Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Menpora: Penghargaan untuk Atlet Paralimpiade Tokyo Disamakan dengan Olimpiade

Menpora Zainudin Amali berjanji bahwa pemerintah tak akan membedakan fasilitasi dan apresiasi antara atlet yang berlaga di Olimpiade dan Paralimpiade.

29 Agustus 2021 | 05.54 WIB

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sambut kepulangan atlet Paralimpiade Tokyo. Dari kiri ke kanan: Pelatih para-powerlifting Yanti, lifter Ni Nengah Widiasih, Menpora, dan atlet para-balap sepeda Muhammad Fadli Imammuddin di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu, 28 Agustus 2021. (Antara/Shofi Ayudiana)
Perbesar
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sambut kepulangan atlet Paralimpiade Tokyo. Dari kiri ke kanan: Pelatih para-powerlifting Yanti, lifter Ni Nengah Widiasih, Menpora, dan atlet para-balap sepeda Muhammad Fadli Imammuddin di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu, 28 Agustus 2021. (Antara/Shofi Ayudiana)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berjanji bahwa pemerintah tak akan membedakan fasilitasi dan apresiasi antara atlet yang berlaga di Olimpiade dan Paralimpiade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hal itu disampaikan Zainudin saat menyambut kepulangan lifter Ni Nengah Widiasih dan Muhammad Fadli Imammuddin didampingi pelatih para-cycling Fadilah Umar dan pelatih para-powerlifting Yanti di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Pemerintah tidak membeda-bedakan atlet yang ikut Olimpiade dan Paralimpiade. Perhatian sama, fasilitasi sama karena mereka datang ke sana atas nama bangsa dan negara,” kata Zainudin dalam jumpa pers yang diikuti virtual di Jakarta.

Perhatian pemerintah kepada para atlet disabilitas maupun non-disabilitas disebut Zainudin sama. Pemerintah bahkan telah memberikan fasilitasi terhadap atlet untuk Paralimpiade sejak mereka mengikuti pelatnas di Solo dalam persiapan menuju ASEAN Para Games 2020 yang akhirnya batal.

Jika tidak ada perbedaan dengan peraih medali Olimpiade maka peraih medali emas Paralimpiade Tokyo bakal menerima bonus sebesar Rp 5,5 miliar, perak Rp 2,5 miliar, dan perunggu Rp 1,5 miliar.

Bonus juga tak hanya diberikan kepada peraih medali, tetapi juga kepada para seluruh atlet yang bertanding di Tokyo. Masing-masing atlet kemungkinan bakal mendapat Rp100 juta.

Sementara itu, Ni Nengah Widiasih berterima kasih atas perhatian dan bantuan pemerintah yang selama ini telah diberikan kepada para atlet NPC Indonesia dalam persiapan menuju Paralimpiade.

“Terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia. Semoga teman-teman atlet lain yang masih akan bertanding di Tokyo dapat mengibarkan bendera Merah Putih sebanyak-banyaknya, dan semoga lagu Indonesia Raya bisa berkumandang di sana,” kata perempuan yang akrab disapa Widi itu.

Kontingen Indonesia hingga kini telah mengantungi tiga medali di Paralimpiade Tokyo, yakni satu perak dan dua perunggu.

Medali perak disumbangkan oleh Ni Nengah Widiasih dari cabang olahraga para-powerlifting kelas 41kg putri, serta dua perunggu dari Saptoyogo Purnomo pada cabang para-atletik nomor 100m putra T37 dan David Jacobs dari cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 perorangan putra.

Skuad Merah Putih berpeluang menambah perolehan medali Paralimpiade Tokyo terutama lewat cabang para-badminton yang menjadi tumpuan utama dan ditargetkan dapat menyumbang satu medali emas dan satu perak.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus