Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Persib Bandung merasakan kehilangan yang mendalam dengan berpulangnya Letjen TNI (Purn) Solihin GP pada Selasa, 2 Maret 2024. Muhammad Iskandar, Direktur Operasional PT Persib Bandung Bermartabat, mengungkapkan duka cita yang mendalam atas kepergian Mang Ihin, panggilan akrab untuk Solihin GP.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dalam era profesional, kami tidak akan pernah melupakan peran besar Mang Ihin dalam membangun reputasi dan prestasi Persib di masa lalu. Terima kasih Mang Ihin atas segala dedikasinya untuk Persib," kata Muhammad Iskandar melalui laman resmi Persib.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bagi Persib Bandung, Letnan Jenderal TNI Solihin Gautama Purwanegara (1926-2004), atau yang akrab disapa Solihin GP atau Mang Ihin, bukanlah sekadar mantan Gubernur Jawa Barat (1970-1975) dan tokoh masyarakat Sunda.
Pria yang lahir di Tasikmalaya pada 21 Juli 1926 ini memiliki peran besar dalam membawa Persib ke puncak kesuksesan di era amatir. Mang Ihin menjabat sebagai Ketua Umum Persib pada rentang waktu 1976-1983. Salah satu kontribusi terbesarnya yang masih dikenang adalah program pembinaan berkelanjutan, terutama bagi para pemain muda, yang membawa Persib kembali ke kompetisi tingkat nasional tertinggi dan menciptakan generasi emas Maung Bandung pada dekade 1980-an.
"Solichin Lagi" adalah judul dari sebuah artikel di Majalah Tempo No. 46/IX pada 12 Januari 1980. Artikel tersebut membicarakan pemilihan kembali Mang Ihin sebagai Ketua Umum Persib setelah sebelumnya mengundurkan diri dan menolak untuk dipilih kembali.
Keputusan Mundur Mang Ihin merupakan wujud tanggung jawabnya setelah Persib, yang tengah berjuang dari tingkat lokal, gagal promosi ke Divisi Utama karena tersingkir di babak 12 Besar Kompetisi Divisi I Perserikatan 1979/1980.
Namun, Mang Ihin setuju untuk kembali memimpin Persib dengan syarat bahwa pengurus klub dapat fokus pada pembinaan prestasi dan organisasi Persib. Salah satu langkah revolusioner yang diambil Mang Ihin selama masa kepengurusan keduanya adalah mendatangkan pelatih asing asal Polandia, Marek Janota, untuk melatih para pemain muda secara berkesinambungan pada tahun 1980.
Para pemain muda yang dilatih oleh Marek tersebut, meskipun mendapat tentangan dari beberapa pemain senior, menjadi tulang punggung Persib di berbagai turnamen dan kompetisi. Di antara mereka adalah Robby Darwis, Adjat Surdajat, Suryamin, Iwan Sunarya, Sukowiyono, Dede Iskandar, Ade Mulyono, Djafar Sidik, Ajid Hermawan, dan masih banyak lagi. Kehadiran Solihin GP atau Mang Ihin tidak hanya memberikan kontribusi berarti bagi Persib Bandung, tetapi juga menjadi bagian penting dalam sejarah sepak bola Indonesia, meninggalkan jejak inspiratif yang akan dikenang selamanya.