FRANS van Balkom memulai lakonnya, menggelindingkan 30 nama ke
pelatnas. Tapi pilihan pelatih itu mengecewakan sebagian
pengamat sepakbola.
"Kalau saya yang diberi kesempatan, cuma 60% dari nama-nama itu
yang bisa saya pakai," komentar drg. Endang Witarsa, bekas
pelatih PSSI.
Balkom keturunan Belanda yang tadinya diimpor Niac Mitra
(Surabaya) dipakai PSSI untuk menangani tim ke putaran pra
Olympiade 1980. "Saya lebih suka memakai pemain yang sedikit
cerdas daripada mereka yang mengandalkan tenaga semata," lanjut
Witarsa.
"Saya memang menyukai mereka yang tangguh," ujar Balkom. Ia
mengakui bahwa mereka yang terpilih itu bukanlah yang ideal saat
ini. "Saya 'kan orang baru di sini. Jadi, belum tahu benar mana
pemain yang terbaik."
Sudah terpilih 22 orang dari Galatama dan 8 lainnya dari bond,
hasil pengamatan beberapa tokoh sepakbola dan Balkom sendiri di
lapangan. Wiel Coerver, pelatih tim pra Olympiade 1976, dan
Frans Hutasoit, Direktur Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, terutama
ikut menentukan pilihan tadi.
Balkom, 38 tahun, yang semula berniat menerapkan pola permainan
total football kini akan memakai sistem 3-3-4, seperti yang
sudah terbiasa di sini. "Mustahil dalam tempo sebulan perubahan
itu bisa dijejalkan pada pemain," tambah Balkom. Ia
mengungkapkan bahwa periode pendek ini bakal dimanfaatkannya
cuma untuk stamina dan latihan tanpa bola.
Tak hanya waktu yang terbatas bagi persiapan Balkom, tapi juga
materi pemain. Balkom sudah meminta agar beberapa orang di
antara mereka yang sedang dilatih di Brazilia dipulangkan untuk
tim pra Olympiade. Tapi PSSI tak mengabulkannya. "Mereka itu
kita siapkan untuk turnamen Piala Anniversary (Juni di Jakarta
red) nanti," kata H. Syarnubi Said, Ketua Bidang
Lembaga-Lembaga Sepakbola PSSI.
Sangat tidak diduga ialah pilihan atas Suhatman, 24 tahun,
pemain tim pra Olympiade 1976, yang diusulkan Coerver. Ia
mengakui dirinya belum pernah melihat gaya permainan anak asuhan
Coerver ini. "Saya percaya ia pemain baik."
Suhatman, karyawan Bank Dagang Nasional di Padang, penah cidera
dua tahun lalu di lutut kanannya. Program pemulihan kondisi
dimulainya Oktober 1979 dengan bimbingan pelatih Azwar Matan
"Sekarang saya mampu melakukan loncatan (menyundul bola red)
sebanyak 8 kali," katanya. Di zaman Coerver dulu, ia sanggup
melakukannya 10 kali berturut-turut.
Cidera di lutut tadi, katanya, tak begitu mengganggu lagi. Namun
bentuk fisik kedua kakinya masih berbeda. Kaki kirinya sedikit
lebih besar ketimbang yang kanan.
Hutasoit mengatakan bahwa dia dapat mengerti jika banyak orang
bertanya tentang pemanggilan Suhatman yang sudah 2 tahun absen.
"Menurut pembina sepakbola di Padang yang saya hubungi, Suhatman
masih pemain terbaik di Sumatera Barat saat ini," ucap Hutasoit.
Kejelian mata Coerver maupun Balkom ternyata tak menangkap
Risdianto dan Ronny Pattinasarany -- keduanya pemain inti tim
SEA Games X. "Seharusnya mereka ini dipanggil PSSI," kata
Witarsa.
Tentang peluang, Balkom tetap optimistis. Dari 6 kesebelasan
yang tergabung dalam grup III zone Asia, ia hanya melihat Korea
Selatan, Malaysia dan Jepang sebagai penghalang. Sebagai
pemanasan, ia menyiapkan pertandingan lawatan ke Hongkong dan
Australia sebelum terjun ke Kuala Lumpur, 21 Maret.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini