Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berita Tempo Plus

Satu miliar itu diboyong ke etiopia

Adis abebe,22, berhasil memecahkan rekor dunia dalam lomba lari bob hasan 10-k ke-7 di jakarta. catatan waktunya 27:40, ia berhak meraih rp 1 milyar. jalanan mulus, tak ada tanjakan.

30 Januari 1993 | 00.00 WIB

Satu miliar itu diboyong ke etiopia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKITAR 20 meter menjelang finis, Adis Abebe menegakkan kepala. Ia melirik ke arah papan penunjuk waktu elektronik di belakang garis finis: 27:38. Ia pun menggenjot langkahnya lebih keras. Didukung sorak-sorai penonton di Lapangan Senayan Jakarta, Minggu pagi lalu, Abebe berhasil menerjang pita finis lomba lari Bob Hasan 10 Kilometer ke-7 dengan catatan waktu 27 menit 40 detik. Maka, pelari Etiopia itu resmi menumbangkan waktu terbaik dunia atas nama Arturo Barrios dari Meksiko yang dibuat di Arizona, AS, tahun 1986. Catatan waktu Barrios 27 menit 41 detik. Beda waktu yang cuma sedetik -- seperti kedipan mata -- itu membuat Abebe, 22 tahun, berhak atas bonus sekitar Rp 1 miliar, dikurangi pajak 20 persen. Selain itu, ia pun masih menerima hadiah US$ 25 ribu. Sayang, prestasi ini tak dilengkapi oleh atlet putri senegaranya, Derartu Tulu. Mayor polisi yang pada Olimpiade Barcelona lalu meraih emas di nomor lari 10 kilometer ini hanya mengukir 32 menit 10 detik. Artinya, walau menjadi juara di Bob Hasan 10 K ini, Tulu belum memecahkan waktu terbaik dunia atas nama pelari Inggris, Liz McColgan, dengan catatan waktu 31:07 detik. Tulu meraih hadiah US$ 20 ribu. Di belakang Tulu, menyusul rekan senegaranya, Ester Kiplaget (32:50), dan atlet Romania, Anuta Catanu (33:00). Adapun atlet putri Indonesia, Suryati, menduduki urutan kesepuluh (36:15). ''Saya senang karena atlet-atlet Etiopia menjuarai lomba ini,'' kata Tulu, 21 tahun. Tahun lalu ia juga menjadi juara pertama. Sejak pistol start ditarik oleh Presiden IAAF (Federasi Atletik Amatir Internasional), Dr. Primo Nebiolo, cuaca Jakarta Minggu pagi cukup bersahabat: agak mendung tanpa angin kencang. ''Sehingga saya bisa memacu kecepatan,'' kata Abebe. Abebe, yang menyiapkan diri tiga bulan untuk lomba ini, begitu tiba di Jakarta sudah optimistis. ''Kondisi saya sedang prima,'' katanya sebelum lomba. Apalagi tahun lalu, pada kejuaraan serupa tak resmi di Finlandia, Abebe mencetak waktu 27 menit 17 detik. Ia sudah tiga kali mengikuti Bob Hasan 10-K, dan dua kali menyabet juara (tahun 1990 dan 1991). Bob Hasan 10 K -- sebelumnya bernama Bali 10 K dan Borobudur 10 K, sesuai dengan tempat diselenggarakan -- memang lebih memungkinkan prestasi puncak. Soalnya, jalanan mulus dan tak ada tanjakan. Satu hal, start dan finis dilakukan di tempat yang sama (loop course alias melingkar). Jadi, ibarat masuk restoran fastfood, Abebe tinggal melahap. Ditambah lagi adanya dorongan hadiah gede. ''Tapi Abebe bukan cari uang, uang justru yang mencarinya,'' kata pelatihnya, Yami Kabede, sembari tertawa. Semangat Abebe memang menggebu. Ia tiba di Jakarta enam hari sebelum lomba. Dan 30 menit setelah check-in di Hotel Hilton, ia langsung ke Stadion Madya untuk melemaskan otot-otot. Untuk apa bonus sebesar itu? ''Belum mikir,'' katanya. Soalnya, ia sudah punya rumah besar, mobil pun ada empat buah. Yang belum punya adalah istri. Nah, tahun ini pula, rencananya, Abebe akan menikahi pacarnya, mahasiswi kedokteran. Sementara itu, pelari Arturo Barrios hanya menjadi juara kedua dengan catatan 28:01 detik. Ayah dua anak kembar yang kini menetap di Colorado, AS, itu mengaku tiga bulan mempersiapkan diri. Lomba yang, katanya, sudah didukung oleh kerja panitia yang bagus, penonton tertib, dan cuaca mendukung itu ternyata tak sesuai dengan targetnya. Tapi, ''Saya senang karena Abebe berhasil memperbaiki waktu terbaik dunia yang telah tujuh tahun,'' kata Barrios. Pelari Richard Chelimo dari Kenya, juara tahun lalu, juga tak begitu kecewa. Kalah-menang itu biasa. ''Saya menganggap bodoh kalau menyalahkan panitia, cuaca, atau track. Semua peserta ingin menang, dan semua telah mempersiapkan diri sama baiknya. Tinggal penampilan dan teknik akhir yang menentukan semuanya,'' kata pemegang medali perak Olimpiade Barcelona ini kepada Niniek Muji Karmini dari TEMPO. Soal teknik memang membuat pelari tuan rumah, Eduardo Nabunome, kedodoran. Atlet pelatnas yang disegani di Asia ini salah stra tegi. ''Persiapan saya sudah matang. Tapi saya terpancing meng- ikuti pace pelari asing yang sangat tinggi itu,'' katanya. Akhirnya ia kehabisan napas di kilometer delapan dan berada di urutan ke-10 dengan waktu 30:54 detik. Bahkan catatan waktu Eduardo ini terlampaui oleh pelari Jawa Ti- mur, Hasanuddin, yang turun di kelompok pelari Asia. Hasanuddin -- pernah dicoret dari pelatnas karena dianggap tak disiplin -- mencatat waktu 30 menit 26 detik. Ia bisa mencapai hasil itu karena berlatih mati-matian tanpa pelatih di kotanya, Bondowoso. ''Saya berharap PASI mau memperhatikan prestasi saya ini, agar bisa masuk pelatnas lagi,'' katanya. Kini waktu terbaik dunia telah tumbang. Dan Bob Hasan, ketua umum PASI, pun bersyukur. Impiannya sudah terwujud. ''Nama Indonesia akan disebut-sebut di sekitar 150 negara,'' kata Bob Hasan kepada K. Chandra Negara dari TEMPO. Kepuasan Bob Hasan ini semakin lengkap karena, sehari sebelum perlombaan, Presiden IAAF Primo Nebiolo menyerahkan medali Golden Order of Merit kepada Presiden Soeharto atas jasa-jasanya memajukan atletik di Indonesia, bahkan di dunia. Lomba telah usai, dan menghabiskan biaya sekitar Rp 2 miliar, termasuk untuk hadiah. Kata Bob, uang itu bukan melulu dari kantong pribadinya. Ada 40 perusahaan yang menjadi sponsor, misalnya Sinar Mas Group, Mobil Oil, dan Asosiasi Perkayuan Indonesia. Dan Bob mengaku tak ada istilah rugi. ''Kami tetap menyelenggarakan lomba ini tiap tahun,'' katanya. Widi Yarmanto dan Bina Bektiati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus