Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Gembili pencegah birahi

Penelitian mangestuti agil membuktikan umbi gembili dapat dipakai untuk bahan baku kontrasepsi. sedang kulit batang api-api berkhasiat untuk kontra- sepsi. banyak dipakai di madura.

27 April 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang farmakolog membuktikan ada umbi-umbian untuk bahan baku kontrasepsi. Dan mencegah kehamilan cara Madura dengan getah kulit pohon api-api. UMBI gembili (Tubera dioscorea esculenta) dapat dipakai untuk bahan baku kontrasepsi. Bentuk tumbuhan merambat serupa kentang ini lonjong, kulitnya tipis kekuningan, disertai bintil-bintil. Khusus di Jawa, umbi ini ditanam di halaman rumah atau di kebun, karena biasanya untuk penganan, dengan merebusnya lebih dahulu. Sedangkan umbi gembili bermanfaat untuk mengurangi kelahiran bayi diungkapkan Dra. Mangestuti Agil M.S. dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya. Pada seminar memperingati dies natalis Universitas Widya Mandala, Surabaya, awal April lalu farmakolog ini menyampaikan "Pengaruh Pemberian Ekstrak Umbi Gembili terhadap Siklus Birahi Mencit". Dalam penelitiannya bersama Dra. Lestari Rahayu M.S. dan Dra. Ani Rosidah itu, ia simpulkan: pemberian ekstrak umbi gembili 4 miligram per berat badan mencit (tikus putih untuk percobaan) bisa memperpanjang fase metestrus, masa menurunnya kondisi birahi, pada mencit betina. Bertambah panjangnya fase metestrus itu akibat terganggunya siklus birahi mencit. "Ini diduga karena terjadinya gangguan pada hormon-hormon penting yang mengatur sistem reproduksi," katanya. Tapi Mangestuti mengakui, untuk mengetahui persisnya terjadi proses pengacauan tersebut, perlu diadakan penelitian lebih lanjut. Penelitian awal selama enam bulan yang ia lakukan bersama dua sejawatnya itu menggunakan 18 mencit betina yang rata-rata berusia 2 sampai 3 bulan, dan berat badannya 25 sampai 30 gram. Semua binatang tadi dibagi lagi jadi tiga kelompok. Kelompok pertama, mencit yang diberi suntikan ekstrak. Dan yang kedua, kelompok kontrol yang tidak disuntik ekstrak. Yang ketiga adalah mencit yang diberi obat Noriday. "Kelompok terakhir ini, selain untuk memenuhi standar penelitian, juga sebagai pengontrol positif," ujarnya. Terhadap mencit kelompok pertama itu diberikan suntikan ekstrak gembili melalui mulutnya selama 25 hari berturut-turut. Untuk melihat pengaruh suntikan, hingga diketahui tingkat birahinya, para peneliti memeriksa cairan pada vagina mencit, apakah "pelumas" itu sudah kering atau belum. Data ini kemudian dicatat dan dianalisa lagi secara statistik. Ternyata, mencit-mencit mulai mengalami fase penurunan birahinya pada hari keempat setelah disuntik. Begitu seterusnya, sampai berakhir pada hari ke-25. Penelitian lain yang juga menganalisa khasiat tumbuhan sebagai alat kontrasepsi dilakukan oleh Dr. Gde Nyoman Astika. Kepala Laboratorium Sintetis Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga ini meneliti kulit batang api-api (Avisennia marina). Yakni tumbuhan jenis bakau yang banyak tumbuh di pantai Madura, Kalimantan, dan Sumatera. Bagi masyarakat Madura, damar (getah) api-api dikenal dalam resep tradisional mencegah kehamilan. Penelitian Astika untuk memperoleh gelar doktor, 1989, dari Universitas Airlangga itu menyimpulkan, kulit batang api-api berkhasiat untuk kontrasepsi dengan cara menghambat pemasakan sel telur. Selain itu, zat yang dikandung dalam kulit tersebut juga punya khasiat intersepsi (abortus). Disertasinya ini, Mei nanti, akan disertakan dalam pameran riset dan teknologi BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) di Jakarta. Astika menggunakan 180 mencit betina dewasa yang belum pernah kawin. Binatang ini dibagi dua kelompok besar, yaitu kelompok percobaan dan kelompok pembanding. Lalu tiap kelompok dibagi lagi dalam kelompok lebih kecil, masing-masing 10 ekor. Sebagai bahan penguji, Astika menggunakan ekstrak kulit batang api-api, fraksi, dan isolat murninya. "Karena, ekstrak kulit api-api mempunyai kandungan yang lebih tinggi dibanding dengan getahnya," kata Astika. Alasan lain, getah api-api diperoleh pada akhir musim kemarau saja, sedangkan kulit batang pohon itu bisa didapat sepanjang tahun. Pada tahap awal, dibiarkannya mencit itu lebih dulu melakukan proses aklimatisasi, atau penyesuaian lingkungan. Setelah itu, barulah dipilih mencit betina yang subur dengan cara apus vagina (oles vagina). Mencit yang punya siklus estrus teratur diasumsikan sebagai mencit subur. Meskipun percobaannya pada mencit betina, bukan berarti mencit jantan tidak ambil bagian dalam penelitian. Si jantan berguna sebagai pejantan yang mengawini mencit betina dari dua kelompok tadi. Namun, sebelumnya, mencit kelompok percobaan diberi minum ekstrak api-api, yang rentang, waktu pemberian minumnya 10 hari. Sedangkan kelompok pembanding hanya diberi minum air. Setelah hari ke-16, mencit betina percobaan itu dibedah dan diperiksa ovarium dan rahimnya. Rahim diperiksa guna menghitung janin yang sehat dan yang mati. Sedangkan ovariumnya diperiksa guna mengetahui jumlah sel telur yang dilepaskan. Hasilnya, 70% mencit tak hamil. Ini menunjukkan bahwa api-api mengandung zat yang bisa menimbulkan infertilitas, yakni zat antimitotik yang mencegah terjadinya pembelahan sel. Sayangnya, dari dua hasil penelitian tadi, belum bisa diperoleh kepastian ilmiah: kapan bisa digunakan kepada manusia. Padahal, di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Obat dan Pengobatan Tradisional Surabaya sudah melayani pasien keluarga berencana (KB) yang memakai resep tradisional damar api-api. Rustam F. Mandayun (Jakarta) dan Kelik M. Nugroho (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus