Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tim Soviet absen

Tim soviet juara umum pp ii membatalkan ikut pp iii membuat peluang terbuka bagi tim indonesia. (or)

2 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEINGINAN Generasi Muda Islam (GMI) Jawa Barat rupanya bergema sampai ke Moskow, dan terkabul. Uni Soviet membatalkan partisipasi tim tinjunya dalam turnamen Piala Presiden III di Jakarta pekan ini. "Kegiatan di Uni Soviet, terutama menghadapi Olympiade Moskow 1980, cukup padat," demikian alasan mereka pada panitia penyelenggara. Beberapa pekan sebelumnya GMI Jawa Barat meminta kepada Pertina agar undangan buat tim tinju Uni Soviet dibatalkan. Ini sejalan dengan kampanye mengecam invasi Sovier di Afghanistan. Tim Soviet dalam turnamen Piala Presiden II (1979) menyabet 6 medali emas, 1 perak, serta 1 perunggu dan sekaligus menjadi juara umum. Karena mereka absen sekali ini, kontingen Indonesia yang terdiri dari 38 petinju dan terbagi dalam 4 regu, tampaknya mendapat angin. Jadi naik taruhan. "Pokoknya, kita tidak akan membuat malu bangsa," kata Ir. Simson Tambunan, Ketua Pengda Pertina Jakarta. Tambunan menempatkan tim Rumania sebagai lawan yang masih harus diperhitungkan. Peserta dari Asia, seperti Muangthai, Korea Selatan, dan Filipina, tak begitu dirisaukannya. "Rata-rata petinju kita sudah mengenal gaya permainan mereka," tambahnya. Harapan Tambunan mungkin agak berlebihan. Masih ada peserta asing lain dari Australia, Aljazair, Malaysia, Pakistan, Irak, Prancis, Bangladesh, Jepang dan Cekoslovakia. Di antara petinju terpilih hanya Willem (Wiem) Gommies Charles Thomas, dan Harry Maitimu yang pernah mencatat reputasi dalam dua turnamen Piala Presiden terdahulu. Tapi sekarang agak repot untuk mengandalkan mereka. Gommies, misalnya, sudah dirongrong oleh usia. Ia, 34 tahun, belakangan ini agak jarang pula naik ring. Thomas, sekalipun dalam SEA Games X (1979) meraih medali perunggu, mengaku kondisinya lagi menurun, terutama sejak kegiatan Monthly Boxing Championship (MBC) terhenti. Program Kilat Tim Indonesia dalam Piala Presiden I (1976) merebut 4 medali emas. Keempatnya, termasuk hasil Gommies, diraih dengan menundukkan petinju asing. Dalam Piala Presiden II (1979), regu Indonesia hanya kebagian 1 emas, dan dari partai domestik pula. Pemenangnya adalah Thomas. Bagaimana sekarang? Pemusatan latihan baru dimulai 24 Desember untuk turnamen ini yang dimulai 31 Januari sampai dengan 7 Februari. "Terpaksa kami menyusun program kilat," kata pelatih tim Jakarta, D. Gasperz. Karena keterlambatan itu, beberapa petinju diberi latihan ekstra untuk menurunkan berat badan mereka. Kekurangan persiapan ini, menurut Tambunan, akan diimbangi dengan semangat menyala. "Prinsip perjuangan bambu runcing di zaman revolusi dulu itu akan kita terapkan," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus