Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Krystsina Tsimanouskaya di Olimpiade Tokyo menambah tajam sorotan terhadap kondisi olahraga Belarusia di bawah Presiden Alexander Lukashenko. Banyak tudingan miring yang muncul.
Krystsina Tsimanouskaya diketahui telah dipaksa pulang oleh ofisial Belarusia setelah secara terbuka mengkritik pelatih karena memasukkan namanya dalam lomba lari estafet 4x400m tanpa sepengetahuan dia. Atlet wanita itu menolak ketika dipaksa naik pesawat dan mencari perlindungan polisi.
Tsimanouskaya memilih tetap tak pulang ke negaranya. Ia kini sudah berada di Polandia, untuk mencari suaka di negara yang mau menerimanya.Pelari cepat Belarusia Krystsina Tsimanouskaya, yang meninggalkan Olimpiade di Tokyo dan mencari suaka di Polandia, menghadiri konferensi pers di Warsawa, Polandia 5 Agustus 2021. [REUTERS/Darek Golik]
Konstantin Yakovlev, mantan atlet bola tangan Belarusia yang kini menjadi pelatih di Ukraina, tak heran melihat yang yang dilakukan Tsimanouskaya. "Saya kira orang itu tak bisa lagi bertahan karena ketidakadilan, akibat kebodohan birokrat-birokrat Belarusia," kata Yakovlev.
Konstantin Yakovlev, 36 tahun, merasakan sendiri bagaimana atlet hanya menjadi "mainan" Alexander Lukashenko.
Ia mengalaminya pada 2007, setelah ikut memenangi kejuaraan Belarusia. Ketika dia dan pemain laun baru mau pergi berlibur pasca musim ketika mereka diminta tak ke mana-mana dulu karena menunggu tamu istimewa: Presiden Alexander Lukashenko.
Yakovlev ingat bagaimana timnya harus mengenakan perlengkapan mereka dan menggelar sesi latihan pura-pura agar bisa disaksikan oleh Lukashenko. Mereka juga diberi instruksi khusus sebelumnya mengenai bagaimana harus berbicara dengan presiden berusia 66 tahun itu.
"Kami semua ingin pergi berlibur, dan sebaliknya kami harus menunggu si kakek, di depannya orang-orang tua yang beberapa berusia tiga puluhan dan kebanyakan punya anak dan keluarga, dan kami harus menunggu dan melakukan semacam sirkus di depan mereka, dengan pakaian lengkap, seolah sedang latihan," kata dia seperti dikutip Reuters.
Mereka difoto bersama Lukashenko tetapi tidak dibolehkan menyimpan salinannya karena Lukashenko tak menyukai penampilannya dalam foto, tambah Yakovlev.
Episode itu, sambung dia, menyingkapkan potret kehidupan dunia olahraga negara itu di bawah pemerintahan Lukashenko, yang menindak keras protes jalanan setelah memenangkan pemilu yang disengketakan setahun silam.
Lukashenko, yang pernah menjadi pemain hoki, menempatkan olahraga di posisi penting dalam 27 tahun kekuasaannya. Tapi, cara dia yang otoriter tak disukai.
Kini, atlet-atlet profesional menjadi bagian dari tokoh-tokoh paling menonjol yang menentang dia. Beberapa di antaranya telah ditahan, kehilangan pekerjaan, atau dikeluarkan dari tim nasional.
Yakovlev, yang pindah ke Ukraina pada 1 Agustus, menyebut suasana di Belarusia tak nyaman bagi atlet. "Tentu saja, dia sangat memandang olahraga seperti mainannya sendiri, dan mainan ini mulai melawannya, jadi mereka pun angkat bicara," kata Yakovlev dalam sebuah wawancara di Kiev.
"Dia presiden yang tidak sah, dia kalah dalam pemilu, dan ini terlihat jelas oleh semua orang."
Yakovlev ikut melancarkan protes tahun lalu dan membubuhkan tanda tangannya ke sebuah surat terbuka yang diteken tokoh-tokoh olahraga yang menyeru pemilu diulang. Dia ditahan selama dua pekan. Dia akhirnya memutuskan meninggalkan negara itu bersama ketiga anaknya yang masih kecil.
Yakovlev memiliki tato di kaki kanannya, dia pemain bernomor punggung 23 dan 34 di celana pendeknya. Nomor-nomor ini sesuai dengan 23.34, yakni pasal yang membuatnya ditahan pemerintah Belarusia.
Presiden Alexander Lukashenko dan putranya Viktor, yang jadi penerusnya sebagai kepala Komite Olimpiade Nasional Belarusia, dilarang menghadiri Olimpiade oleh Komite Olimpiade Internasional. Status tuan rumah mereka untuk kejuaraan dunia hoki es juga baru dibatalkan.
Yakovlev gundah mengamati kondisi Belarusia itu. "Kami sudah menjadi negara beracun."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini