Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kemenangan Daniel Dubois atas Anthony Joshua menyemarakkan kembali panggung tinju kelas berat dengan pukulan keras dan KO berulang.
Meski menjadi juara bertahan, Dubois naik ring sebagai underdog dan dibayar lebih murah ketimbang Joshua.
Dubois kini membidik Oleksandr Usyk asal Ukraina, juara dunia sejati kelas berat yang belum terkalahkan.
DANIEL Dubois bisa jadi merupakan petinju dengan pukulan paling mematikan saat ini. Bogemnya membuat Anthony Joshua empat kali tersungkur dalam perebutan sabuk juara dunia kelas berat versi International Boxing Federation atau IBF pada Sabtu, 21 September 2024. Hook kanan Dubois pada ronde kelima bersarang di dagu Joshua dan membuatnya mencium kanvas. Joshua tak kunjung bangkit, meski wasit rampung menyelesaikan sepuluh hitungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemenangan di Stadion Wembley, London, Inggris, itu menjadi laga terbesar dalam karier Daniel Dubois, 27 tahun. Anthony Joshua, 34 tahun, merupakan juara dunia sejati kelas berat dua kali. Dalam pertandingan itu, Dubois--dibaca Duboa--memang menjadi juara bertahan. Namun publik tinju menganggap dia semata-mata juara di atas kertas. Sabuk IBF itu dicabut dari Oleksandr Usyk karena tidak memenuhi tuntutan pertandingan wajib dari federasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di hadapan 96 ribu penonton di Wembley, Dubois naik ring lebih dulu daripada Joshua. Dalam tinju, ada aturan tak tertulis bahwa juara bertahan dipanggil belakangan. Ini merupakan bentuk penghormatan agar sang juara tak perlu menunggu lawan di ring. Tukar posisi seperti ini berarti dua hal: sang penantang lebih diunggulkan dan menerima bayaran lebih besar.
Survei yang digelar Fan Zone menyatakan hanya 17 persen penonton yakin Dubois bisa mengalahkan rekan senegaranya tersebut. Sementara itu, soal bayaran, mengutip Manchester Evening News, Dubois disebut menerima honor dasar 3,5 juta pound sterling atau sekitar Rp 71 miliar dan bisa meningkat jadi Rp 202 miliar bergantung pada penjualan hak siar. Angka itu kurang dari separuh yang bisa diterima Joshua, yang menerima honor dasar setara dengan Rp 121 miliar dan potensi pendapatan hingga Rp 506 miliar.
Daniel Dubois memukul jatuh Anthony Joshua dalam pertarungan kelas berat dunia IBF di Stadion Wembley, London, Inggris, 21 September 2024. Action Images/Reuters/Andrew Couldridge
Namun hook kanan Dubois pada ronde kelima membuyarkan semua prediksi tersebut. Kini dia bukan lagi juara administratif. "Kalian terhibur, enggak?" katanya kepada penonton seusai pertandingan. "Saya senang bisa membuktikan bahwa mereka semua salah."
Selain penggemar Joshua, pencinta tinju menyambut gembira kemenangan knockout atau KO tersebut. Bukan apa-apa, sudah sekian dekade drama jatuh bangun menghilang dari gelanggang tinju kelas berat. Padahal dulu, di era Muhammad Ali hingga Mike Tyson, KO menjadi menu utama di divisi tersebut.
Dubois, yang mengidolakan Mike Tyson, dikenal sebagai petinju dengan bogem keras alias hard hitter. Dari 22 kemenangan, 21 kemenangan ia petik dari KO atau TKO—technical knockout, laga dihentikan wasit karena lawan dianggap tak mampu melanjutkan pertandingan.
Lawrence Okolie, juara kelas bridgerweight versi WBC, bahkan menyebut Dubois sebagai petinju kelas berat dengan pukulan terkeras saat ini. Pernyataan itu ia sampaikan berbekal pengalamannya sebagai rekan latihan sederet petinju kelas berat papan atas, termasuk Tyson Fury, Anthony Joshua, dan Dubois.
Okolie menyebutkan Dubois memiliki bakat alami sebagai tukang pukul. "Hasil latihan membuat dia bisa memompa lebih banyak energi dalam setiap pukulannya," ucap Okolie, 31 tahun, dikutip dari Express.
Petinju dengan tenaga besar biasanya lamban. Dubois, dia melanjutkan, menyadari kelemahan tersebut dan memperbaikinya. Kini, seperti dalam laga di Wembley tersebut, Dubois menjadi lebih lincah. "Dengan tubuh sebesar itu, pukulan sekeras itu, dan pergerakan secepat itu, dia menjadi kian berbahaya," ujar Okolie.
Daniel Dubois saat berlatih menjelang pertarungan kelas berat dunia IBF melawan Anthony Joshua di Stadion Wembley, London, Inggris, 18 September 2024. Action Images/Reuters/Andrew Couldridge
Di balik sarung tinju Dubois, tersemat kepalan dengan buku-buku jari yang kapalan. Itu bukan dampak latihan dua-tiga tahun. Dubois dilatih tinju oleh ayahnya, Dave Dubois, sejak usia tujuh tahun. "Banyak hal bisa menjadikan seseorang punya pukulan kuat, di antaranya orang tuanya," kata Daniel Dubois kepada Independent.
Dave ingin anaknya itu menjadi juara dunia. Dia bahkan mengumbar mimpi itu kepada istri dan ibunya sejak Daniel masih dalam kandungan. Dave mengajak Daniel berlatih di Peacock Gym. Sasana yang berlokasi di Canning Town, distrik di bagian timur London, itu pernah menjadi tempat latihan petinju besar Inggris, Lennox Lewis dan Frank Bruno.
Saban hari, Dave mewajibkan Daniel push-up dengan tangan terkepal hingga satu jam dan membuat buku-buku jarinya mengelupas. Meski tidak menjadi kewajiban dalam latihan tinju, push-up dengan tangan terkepal diyakini memiliki manfaat tambahan berupa penguatan pergelangan tangan.
Daniel berlatih bersama adik-adiknya. Salah satunya Caroline Dubois, 23 tahun, mantan juara dunia di tingkat amatir dan kini menjadi juara dunia tinju putri kelas ringan versi WBC. Dubois bersaudara menghabiskan masa muda mereka di sasana tanpa ponsel pintar dan alkohol. "Karena itulah Daniel menjadi sangat kuat," kata Dave, seperti ditulis The Sun.
Bogem keras Dubois kini membidik Oleksandr Usyk. Petinju Ukraina itu merupakan juara dunia sejati setelah mengawinkan sabuk versi WBA, WBC, dan WBO. Usyk juga tak terkalahkan dalam 22 pertandingan profesionalnya.
Usyk, 37 tahun, ada di sisi ring saat Dubois mengandaskan Joshua di Wembley. Saat itu dia sedang rehat dari latihan untuk menghadapi pertarungan ulang melawan Tyson Fury pada 21 Desember 2024.
Dubois pernah mengadang Usyk di Wroclaw, Polandia, pada 26 Agustus 2023. Saat itu sang penantang kalah TKO di ronde 9—kekalahan kedua dalam kariernya. Laga di Polandia itu kontroversial karena Usyk sempat tersungkur setelah perutnya dihantam uppercut Dubois pada ronde kelima. Namun wasit Luis Pabon menganggap pukulan itu ilegal karena mendarat di bawah pinggang atau low blow dan memberi Usyk waktu hampir empat menit untuk memulihkan diri. Dubois berkukuh pukulannya mendarat bersih di area pusar.
Frank Warren, promotor Dubois, mengatakan insiden itu membuat petinjunya kehilangan konsentrasi dan berujung pada kekalahan. "Kini dia menjadi Daniel Dubois yang berbeda, lebih matang secara fisik dan mental," kata Warren kepada BBC.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo