Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh Jawa Barat, Solihin GP (Gautama Purwanegara) alias Mang Ihin meninggal pada Selasa, 5 Maret 2024 pukul 03.08 WIB di Bandung. Mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) ini meninggal dunia pada usia 97 tahun.
“Beliau meninggal di Rumah Sakit Advent Bandung,” kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi DPKLTS, Taufan Suranto, pada 5 Maret 2024.
Taufan menyampaikan, Solihin GP dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung pada 5 Maret 2024 pukul 13.30 WIB.
Solihin GP lahir pada 21 Juli 1926 di Tasikmalaya dari dari keluarga menak atau priyayi Sunda yang memiliki kesempatan untuk sekolah hingga tingkat menengah tinggi di Tasikmalaya. Dari kisahnya di buku The Trouble Shooter, 80 Tahun Solihin GP, ia menjadi pejuang ketika sekolah bertepatan dengan Agresi Militer Belanda pertama pada 1947.
Selain berperang melawan Belanda, Solihin ikut melawan pemberontakan PKI di Madiun 1948, kemudian DI/TII. Lalu, ia juga pernah diangkat sebagai Gubernur Akabri Darat pada 15 Juli 1968. Sebelum pensiun, Presiden Soeharto menunjuknya sebagai Gubernur Jawa Barat pada 1970.
Pada kehidupan pribadinya, Solihin merupakan sosok ayah tegas bagi anaknya. Anak ketiga Solihin GP bernama Satria Kamal merupakan mantan suami Nicky Astria. Artinya, Solihin juga merupakan mertua dari lady rocker Indonesia tersebut.
Satria Kamal alias Mamay menikahi Nicky Astria pada akhir November 1992. Sebenarnya, mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Namun, Mamay dan Nicky baru pacaran serius empat bulan sebelum pernikahannya, yaitu Juli 1992. Lalu, dua bulan pacaran, mereka memutuskan untuk tukar cincin atau lamaran. Menurut Nicky, hubungannya dengan Direktur Utama PT Bina Trans kala itu bukan cinta kilat, melainkan murni dan alamiah.
Berdasarkan Majalah Tempo, Mamay dan Nicky berasal dari keluarga Sunda sehingga resepsi pernikahan dilakukan dengan adat Sunda di Gedung Secapa, Hegarmanah, Bandung. Acara pernikahan berlangsung secara sederhana dengan dominasi suara kecapi suling atau degungan dan suasana tradisional Sunda.
Mamay dan Nicky dikaruniai dua orang anak, yaitu Zana Chobita Aratusa atau Obit dan Bhatari Nana Amadea atau Oneal. Sayangnya, setelah Oneal lahir, Mamay dan Nicky mengalami konflik karena jarak yang jauh. Sebab, Mamay sering sering meninggalkan keluarganya untuk keperluan bisnis perikanan di Tual, Ambon, Maluku Tenggara. Bahkan, Mamay juga sering tinggal Tual. Nicky pun merasa kurang terpenuhi kebutuhan batinnya.
Berdasarkan tulisan ilmiah repository.unej.ac.id, konflik Mamay dengan Nicky mencapai puncaknya, ketika putusan cerai dibacakan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Agama Bekasi, Mukri Agafi pada persidangan keempat, 29 januari 2002. Sidang terakhir itu dihadiri oleh Mamay dan pengacaranya Henri Yosodiningrat. Semetara itu, Nicky tidak hadir sehingga diwakili sang kakak, Zaky dan pengacaranya Syarif Fadilah.
Saat ini, Mamay, anak dari Solihin GP resmi berpisah dengan Nicky Astria. Dengan demikian, hubungan Solihin GP dengan Nicky Astria menjadi mantan mertua dan mantan menantu.
RACHEL FARAHDIBA R | ANWAR SISWADI
Pilihan Editor: Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini