Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Merebut hadiah kambing dan ayam

Demam rally sepeda menular ke berbagai kota seperti: yogya, surabaya, bandung. mula-mula di jakarta diselenggarakan oleh klub jantung sehat. (or)

5 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MULA-mula Klub Jantung Sehat di Jakarta yang menganjurkan para anggotanya untuk menggelinding dengan sepeda. Tetapi sejak program naik sepeda untuk bekas penderita serangan jantung (termasuk juga mereka yang mau mencegahnya) yang dilancarkan klub itu sejak 1978, kegemaran bersepeda menanjak cepat. Surabaya kejangkitan. Yogyakarta yang terkenal sebagai kota sepeda tapi sedang diancam "serbuan" sepeda motor, juga terkena demam yang berjangkit di Ibukota. Setiap Minggu di kedua kota itu berlangsung arak-arakan sepeda santai ataupun rally yang memperebutkan medali dan penghargaan. Ada pula panitia yang menyediakan kambing dan ayam sebagai hadiah. Dari beberapa macam perlombaan, orang-orang Yogya paling keranjingan dengan perlombaan yang bernama minicross. Lomba ini melewati jalan yang sengaja dibuat undak-undakannya. Sengaja dibiarkan berdebu. Dan sorak-sorai penonton yang paling ramai ialah kalau peserta berhasil melompati rintangan setinggi setengah meter yang dibuat dari bambu. Klub penggemar sepeda di Yogya memperkenalkan nama-nama yang bisa membikin bibir tergigit: Gaplay Fox, Shroboth, Bhekhechot atau Aphatize. Sedangkan raja minicross-nya adalah Marsihono,pelajar SMP Taman Siswa, berusia 16 tahun. Dengan sepeda yang dibelikan kakaknya, ia berlatih jumpalitan sejak 2 tahun lalu. Dari 40 perlombaan yang pernah diikutinya, 25 kali dia keluar sebagai juara. "Tetapi kejuaraan yang paling berkesan bagi saya ialah ketika memenangkan hadiah 3 ekor ayam," ujar Marsihono, anggota Gaplay Fox. Buat penggemar sepeda di Yogya hadiah ayam itu sudah termasuk besar. Karena tidak banyak yang berminat untuk menjadi sponsor pertandingan. Peserta dikenakan uang pendaftaran Rp 400. Jumlahnya terkadang bisa mencapai 100 orang. Sedangkan sumbangan sponsor paling besar Rp 15.000. Tak heran jika hadiahnya hanya selembar penghargaan dan seekor kambing. "Kambing kan bisa berkembang biak jika dipelihara dengan baik. Jadi sebenarnya dengan begitu kami memberikan hadiah yang banyak juga," ucap seorang anggota panitia perlombaan mncross. Bandung lebih makmur. Rally sepeda yang berlangung 13 Februari yang lalu bisa memikat uang sponsor sejumlah Rp 2,5 juta. Belum lagi dihitung pemasukan dari 600 peserta yang diharuskan membayar uang pendaftaran sebesar Rp 1.500 per orang. Perlombaan berlangsung tak ubahnya seperti rally. Peserta diberangkatkan sepuluh-sepuluh orang dengan selang waktu pemberangkatan 1 menit. Jarak yang ditempuh 30 km. Peta tulip dibagi-bagikan. Sebagai tambahan pemikat, panitia memasukkan pula segi ketangkasan, misalnya, quiz foto dari gedung yang dilewati. Rally yang diselenggarakan klub Sharata yang anggotanya kebanyakan mahasiswa rupanya dianggap berhasil. Sehingga Ikatan Dokter Indonesia bekerja sama dengan Lion Club dan Himpunan Untuk Kelestarian Alam (HUKA) mengundang klub itu untuk menyelenggarakan rally gerhana matahari bulan April mendatang. "Rally sepeda itu diadakan untuk mengkampanyekan adanya bahaya melihat gerhana matahari," kata Dachyar, yang memimpin klub Sharata. Seak berdiri tahun 1979 HUKA sudah puluhan kali menyelenggarakan sepeda santai. Acara menggenjot pedal dengan santai itu rupanya hanya sekadar jambatan saja buat organisasi tersebut. "Tujuan utama HUKA adalah mengadakan komunikasi dengan masyarakat mengenai lingkungan hidup," ulas Eky Setiawan Soeria Soemantri, dokter gigi yang mengetuai. Tak heran acara sepeda santai itu selalu berakhir dengan ceramah mengenai lingkungan. Tokoh lingkungan Otto Soemarwoto tercatat sebagai penceramah pertama. Tetapi untuk menahan orang supaya mau mendengar ceramah setelah menggenjot sepeda 10 km, acara ditutup dengan hiburan. "Saya kira acara hiburan ini yang Jadi tujuan utama peserta sepeda santai," ucap Eky tertawa. Daya tarik rally, selain hadiahnya, juga karena peserta bisa bertualang dengan kecepatan di atas kendaraan tak bermesin. Seperti juga di Bandung yang memikat peserta sepeda santai dengan tari dan nyanyi artis terkenal, Jakarta memikat dengan kaus oblong. Dede Kusmana, dokter ahli jantung yang memimpin Klub Jantung Sehat yang berpangkalan di Gelanggang Mahasiswa Kunmgan, melihat perlunya barang pemikat. Peserta yang ikut dalam acara sepeda santai tiap Minggu kedua saban bulan, belakangan ini turun separuh. Dari 2000 tinggal 1.000 orang. "Rupanya kalau tidak ada pembagian kaus bermerk jatung sehat peminat kurang," ungkap Dede. Untung beberapa pejabat tinggi, seperti Kabulog Bustanil Arifin, Menteri Emil Salim dan Menteri Muda Cosmas Batubara dan Abdul Gafur masih selalu tampak di barisan depan peserta. Mungkin seperti yang dipikirkan Dede Kusmana pemerintah sepantasnya memberikan perhatian untuk olah raga murah ini. Dengan mengamankan jarur yang ditempuh pengendara misalnya. "Tetapi jangankan sepeda, wilayah untuk pejalan kaki (trotoar) saja sering dikorbankan kalau ada pelebaran jalan. Apakah jalan dibuat untuk manusia atau untuk mobil," tanyanya tanpa mengharapkan jawab. Keamanan menjadi soal di mana-mana. Salah satu sebab pusat latihan balap sepeda (untuk Asian Games New Delhi) Dindah ke Lampung adalah untuk menghindari bahaya yang mengancam pembalap di jalan-jalan Jakarta. Sekalipun di lintasan aspal sepanjang 1 km yang mengelilingi Stadion Utama mobil seenaknya dipacu orang kencang-kencang. Barangkali harian Kompas yang berniat memindahkan balap sepeda untuk umum yang disponsorinya, dari sirkuit balap Ancol ke Senayan, akhir Maret ini perlu mempertimbangkan keamanan peserta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus