Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Yasha Chatib: Puasa Bukan Alasan Berhenti Lari

Berpuasa bukan alasan melakukan olahraga lari. Ada sejumlah tips.

14 Mei 2019 | 23.05 WIB

J.CO RUN 2019 Ajak Pelari Terapkan Gaya Hidup Sehat
Perbesar
J.CO RUN 2019 Ajak Pelari Terapkan Gaya Hidup Sehat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Lari merupakan olahraga yang murah dan mudah. Tak perlu banyak biaya dan waktu untuk mendapat kesehatan atau sekedar menjaga stamina dengan berlari. Namun ada kalanya berlari atau jogging menjadi terasa berat di tengah menjalankan ibadah puasa atau pada bulan Ramadan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Co-founder komunitas lari IndoRunners Yasha Chatib mengatakan puasa tidak menjadi penghalang untuk tetap berlari. Sebab, kata dia, berolahraga saat puasa kuncinya ada pada pemilihan waktu. "Pilihannya bisa sebelum atau sesudah berbuka puasa," kata Yasha kepada Tempo, Senin, 13 Mei 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi mereka yang sekedar mencari keringat atau menjaga stamina, ucap Yasha, tak perlu berlari terlalu serius. Ia menyatakan berlari cukup dilakukan 30-40 menit saja. Bila dilakukan sore hari, lanjutnya, berlari bisa menjadi aktivitas ngabuburit (menunggu berbuka puasa). "Easy pace (santai) saja. Berlari tapi tetap bisa sambil ngobrol," sebutnya.

Situasi akan berbeda bila lari dilakukan setelah waktu berbuka. Menurut dia, teknik yang dipakai tidak berbeda jauh seperti saat berlari di hari biasa. "Setelah makan cukup bisa long run selama 60 menit," kata Yasha.

Lebih lanjut, Yasha menambahkan aktivitas berlari menjadi tidak bisa ditinggalkan, khususnya bagi mereka yang akan mengikuti lomba. Ia menilai program latihan tidak bisa ditinggalkan walaupun harus berhadapan dengan puasa.

Yasha menyatakan bila pelari menurunkan intensitas latihan atau bahkan berhenti jelang perlombaan maka program latihan mesti dimulai dari awal lagi. "Prinsipnya menggeser waktu latihan saja," kata dia.

Sementara itu, pelari yang tergabung dalam komunitas We Run Jakarta, Ilfa Habib memilih waktu berlari usai berbuka puasa. Menurut dia, berlari masih bisa dilakukan kendati ada ibadah tambahan saat Ramadan, seperti salat tarawih. "Idealnya ibadah dulu diutamain. Beberapa orang mulai lari setelah tarawih," ucapnya.

ADITYA BUDIMAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus