Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Suporter Persebaya Surabaya, Bonek, mengawal bus Persija Jakarta yang akan melakukan latihan di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Selasa, 4 April 2023.
Latihan itu dilakukan Persija untuk persiapan menghadapi Persebaya dalam pertandingan Liga 1 pekan ke-33, Rabu, 5 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Koordinator Bonek Gresik, Ikhtiar Ramadhan, mengatakan, pengawalan tersebut merupakan inisiatif dari Bonek agar pemain dan ofisial Persija merasa aman dan nyaman dengan tidak menggunakan kendaraan taktis (rantis).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kalau naik rantis memang aman, tapi tidak nyaman, teman-teman Bonek ingin memberikan contoh bahwa Surabaya dan Gresik itu bisa jadi tuan rumah yang baik meskipun melawan tim rival sekalipun seperti Persija," ucap pria yang akrab disapa Kentung itu.
Hal tersebut, diharapkan menjadi contoh bagi suporter lainnya karena rivalitas itu bukan membunuh melainkan mahkotanya kompetisi.
"Liga ini sudah habis, juara sudah ada, sehingga sisa pertandingan ini harus digunakan untuk menumbuhkan persaudaraan," katanya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya mengimbau baik bagi suporter Persebaya ataupun Persija agar menumbuhkan esensi sepak bola yaitu fair play dan unity.
"Mari bangun persaudaraan yang berkelanjutan, untuk besok harapan kami ayo kita jaga pertandingan ini. Saat ada sesuatu hal seperti tekel keras dari pemain Persebaya jangan direaksi langkah provokatif begitu juga sebaliknya," ujarnya.
Selain itu, wasit diharapkan juga jangan memberikan keputusan yang memicu tensi reaktif di tribun agar pertandingan melawan tim rival dapat berjalan lancar.
"Pertandingan besok (5 April) antara Persebaya dengan Persija harus dimaknai dengan persaudaraan, harus dijaga itu sama-sama," kata dia.
Sementara itu, Marshal Bonek bernama Yudi Ambon menambahkan ingin menjadi suporter yang baik dengan menjamu dan mengawal tim tamu.
"Silakan datang ke sini dengan aman dan nyaman dengan menggunakan kendaraan yang sebagaimana mestinya, tidak menggunakan mobil rantis," katanya.
Menurut dia, mobil rantis bukan merupakan kendaraan untuk olahraga melainkan sebagai alat untuk perang.
"Rantis itu mobil untuk perang bukan kendaraan untuk olahraga dan sepak bola itu bukan perang," ucapnya.
Tak hanya Bonek, Ketua Harian Ultras Gresik mengatakan, pihaknya bersama Bonek berkomitmen menjaga kondusivitas wilayah tersebut agar seluruh pertandingan bola berjalan lancar.
"Kami diminta tolong oleh Bonek untuk juga mengawal Persija, hal ini merupakan komitmen kami untuk menjaga keamanan Kota Gresik," ucapnya
Sementara, pemain Persija Hanif Sjahbandi bersyukur mendapat kesempatan bermain sepak bola tanpa menggunakan mobil rantis seperti yang kerap terjadi saat pertandingan dengan rivalitas tinggi.
"Saya rasa sudah waktunya kita sebagai pemain bola tidak pergi ke stadion menggunakan rantis, saya merasakan itu berkali-kali di Arema tidak cuma saat melawan Persebaya dan di Persija pun juga sama," katanya.
Mantan pemain Arema tersebut berharap bahwa sepak bola Indonesia harus belajar dari tragedi-tragedi yang sudah terjadi, seperti halnya saat di Kanjuruhan.
"Saya berharap ke depannya sepak bola ini sudah tidak perlu menggunakan rantis lagi, yang mana kalau kita menggunakan itu karena takut terancam akan bahaya di luar lapangan, jadi tidak perlu lagi," tuturnya.
Pilihan Editor: Ada Bentrokan Suporter di Laga Persib vs Persis Solo
Ingin lebih terhubung dan berdiskusi langsung dengan redaksi Bola dan Sport? Mari bergabung di grup Telegram Olahraga Tempo. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.