Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berita Tempo Plus

Tiket Ke Moskow

Donald pandiangan memboyong 3 medali emas di kalkuta. satu rekor olimpiade dan tiga prestasi regional di kalkuta. putri hanya mendapatkan juara ketiga untuk beregu.

23 Februari 1980 | 00.00 WIB

Tiket Ke Moskow
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DONALD Pandiangan kembali menarik busur prestasi. Ia membidik satu rekor Olympiade dan tiga prestasi regional dalam Kejuaraan Panahan Asia di Kalkuta. Dari sana dua pekan lalu, ia sekaligus memboyong tiga medali emas (perorangan), dua medali perak (perorangan dan beregu), serta satu medali perunggu (perorangan). "Prestasi Pandiangan itu memang sudah diperkirakan," kata Sekjen Perpani, Udi Harsono. Harsono membeberkan bahwa Pandiangan sekarang, 34 tahun, bukan lagi Pandiangan dua tahun silam. "Ia sudah banyak berubah," lanjutnya. "Sudah mau berdialog, dan tidak lagi oppig (keras kepala)." Dulu ia rupanya dikenal sebagai atlet yang sulit diatur. Harsono mengemukakan contoh sewaktu pemanah top ini hehdak dilatih oleh Tadeusz Purzycki dari Polandia, untuk Asian Games 1978 di Bangkok. Ternyata ia memilih berlatih sendiri. Dan ia gagal merebut medali waktu itu. Perubahan sikap Pandiangan sebetulnya sudah terlihat menjelang SEA Games 1979. Diasuh oleh Drs. Nana Kosasih, ia kemudian menyabet medali emas SEA Games X di bagian putra -- 5 dari nomor perorangan dan 1 hasil beregu. Pandiangan sebelum pergi ke Kejuaraan Panahan Asia memang serius melatih diri, 4 sampai 5 kali dalam seminggu secara teratur. Sekalipun tim panahan nasional tak menjalani pelatnas, tak ada persoalan baginya. Di Kalkuta, rekor yang dipecahkannya masing-masing untuk nomor 30 m, 50 m, dan total. Angkanya 348 (Asia: 337), 326 (Asia: 319, dan Olympiade: 322), serta 1272 (Asia: 1250). "Yang diakui cuma rekor Asia saja," tambah Harsono. "Untuk rekor Olympiade, pengakuan hanya diberikan bila diperbaiki pada kejuaraan yang sama." Di tingkat regional ini, ia makin memperkuat posisinya untuk ke Olympiade Moskow. Klasifikasi yang dikeluarkan Federation Internationale de Tir a L'arc (FITA) bagi seorang pemanah untuk dapat mengikuti Olympiade adalah 4 kali berhasil mengumpulkan nilai 1.100 -- total dari nomor 30 m, 50 m 70 m, dan 90 m Bagi Pandiangan, ini buat ke-7 kalinya. Di bagian putri, ternyata regu Indonesia tak mencatat prestasi mengesankan. Satu-satunya medali yang dibawa putri pulang adalah dari mata lomba tim. Regu Indonesia menempati urutan ketiga. Kegagalan ini, menurut Harsono, karena persiapannya memang tak ada, sedang pemanah Murniningsih tak ikut. Dalam SEA Games X, ia adalah motor tim nasional dalam menyapu 6 medali emas. "Ia menderita anemia (kurang darah)," ujar Harsono. Panahan adalah atu-satunya cabang olahraga di Indonesia yang sudah mendapat tiket ke Olympiade Moskow. Terlepas dari soal jadi berangkat atau tidak (akibat kampanye Presiden Carter yang ingin memboikotnya), pelatnasnya di Jakarta akan dimulai April. Bagi Pandiangan, peluangnya di Moskow juga akan ditentukan oleh faktor cuaca. "Perlu ada waktu untuk menyesuaikan diri dengan iklim," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus