Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pesta terakhir junie sng

Perenang singapura yang berasal merebut 10 medali emas (8 untuk nomor perorangan, 2 dari estafet) dalam sea games xii di singapura. (or)

11 Juni 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUNIE Sng bukan hanya darling of the games. Ia juga aliran listrik yang bisa menyengat publik Smgapura di kolam renang Toa Payoh. Kalau namanya disebutkan sebagai peserta, orang pun bersorak riuh. Begitu kakinya menempel di tempat start, penyanjungnya segera bangun dari kursi. "Ayo, Junie!" pecut mereka. Pers lokal menggambarkan kecepatannya ibarat pisau membelah air. PenampilanJunie Sng memang meyakinkan. Di SEA Games XII ini dia membuat sejarah sebagai perenang pertama yang mampu merebut 10 medali emas. Delapan untuk nomor perorangan. Ditambah 2 dari estafet. Dia menjadi penyumbang terbanyak buat 15 emas yang diperoleh Singapura. Di SEA Games X di Jakarta, dia sudah mampu merebut 5 medali emas. Prestasinya itu kemudian membubung pada SEA Games berikutnya di Manila 2 tahun lalu, ketika berhasil mengumpulkan 7 medali emas dan satu perak. Hampir menyamai kemampuan perenang Indonesia, Nanik Juliati Suwadji, yang pernah berhasil merebut 8 medali emas dan satu perak di SEA Games X tahun 1979 di Jakarta. Di Manila Nanik yang tampil terakhir kali dan kemudian mundur karena alasan umur, masih memperoleh 5 medali emas, 2 perak dan 1 perunggu. Selain merebut 8 medali emas itu Junie juga berhasil memenuhi cita-citanya untuk menjadi perenang Asia pertama yang mampu menembus batas 9 menit untuk 800 m gaya bebas. Di Manila, sekalipun memperoleh medali emas, dia gagal memenuhi ambisinya itu. Waktunya 9 menit 0,21 detik. Waktu yang sebenarnya sudah tinggal seujung rambut. Hingga orang mengatakan, kalau saja Junie memelihara kuku panjang dia pasti sudah bisa berhasil ketika itu. Tapi di kota kelahirannya ini, tanpa kuku yang dipanjangkan dia mampu mencatat 8 menit 59,46 detik. Berarti anak putri bermata sipit tersebut malahan lebih cepat dari rekor nasional putra Singapura (9, menit 0,74 detik). Puncak kegembiraannya berlangsung pada nomor 100 m gaya bebas. Satu-satunya nomor yang gagal direbutnya di Manila. Begitu girangnya dia. Tutup kepala dilepaskannya dan kaca mata renang dilemparkannya ke udara. Dia mengirimkan ciuman dari dalam kolam itu kepada ayahnya yang membalas dengan lambaian tangan. Sementara ibunya menangis melihat sukses anak bungsunya itu. Tak ada lagi cita-cita yang tak kesampaian buat perenang yang lahir dari republik terkecil di Asia Tenggara itu. Sebelum mabuk dia berhenti. "Apa yang kucapai sudah cukup. Dan saya ingin berhenti berenang untuk selamanya," katanya kepada wartawan. "Tak bakalan ada lagi kompetisi buat saya. Tak ada lagi pertarungan melawan stopwatch," sambungnya pula. Buat dia kini giliran mengurus sekolah. Karena renang, katanya, sekolahnya terbengkalai. Ditemui wartawan TEMPO, Rudy Novrianto, pada penutupan pesta olah raga itu tanggal 6 Juni -- tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-19, Junie Sng kelihatan seperti menderita betul dalam karirnya yang panjang. "Saya sudah capek berenang," katanya. Dia mulai berenang sejak berumur 4 tahun. Sejak 3 tahun yang lalu dia mengikuti jejak orangtuanya yang pindah ke Australia. "Ayah yang memutuskan untuk pindah ke sana, karena ayah menjadi dosen di sebuah akademi kesenian di Brisbane. Ia sendiri duduk di bangku sekolah Queensland Institute of Technology, jurusan matematika. Keluarganya tetap warga negara Singapura. Perenang yang gemar lagu klasik sampai rock'n roll ini ternyata bosan dengan keramaian Singapura. "Kota ini sangat sibuk," sedangkan saya senang dengan kota yang tenang seperti Brisbane. Mungkin saya akan bekerja dan menetap selamanya di sana," katanya dengan malu-malu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus