SUHU di bawah titik beku ternyata tak mendinginkan kepala
delegasi Uni Soviet yang mengikuti sidang Komite Olympiade
Internasional (IOC) di Lake Placid, New York. Mereka memboikot
rapat pertama dari sidang IOC itu ketika Menlu Cyrus Vance
tampil di podium dan mengecam invasi Uni Soviet ke Afghanistan.
Menlu Amerika Serikat itu mendesak IOC untuk memindahkan tempat
penyelenggaraan Olympiade dari Moskow ke negeri lain. "Menurut
pandangan pemerintah kami," katanya, "akan merupakan pelanggaran
terhadap prinsip dasar olahraga bila bersikap atau pun mengikuti
Olympiade yang justru diselenggarakan di negara yang baru-baru
ini menciptakan perang, dan dengan tegas menolak seruan PBB
untuk menghentikan agresinya dan kemudian menarik mundur
pasukannya."
IOC menolak seruan itu pekan lalu. "Penyelesaian terhadap
masalah politik dunia sama sekali bukan tanggungjawab IOC,"
jawab Ketua IOC, Lord Killanin. Ia menambahkan bahwa penunjukkan
Moskow sebagai tuan rumah adalah atas kesepakatan bersama.
"Kendati situasi politik mengalami perubahan hari ini, IOC tetap
berpegang pada perjanjian yang dibuat tahun 1974. Dan kita semua
harus mematuhinya."
Sidang IOC ke-82 secara bulat memutuskan pesta olahraga dunia
tersebut harus tetap diselenggarakan di Moskow. Tapi Presiden
Jimmy Carter menegaskan pemerintahnya akan tetap memboikotnya
apabila Uni Soviet tidak meninggalkan Afghanistan sampai 20
Februari. Ketua Komite Olympiade AS (USOC), Kobert Kane,
melaporkan bahwa 75% rakyat AS cenderung mendukung sikap Carter
tadi.
Kanada telah melangkah lebih jauh. Perdana Menteri Joe Clark
mengingatkan Komite Olympiade Kanada (COA) bahwa pemerintahnya
akan menghentikan bantuan keuangannya bila mereka mengirimkan
atlet ke Moskow. Di London, Margaret Thatcher akan menasihati
atlet Inggris untuk tidak berangkat pula. "Olympiade Moskow,
seperti halnya Olympiade Berlin 1936, akan dipergunakan
seluruhnya untuk maksud-maksud propaganda, " kata PM Inggris
itu.
Ancaman boikot AS ternyata menggetarkan Moskow. "Tidak lucu
Olympiade tanpa atlet AS," kata Vitali Smirnov, Wakil Ketua
Panitia Penyelenggara Olympiade Moskow. Ia menghimbau USOC agar
mau memenuhi undangannya.
Smirnov menolak menjawab pertanyaan tentang ultimatum Carter
bahwa Uni Soviet harus menarik diri dari Afghanistan bila
menginginkan tampilnya atlet AS di Moskow. "Itu adalah urusan
tentara Uni Soviet," katanya. Ia satu-satunya pejabat Olympiade
Uni Soviet yang berbicara kepada wartawan sejak krisis
Afghanistan.
Dari kalangan IOC terbetik berita bahwa Killanin mungkin akan ke
Moskow untuk menghimbau Presiden Leonid Brezhnev agar memanggil
pulang pasukan Uni Soviet dari Afghanistan supaya Olympiade
Moskow dapat diselenggarakan dalam keadaan biasa. Kuncinya
memang di sana.
Sementara itu PM Yunani, Constantine Karamanlis kembali
mengusulkan kota Olympia, tempat pesta olahraga dunia itu
pertama kali diadakan, sebagai tempat permanen dalam
penyelenggaraan Olympiade. Gagasan Karamanlis itu mendapat
dukungan di Senat AS dengan perbandingan suara 88 lawan 4.
Bahkan menganjurkan agar Yunani segera menjadi penyelenggara
Olympiade 1980. Tapi dalam sidang IOC kemarin, usul Karamanlis
tak terdengar dibicarakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini