TITIK lemah dalam diri karateka sabuk hitam Institut Karate-do
Indonesia (Inkai) ternyata belum sepenuhnya lipur. "Unsur
perasaan dan tubuh masih tampak tidak sinkron sebagai suatu
kesatuan dalam gerak", komentar instruktur Japan karate-do
Association (JKA), Takeshi Oishi sambil memperagakan gerak kaki
yang sering ketinggalan dengan pukulan tangan, selesai ujian
kenaikan Dan di Lembaga Administrasi Negara, Rabu 10 Maret
petang lalu. Melihat kenyataan itu tidak heran nilai yang
diperoleh dr Nico Lumenta, Albert Lumban Tobing, Abdul Latif,
Masda, Idrus Gangsa, drs Mahyong Sikumbang, Harmen Lukas
Tampoudung. Abdul Kadir untuk Dan III. serta Teddy Arifandi,
Tjang Arizal, dan Rizal Fuad buat Dan II berkisar pada angka
minimal untuk lulus 5.4. Tapi, "nilai itu adalah angka yang juga
umum diperoleh karateka-karateka Jepang dalam ujian kenaikan
tingkat" tambah Oishi.
Tanpa JKA
Adakah kenyataan yang diraih karateka 'senior' itu merupakan
gambaran kemajuan dunia Inkai saat ini? Kesan yang diperoleh
Oishi dari 2 kali kunjungannya ke Indonesia memang demikian.
Sebab, "sekarang ini kesalahan-kesalahan prinsipil dalam karate
seperti yang saya lihat dulu sudah ditinggalkan oleh karateka di
sini", ucap Oishi. Bertolak dari pengamatan itu, Oishi yang juga
meletakkan pola dasar latihan bagi team karate Indonesia yang
dipersiapkan untuk Kejuaraan Karate Asia Pasifik di Jakarta
tahun ini menilai adanya peluang yang baik bagi regu tuan rumah.
Menurut Oishi diperkirakan Indonesia akan bisa menempatkan diri
dalam urutan kedua setelah Jepang. Dan, "bukan tak mungkin pula
jadi juara", lanjutnya. Alasan Oishi, tidak ikutnya karateka JKA
dalam team Jepang bakal menyebabkan kekuatan regu menjadi lain.
Mengaitkan kemajuan yang dicapai Inkai dengan team karate
Indonesia memang dapat menimbulkan kesan ganjil dalam
masyarakat. Tapi mengingat anggota team -- dipilih berdasarkan
seleksi umunnya terdiri dari karateka Inkai, tanggapan yang
diberikan Oishi tidak seluruhnya salah. Kini soalnya adakah team
Indonesia akan sanggup mempertahankan perhitungan Oishi
tersebut? Jawabannya tergantung pada diri karateka itu sendiri
dan pembinanya yang baru saja naik Dan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini