SUAP yang ramai dibicarakan di sini ternyata sudah menular ke luar. Dan wasit Indonesia, Sudarso Hardjovasito, 46 dituduh ada main. Dia, yang memimpin pcrtandingan babak penyisihan Pra-Olimpiade antara Arab Saudi dan Korea Selatan 24 April yang berkesudahan 5-4. didua keras menerima suap US$ 15.000 (Rp 15 juta). Sebagaimana yang dilaporkan kantor berita AP, dugaan itu disampaikan oleh Hamah Abu Samah, Wakil Ketua FIFA yang juga merangkap Ketua Konfederasi Sepak Bola Asia, dalam jamuan makan malam dengan sepuluh negara peserta, Jumat pekan lalu. Kesepuluh negara yang turut dalam babak penyisihan PraOlimpiade itu terdiri dari Bahrain, Irak, Jepang, Kuwait, Malaysia, Arab Saudi, Korea Selatan, Selandia Baru, Muangthai, dan Qatar. Hamah juga mengatakan, seorang wasit lain telah menerima suap untuk mempengaruhi salah satu tim dengan selisih tiga gol minimal untuk mempermudah Arab Saudi menuju Los Angeles. Tetapi tokoh sepak bola Malaysia itu tidak menyebutkan nama wasit yang dimaksudkannya. Arab Saudi Qatar, dan Irak akhirnya berhak mewakili Asia-Oceania dalam Olimpiade Los Ange les yang akan berlangsung Juli-Agustu mendatang. Sementara itu, dalam laporan lain, AP mengabarkan bahwa pihak Kuwait telah mencoba menyuap wasit Sudarso Hardjowasito supaya mengatur skor pertandingan Arab Saudi melawan Korea Selatan, untuk menyelamatkan kedudukan Kuwait. Seorang of isial Kuwait menginginkan Sudarso memenangkan Korea Selatan sedikitnya berbeda lima gol. Dengan demikian, Kuwait bisa tampil sebagai runner up grup dan punya kesempatan untuk merebut tiket ketiga ke Los Angeles. Tetapi menurut Sekretaris Federasi Sepak Bola Asia, Peter Vellapan uang sogokan yang US$ 15.000 ditolak Sudarso. Wasit dari Indonesia ini adalah satu dari 12 wasit Asia yang masuk dalam klasifikasi wasit kelas A. Artinya, bisa memimpin pertandingan Piala Dunia dan Olimpiade. Pertandingan Arab Saudi melawan Korea Selatan itu sempat terhenti karena terjadi kericuhan. Menurut laporan pers, tidak beresnya Sudarso memimpin pertandingan menimbulkan amarah penonton. Sudarso, yang sudah berpengalaman 20 tahun lebih sebagai wasit, mengakui, "Itu pertandingan paling berat yang pernah saya pimpinan." Tetapi dia meno a menta mentah berita yang menyebutkannya menenma suap. "Buat apa saya menerima uang begituan? Toh honorarium saya dari panitia cukup. Lagi pula, saya ingin terpilih menjadi wasit di Olimpiade Los Angeles. Uang lima belas juta apa artinya dibanding kepercayaan yang mungkin bisa saya dapat. Lagi pula, saya membawa nama bangsa dan negara," katanya kepada wartawan TEMPO, A.Lookman, sehabis melaporkan kasus Singapura itu kepada PSSI, Senin pekan ini. Menurut pengakuannya, sebagai wasit, selama 26 hari untuk Pra-Olimpiade, penghasilannya bukan sedikit. Honornya per hari Rp 105.000 bersih. Sudarso, yang sehari-hari bekerja di Biro Kamtib DKI dengan gaji Rp 80.000, mengaku bersih dalam memimpin pertandingan. Katanya, setengah jam sebelum pertandingan baru ditentukan siapa yang bertugas memimpin. "Sudarso sanggup membuktikan bahwa dia tidak berbuat," begitu kata Nugraha Besoes, Sekretaris Umum PSSI, selepas mencrima laporan wasit nasional yang sudah terdaftar sebagai wasit FIFA sejak 1976 ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini