Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Skor Bulu Tangkis Akan Diubah Jadi 11 x 5, Susy Susanti Protes

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, risau dengan rencana perubahan sistem skor bulu tangkis dunia dari 21 x 3 menjadi 11 x 5..

25 Februari 2018 | 19.10 WIB

Susi Susanti. TEMPO/ Agung Pambudhy
Perbesar
Susi Susanti. TEMPO/ Agung Pambudhy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, risau dengan rencana perubahan sistem skor bulu tangkis dunia. Sistem skor 21 x 3 yang saat ini dipakai kemungkinan akan diubah menjadi 11 x 5.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Susy, skor baru itu kemungkinan akan diterapkan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) untuk Olimpiade 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Penerapan skor 11 untuk persiapan Olimpiade 2020, waduh terlalu mepet," kata Susy pada Badmintonindonesia.org. "Perubahan skor akan mempengaruhi permainan, pola main, program latihan dan sebagainya. Perubahan skor 15 ke 21 saja empat sampai lima tahun penyesuaiannya, sekarang saat orang sudah menikmati permainan bulutangkis poin 21, diubah lagi aturannya. Kami ingin tahu sebetulnya bulutangkis mau dibawa kemana?”

Baca: Bersiap Pensiun, Liliyana Natsir Mulai Geluti Dua Bisnis

Ia khawatir selain menyulitkan pemain, perubahan aturan itu akan menurunkan reputasi olahraga itu. “Badminton sudah populer, kenapa tidak dipertahankan dulu, kalau ada yang kurang, ditambah tapi tidak secara drastis,” kata dia.

Susy juga menuturkan bahwa siste skor 11 x 5 (dengan sistem reli poin) akan memperpendek durasi permainan. Penonton pun tak akan bisa menikmati seni dan keindahan permainan bulutangkis seperti yang ada di sistem skor sebelumnya.

Baca: Bulu Tangkis: Indonesia Targetkan Satu Gelar di All England 2018

“Main dengan sistem skor 11 x 5 ini, satu poin kalau out, satu poin kalau fault, jadinya nggak ada permainan, mungkin dalam lima menit sudah selesai," kata dia. "Waktu perubahan sistem skor pindah bola ke reli poin, awalnya dibilang cepat, sekarang dibilang terlalu lama, mau dipotong lagi, mau dibikin seperti apa? Mungkin yang bikin aturan enak, tapi yang menjalankannya butuh latihan seperti apa, polanya beda semua.”

Dalam sistem skor baru nanti, game didapat pemain di poin 11. Setting terjadi pada kedudukan 10-10 dan maksimal game di angka 15. Jadi, kalau terjadi angka imbang 14-14, maka kedudukan akhir adalah 15-14 untuk si pemenang. Perpindahan sisi lapangan terjadi di game kelima saat kedudukan angka 6. Sesi coaching oleh pelatih diberikan maksimal dua kali dalam lima game tersebut.

Baca: Problem Bulu Tangkis Ganda Putri: Kelas 125 Cc, Lomba di 250 Cc

“Sistem skor yang baru ini saya nggak tahu bakal bagaimana, kesannya kayak diburu-buru," kata Susy. "Pemain benar-benar nggak boleh bikin kesalahan sendiri, yang lambat panasnya tidak akan bisa, yang akurasi teknik pukulannya tidak bagus juga tidak bisa, pemain yang belum matang pun nggak bisa.”

Bagi Susy sistem skor baru ini menjadi satu dari tiga aturan baru yang jadi keluhan. Dua lainnya adalah soal keharusan pemain elit bertanding di minimal 12 turnamen dalam setahun serta perubahan batas tinggi servis dari tinggi rusuk terbawah tiap pemain menjadi satu standard 115 cm dari permukaan lapangan.

Baca: Bulu Tangkis: Indonesia Pertanyakan Aturan Baru Soal Servis

Susy menuturkan bahwa PBSI akan mengirim surat serta berdiskusi dengan pihak-pihak terkait, diawali dengan Konfederasi Bulutangkis Asia (BAC). “Akan ada pertemuan dengan BAC bulan depan, kami akan diskusikan dengan negara lain, karena beberapa negara memang keberatan juga, bukan cuma Indonesia. Peran Indonesia juga harus lebih aktif, karena banyak aturan yang sifatnya mendadak dan tidak ada pihak yang bisa menjelaskan secara detil, apa tujuan aturan baru ini?” kata dia.

Susy Susanti melanjutkan, “Mungkin saja akan ada pemungutan suara, saya harus cek lagi dengan tim hubungan internasional soal ini. Indonesia adalah salah satu negara yang dipandang di bulutangkis, seperti Tiongkok, Korea, Denmark, Malaysia yang punya suara cukup kuat untuk memberikan masukan.”

BADMINTON INDONESIA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus