend Pri pertama kali dikenal orang ketika dia masih bernama Svend Andersen. Mula-mula dia merebut gelar All England untuk partai ganda berpasangan dengan Nyonya U. Strand. Kemenangan itu berulang kembali tahun 1971 dan 1972. Tapi puncak prestasinya dia capai di Senayan, Jakarta, tahun 1974 ketika dia menundukkan Rudy Hartono dalam final Piala Thomas. Meskipun Denmark kalah 1-8, kemenangannya atas Rudy sulit dilupakan. Tahun berikutnya dia pula yang muncul untuk menahan Rudy Hartono sehingga bintang Indonesia itu gagal tampil sebagai juara single All England berturut-turut 8 kali. Permainan Pri termasuk keras dan cepat. Ia tak suka bertele-tele dengan rally. Ia selalu ingin mempersingkat permainan dengan hunjaman smash atau backhand flick yang terarah. Ia turun ke gelanggang bagaikan aktor naik panggung. Ia kuasai publik dengan sikapnya yang kocak dan tak segan memarahi diri sendiri kalau dia membuat kesalahan. "Mentalnya kuat menghadapi publik Jakarta yang cukup kejam. Ia tak terpengaruh sedikit pun," kata Rudy melukiskan pertarungannya yang bersejarah dengan Pri, 9 tahun yang silam. Kalau bertarung di Jakarta ia selalu memilih Interhouse Hotel di bilangan Kebayoran Baru. Di muka hotel itu ia sering terlihat nongkrong sambil melahap paling sedikit 50 tusuk sate ayam dan menenggak berbotol-botol bir. Kalau penggemarnya berkunjung dia sambut dengan ramah. Orang senang karena dia suka bercanda. "Sikapnya di gelanggang yang tak pernah terpengaruh oleh ketinggalan atau kemenangan angka, membuat Pri sebagai pemain yang pantas disegani," kenang Rudy Hartono. Maksudnya, pemain Denmark ini tetap tidak tergoyahkan sekalipun dalam keadaan krisis. Dalam keadaan tertekan dia masih bisa menampilkan humor. Siapa yang menyangka di dalam diri yang periang, urakan, dan penuh optimistis ini tergores juga keputusasaan. Kalau memang benar dia mati bunuh diri, sebagaimana diduga banyak temannya ....

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus