ACARA pertandingan atletik di Asian Games VIII diawali di meja
perundingan. Bersama Israel, tentunya. Di arenanya nanti, 9-20
Desember, Israel pasti disisihkan.
Dewan Federasi Asian Games (AGF) pekan lalu bersidang di Bangkok
memperbincangkan ancaman Federasi Atletik Amatir Internasional
(IAAF) untuk mengenakan sanksi bila Israel tidak diajak ikut.
Dalam kongresnya di Puerto Rico, 5 - 6 Oktober, IAAF pada
hakekatnya sudah memperingatkan panitia penyelenggara AG VIII.
Namun sidang Bangkok itu yang juga dihadiri oleh utusan Israel,
Isaak Ofek dan Ketua IAAF, Adrian Paulen, tetap memutuskan Tidak
akan mengundang Israel. Dan atletik tetap akan dipertandingkan,
tidak peduli apa akibatnya. Sikapnya jelas membangkang.
Jika sanksi IAAF dijalankan, semu peserta atletik di AG VIII
itu akan tidak bisa lagi mengikuti pertandingan internasional
lainnya, termasuk Olympiade Moskow, yang direstui IAAF. Bagi
Indonesia, ini merupakan risiko mengingat akan dilangsungkannya
SEA Games di Jakarta tahun depan. "Kita perlu solider (dengan
anggota AGF lainnya),' kata Bob Hasan, Ketua Ridang Organisasi
PASI (Persatuan Atletik Se-Indonesia) pada TEMPO. Dia
mendampingi delegasi KONI ke sidang AGF di Bangkok.
Rasa solider itu ternyata terdengar juga dari delegasi Jepang.
Kontingen Jepang akan membawa 58 atlit untuk cabang atletik.
Tingkat atletik Jepang diketahui cukup tinggi. "Mungkin sekali
Jepang akan mengirim atlit kelas II supaya atlit top mereka
tidak kena skorsing di Moskow nanti," pajabat KONI, Suworo,
menjelaskan.
Para anggota dewan AGF umumnya mengemukakan alasan keamanan
untuk menyingkirkan Israel. Dikuatirkan akan berulang aksi teror
dan pembantaian seperti di Olympiade Munich. Tidak pula
diinginkan untuk mengulang penjagaan keamanan secara ketat
seperti di Teheran (AG VII). Para utusan dari negara-negara Arab
terutama menonjolkan alasan keamanan itu."Atlit-atlit Asia
memerlukan suasana damai untuk bertanding," kata Akram Fahmi
dari Iraq.
"Itu cuma alasan politik, diskriminasi terhadap Israel," sambung
Isaak Ofek. Benar politik atau tidak, sikap IAAF selanjutnya
tergantung pada keputusan Komite Olympiade Israel, di mana Ofek
menjadi Ketua. Keputusannya ditunggu minggu ini, yaitu memprotes
atau menyerah.
Jika Israel memprotes, tulis Bangkok lost, "Pedang Damocles
(IAAF) akan jatuh" pada semua atlit yang ikut dalam pertandingan
atletik AG VIII. Jika ia menerima keputusan dewan AGF, maka
ancaman larangan IAAF akan tidak berlaku. "Atas nama atletik,"
kata Paulepada koran itu, "saya akan mencoba sebaik-baiknya.
Kita tidak boleh memboroskan semua persiapan di sini." Pauler
sendiri rupanya ingin meyakinkan pihak Israel supaya tidak
memprotes. Israel, jika mau, akan dibolehkan ikut dalam parade
pembukaan dan penutup AG VIII saja. Tapi karena ini pun
terbatas pada bendera dan papan nama saja, tanpa kontingennya
berpawai, Israel menolak tawaran itu.
Sebagai tuan rumah, Thailand sudah mengusahakan kompromi tapi
gagal. Tak sedap baginya mendengar sindiran Ofek: "Israel
mempertahankan hak-haknya secara penuh untuk ikut . . . Tidak
ada yang dapat merobah ini walau dengan uang seberapa pun."
Uang?
Kebetulan negara-negara Arab menyumbang dua-pertiga dari $2,75
juta yang dibutuhkan Thailand untuk menyelenggarakan AG VIII
ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini