Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Serupa Tapi Tak Sama

Kongres PSSI ke-29 di Hotel Indonesia, Jakarta, memilih kardono kembali sebagai ketua umum periode 1987-1991. kongres dihadiri 450 wakil daerah. Susunan pengurus tetap seperti periode sebelumnya.

21 November 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APAKAH Saudara-saudara setuju Pak Kardono dipilih menjadi formatir tunggal?" Bagai paduan suara, terdengar jawaban "Setuju... !" Tok. Resmilah Kardono, 58 tahun, Ketua Umum PSSI periode 1983-1987, terpilih kembali memimpin PSSI periode 1987-1991. Itulah keputusan Kongres ke-29 PSSI yang berakhir Jumat pekan lalu di Bali Room, Hotel Indonesia, Jakarta. Lancar. Malah boleh dikatakan sangat mulus. Munculnya Kardono sebagai formatir tunggal sudah bisa diduga sebelumnya, karena peserta kongres rupanya tidak melihat adanya calon lain yang prestasinya sebaik kepemimpinan Kardono. Begitu terpilih sebagai formatir tunggal, Kardono berkata di depan sidang, "Bersama ini formatir Kardono mengharapkan Kardono bersedia sebagai Ketua Umum PSSI." Lalu disambungnya, "Apakah pemilihan formatir tunggal ini benar-benar keluar dari hati Anda tanpa ada paksaan?" tanya Kardono. "Benar ... ," jawab peserta kongres serempak. "Baiklah, kalau itu yang dikehendaki, saya akan memimpin PSSI sampai 1991." Di hadapan sekitar 450 peserta wakil dari semua Komisariat Daerah, Kardono menjelaskan kebijaksanaannya. Bangsa Indonesia, katanya, perlu belajar menghargai usaha yang telah dilakukan seseorang. Masyarakat masih menganggap kalau tim nasional kalah, berarti pengurusnya gagal. "Ini anggapan yang keliru dan perlu diluruskan," katanya. Dalam waktu sekitar tiga jam, susunan pengurus baru sudah terbentuk. Pengurus harian tetap seperti periode sebelumnya. Ketua I Sigit Harjojudanto, Wahab Abdi (Ketua II), Acub Zainal (Ketua III), Bendahara Gazhfan Ali, dan Sekretaris Umum Nugraha Besoes. Menurut Kardono, begitu kongres ditutup, ia memanggil mereka untuk menanyakan apakah bersedia duduk kembali dalam kepengurusan. "Kalau Bapak memang masih mempercayai, kami bersedia, ujar Kardono menirukan jawaban mereka. Mengapa tetap mempertahankan pengurus lama? "Kami berenam sudah merupakan satu kesatuan," jawab Kardono. Juga untuk menjaga kesinambungan dan kekompakan. Selama empat tahun mereka telah mempelajari kekurangan masing-masing. "Kalau dulu masih ada hal-hal yang kurang sinkron, saya berharap bisa dipadukan dalam kepengurusan sekarang," tambah Kardono. Ia menilai, pengurus yang sekarang ini serupa tapi tak sama dibandingkan sebelumnya. Tiap ketua nantinya hanya membawahkan paling banyak tiga bidang, bukan empat sampai lima bidang seperti sebelumnya. Permasalahan antara Galatama dan Perserikatan, kata Kardono, kini tidak ada lagi. Sekarang bukan hanya Ketua III yang mengurusi Galatama, tapi semua pengurus. Misalnya, masalah kompetisi akan ditangani oleh Ketua II. Hal-hal yang menyangkut hak otonomi Galatama tetap dipegang oleh Administrator Liga. Contohnya, masalah keuangan. "Karena uang itu diperoleh dari pemilik klub, PSSI tidak bisa campur tangan," ujarnya. Pembatasan bidang itu tampaknya sesuai dengan janji Kardono untuk merampingkan jumlah pengurus. "Diperkirakan nantinya semua pengurus, termasuk pengurus harian, berjumlah 21 orang," tutur Kardono. Itu berarti 13 orang lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Kardono mengakui, banyak selentingan yang meragukan hasil kongres kali ini. Seolah-olah hasil kongres sudah diatur sebelumnya. Misalnya, dalam kongres terdahulu jumlah formatir 3 orang, tapi sekarang tunggal. Dan dilaksanakannya Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengubah AD/ART karena adanya formatir tunggal itu. Memang ada 5 Komda, Ja-Teng, Sum-Ut Aceh, dan Ja-Tim, dipimpin Said Rusli ketua Komda DKI Jakarta, yang menghendaki tetap adanya tiga formatir. "Tujuannya agar pengurus bisa melakukan revisi terhadap kepengurusan yang baru," ujar Said Rusli. Kardono sendiri menyambut baik usulan itu. "Semuanya tergantung peserta," katanya. Tapi bola ternyata bergulir ke Kardono dan floor meminta ia menjadi formatir tunggal. Dengan gampang nyeploslah kepengurusan Kardono. Memandang empat tahun masa tugasnya mendatang, Kardono berjanji akan berusaha semaksimal mungkin. "Saya yang akan bertanggung jawab jika pengurus gagal. Itu berarti saya salah dalam memilih pembantu-pembantu saya," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus