Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tak Ada Lagi Formula E dan WSBK di Indonesia Pada 2024, Ini Alasannya

Formula E dan World Superbike Championship (WSBK) tak diselenggarakan di Indonesia pada 2024. Berikut alasannya dan profil balapan ini.

3 Januari 2024 | 07.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua balapan besar kelas dunia Formula E dan WSBK (Superbike Championship) musim 2024 dipastikan akan absen di Indonesia pada 2024. Kedua balapan itu dipastikan tidak dihelat setelah masing-masing penyelenggara menunjukkan kalender balap 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alasan tidak adanya agenda Formula E disebabkan waktu pelaksanaannya bersamaan dengan masa kampanye pilpres jika berlangsung dua putaran pada Juni 2024. Hal itu akan berdampak pada pengiriman logistik balapan di jalan Ibu Kota secara bersamaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun begitu, FIA dan pihak berwenang di Jakarta sedang menjajaki kelayakan balapan di Ibu Kota dan mencari tanggal alternatif.

Sebagai gantinya, Shanghai dan Hyderabad disebut akan masuk sebagai kota tuan rumah Formula E musim 10. Terpilihnya kedua kota tersebut telah melalui persetujuan dalam pertemuan Dewan Olahraga Motor Dunia FIA pada 19 Oktober 2023.

Sementara itu, tidak ada alasan resmi tentang batalnya Superbike di Mandalika. Kendati demikian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut bahwa Sirkuit Mandalika akan difokuskan untuk perhelatan MotoGP dan Wisata Olahraga.

“Kita akan fokuskan ke MotoGP. Jadi event-event lain akan dipilih sesuai dengan fokus untuk penguatan Mandalika sebagai Pariwisata Olahraga,” kata Sandiaga sebagaimana dilansir Antara pada 29 Oktober 2023.

Tentang WSBK

Dilansir dari lomboktengahkab.go,  World Superbike Championship (WSBK) dimulai pada 1988. Saat itu Amerika Serikat menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertama.

Sejak saat itu, WSBK telah tumbuh menjadi salah satu kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia. Setiap tahun, para pembalap dari berbagai tim dan pabrikan bersaing dalam serangkaian balapan yang menantang dan menunjukkan kemampuan mengemudi serta performa sepeda motor yang luar biasa.

Penggunaan sepeda motor dalam WSBK memiliki ciri khasnya sendiri. Para pembalap menggunakan versi sepeda motor yang pada dasarnya diproduksi oleh pabrikan untuk dijual dan digunakan di jalan raya.

Namun, motor-motor tersebut mengalami modifikasi yang signifikan agar dapat bersaing di lintasan balap sirkuit. Contoh sepeda motor yang dipakai di WSBK termasuk Kawasaki ZX-1 Orr, Ducati Panigale V4 R, Yamaha YZF-R1, Honda CBR 1000RR-R Fireblade SP, dan BMW M 1000 RR.

Aturan mesin dalam WSBK membatasi penggunaan mesin 2-tak, sebagaimana yang terjadi di MotoGP. Meskipun demikian, WSBK memperbolehkan penggunaan mesin 3 dan 4 silinder dengan kapasitas minimal 750cc dan maksimal 1.000cc. Bobot motor balap WSBK juga memiliki ketentuan, dengan berat minimum yang harus dipenuhi sebesar 168 kg.

Musim balapan WSBK berlangsung dengan format yang berbeda dari MotoGP. Jika MotoGP dapat mencapai 19 seri, WSBK hanya terdiri dari 13 seri.

Musim balapan ini biasanya dimulai pada pertengahan Februari dan berakhir pada akhir Oktober. Selama musim, para pembalap bersaing untuk memperebutkan gelar juara dunia WSBK dalam serangkaian lintasan sirkuit yang menantang dan beragam di berbagai belahan dunia.

Tentang Formula E

Formula E atau kompetisi balap mobil listrik kursi tunggal internasional ini pertama kali diusulkan oleh Jean Todt dan Alejandro Agag pada 3 Maret 2011 di Paris.

Todt menjabat sebagai presiden Federasi Otomotif Internasional (FIA), badan pengatur balap motor dunia. Alejandro Agag, seorang pendiri dan kepala eksekutif Formula E Holdings, berperan dalam penyelenggaraan kompetisi perdana pada 2011.

Formula E didirikan dengan tujuan mendukung mobilitas berkelanjutan dari kendaraan bertenaga listrik di masa depan. Inisiatif ini terkait dengan peningkatan kesadaran global akan kelestarian lingkungan, yang saat ini menjadi fokus dalam berbagai kampanye peduli lingkungan yang diadvokasi oleh pemimpin negara, aktivis, dan masyarakat umum.

Setelah melalui pertimbangan yang matang, tiga tahun berikutnya, Formula E membuat debutnya di Beijing, Tiongkok, pada September 2014. Saat itu, mobil yang digunakan adalah tipe Mobil Formula Generasi 1 (Mobil Gen1) dengan kecepatan maksimal hingga 225 kilometer per jam.

Pada awalnya, kompetisi Formula E melibatkan 12 tim, masing-masing dengan dua pembalap. Balapan dilakukan di sirkuit jalan raya dengan panjang 19-34 kilometer atau sekitar 12 hingga 21 mil.

Sejak debutnya, Formula E terus berkembang dan semakin populer di kalangan pecinta balap mobil dunia, menjadi alternatif menarik selain Formula 1.

ANANDA BINTANG  I  DICKY LURNIAWAN  I  ERWAN HARTAWAN  I  HARIS SETYAWAN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus