Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Si jaguar naik peringkat

Yayuk basuki, 21, merebut juara tunggal kejuaraan volvo women's open tennis di pattaya, muangthai. ia menumbangkan naoko sawamatsu, peringkat 28 dunia. petenis lain: lita sugiarto & lanny kaligis.

27 April 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengejutkan, permainan Yayuk Basuki di Pattaya, Muangthai. Ia juara dan mengalahkan pemain dengan peringkat dunia tinggi. Berapa peringkat Yayuk sekarang? ADA julukan baru untuk Petenis Yayuk Basuki: "Jaguar dari Jakarta". Gadis hitam manis kelahiran Demangan Kidul, Yogyakarta, pada 30 November 1970 itu mendapatkan sebutan ini di lapangan Dusit Resort Pattaya, Muangthai, setelah ia merebut gelar juara tunggal kejuaraan Volvo Women's Open Tennis yang berakhir Ahad lalu. Di final Yayuk menumbangkan Naoko Sawamatsu dari Jepang (peringkat 28 dunia) dengan 6-2 dan 6-2. Ia meraih hadiah US$ 75 ribu dan sebuah catatan penting: peringkat dunianya melonjak. Namun, berapa peringkatnya sekarang belum diketahui. Yang jelas, peringkat dunia Yayuk sebelum ke Pattaya adalah 203. Kejuaraan di Pattaya ini cukup bergengsi. Unggulan pertama adalah Sabine Appelmans dari Belgia yang punya peringkat 23 dunia menurut Virginia Slims Rankings -sama dengan peringkat WITA. Dan pemain dunia lainnya adalah Catarina Lindqvist, peringkat 39 dunia. Nah, petenis Swedia inilah yang dihantam Yayuk di babak kedua, lalu Yayuk menyudahi perlawanan Luksemburg Karin Kschwendt. Di semifinal, korban Yayuk adalah Rika Hiraki dari Jepang. Sejak dilatih khusus oleh pelatih asal Ceko-Slovakia Jiri Waters -Yayuk memanggilnya George -hampir setahun lalu, Yayuk banyak mengalami kemajuan. Servisnya lebih tajam, forehand-nya lebih mematikan. Walau begitu, hasil di Pattaya ini juga mengejutkan Jiri. Pelatih yang dibayar oleh Klub Pelita Jaya US$ 2 ribu sebulan plus sebuah rumah di kawasan Kebayoran Baru ini pada awalnya hanya berjanji menaikkan peringkat Yayuk dari 289 ke 220 dunia. Peringkat Yayuk sekarang pasti jauh lebih rendah, bahkan lebih baik dari yang pernah dicapai Suzanna Wibowo pada Desember 1990 lalu, yakni 199 dunia. Benarkah Yayuk petenis terbaik yang pernah dipunyai Indonesia? Dari peringkat yang akan segera dikeluarkan WITA (Women's International Tennis Association), Yayuk memang yang terbaik. Namun, jangan lupa pada prestasi Lita Sugiarto dan Lanny Kaligis. Lanny merebut emas AG 1966 Bangkok untuk tunggal putri. Bersama Lita, Lanny menyabet emas ganda putri. Pada Asian Games 1974 Teheran, giliran Lita Sugiarto menjuarai tunggal putri. Yayuk Basuki pun pernah merebut tiga medali emas, satu di Asian Games 1986 Seoul bersama Suzanna Wibowo, dan dua emas diraihnya di AG 1990 Beijing dari nomor ganda putri dan ganda campuran berpasangan dengan Suzanna Wibowo dan Suharyadi. Pada zaman Lita dan Lanny berjaya, WITA belum mengeluarkan daftar peringkat dunia seperti sekarang. Akibatnya, prestasi yang diukir Lita dan Lanny susah diukur dengan model peringkat seperti sekarang. Yang jelas, kedua petenis Indonesia ini sudah pernah melanglang ke berbagai turnamen grand slam. Prestasi terbaik yang dicapai Lita Sugiarto adalah pada turnamen besar Wimbledon 1969. Lita tak hanya lolos dari babal kualifikasi, tapi juga juga mampu lewat babak pertama setelah mengalahkan petenis Inggris W.V. Hall. Di babak kedua, Lita dihadang petenis Inggris lainnya V.A.L. Deventer. Artinya, Lita masuk 64 besar dunia. Lanny Kaligis juga lolos ke babak utama (main draw) Wimbledon tahun 1965 itu. Hanya saja, ia gagal di babak pertama. Pasangan Lanny/Lita juga melewati babak pertama dan kalah di babak kedua. Di turnamen grand slam lainnya, Prancis Terbuka pada 1969, Lanny Kaligis juga maju ke babak utama. Namun, ia hanya mampu menang WO di babak pertama dan kalah dari petenis Equador Guzman di babak kedua. Lita, yang melewati babak kualifikasi, di babak awal juga sudah masuk kotak. Pada tahun itu juga, Lita dan Lanny menembus Australia Terbuka, juga salah satu turnamen grand slam, tetapi gugur di babak pertama. Puncak prestasi lainnya dicatat Lita, istri bekas petenis nasional Sugiarto Sutarjo, pada turnamen Virginia Slims 1972 di Florida, Amerika Serikat. Virginia Slims adalah turnamen yang gengsinya hampir menyamai grand slam. Lita berhasil masuk babak semifinal dan kalah dari petenis besar Billy Jean King. "Inilah pertandingan paling berkesan buat saya," kata Lita Sugiarto. Yayuk Basuki kurang beruntung di turnamen grand slam. Di Australia Terbuka tahun ini, ia gagal di babak kualifikasi. Prestasi terbaiknya adalah pada Wimbledon Yunior 1987 ketika ia mencapai perempat final, kalah dari jago Soviet Natalia Zvereva, kini peringkat 14 dunia. Dengan hasil di Pattaya ini, Yayuk dihitung-hitung akan menempati peringkat 106 sampai 110 dunia. Prestasi hebat ini dicapai Yayuk pada usia menjelang 21 tahun, sementara Lita dan Lanny mencapai prestasi puncak pada 1969 di usia 23 tahun. Masih ada waktu untuk Yayuk. Toriq Hadad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus