KEINGINAN Generasi Muda Islam (GMI) Jawa Barat rupanya bergema
sampai ke Moskow, dan terkabul. Uni Soviet membatalkan
partisipasi tim tinjunya dalam turnamen Piala Presiden III di
Jakarta pekan ini. "Kegiatan di Uni Soviet, terutama menghadapi
Olympiade Moskow 1980, cukup padat," demikian alasan mereka pada
panitia penyelenggara. Beberapa pekan sebelumnya GMI Jawa Barat
meminta kepada Pertina agar undangan buat tim tinju Uni Soviet
dibatalkan. Ini sejalan dengan kampanye mengecam invasi Sovier
di Afghanistan.
Tim Soviet dalam turnamen Piala Presiden II (1979) menyabet 6
medali emas, 1 perak, serta 1 perunggu dan sekaligus menjadi
juara umum. Karena mereka absen sekali ini, kontingen Indonesia
yang terdiri dari 38 petinju dan terbagi dalam 4 regu, tampaknya
mendapat angin. Jadi naik taruhan. "Pokoknya, kita tidak akan
membuat malu bangsa," kata Ir. Simson Tambunan, Ketua Pengda
Pertina Jakarta.
Tambunan menempatkan tim Rumania sebagai lawan yang masih harus
diperhitungkan. Peserta dari Asia, seperti Muangthai, Korea
Selatan, dan Filipina, tak begitu dirisaukannya. "Rata-rata
petinju kita sudah mengenal gaya permainan mereka," tambahnya.
Harapan Tambunan mungkin agak berlebihan. Masih ada peserta
asing lain dari Australia, Aljazair, Malaysia, Pakistan, Irak,
Prancis, Bangladesh, Jepang dan Cekoslovakia. Di antara petinju
terpilih hanya Willem (Wiem) Gommies Charles Thomas, dan Harry
Maitimu yang pernah mencatat reputasi dalam dua turnamen Piala
Presiden terdahulu. Tapi sekarang agak repot untuk mengandalkan
mereka. Gommies, misalnya, sudah dirongrong oleh usia. Ia, 34
tahun, belakangan ini agak jarang pula naik ring. Thomas,
sekalipun dalam SEA Games X (1979) meraih medali perunggu,
mengaku kondisinya lagi menurun, terutama sejak kegiatan Monthly
Boxing Championship (MBC) terhenti.
Program Kilat
Tim Indonesia dalam Piala Presiden I (1976) merebut 4 medali
emas. Keempatnya, termasuk hasil Gommies, diraih dengan
menundukkan petinju asing. Dalam Piala Presiden II (1979), regu
Indonesia hanya kebagian 1 emas, dan dari partai domestik pula.
Pemenangnya adalah Thomas.
Bagaimana sekarang? Pemusatan latihan baru dimulai 24 Desember
untuk turnamen ini yang dimulai 31 Januari sampai dengan 7
Februari. "Terpaksa kami menyusun program kilat," kata pelatih
tim Jakarta, D. Gasperz. Karena keterlambatan itu, beberapa
petinju diberi latihan ekstra untuk menurunkan berat badan
mereka.
Kekurangan persiapan ini, menurut Tambunan, akan diimbangi
dengan semangat menyala. "Prinsip perjuangan bambu runcing di
zaman revolusi dulu itu akan kita terapkan," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini