SEKITAR 15.000 pecandu bulu tangkis di Stadion Negara, Kuala Lumpur, kembali menyaksikan betapa perkasanya para pemain bulu tangkis Cina. Zhao Jianhua, 21, pemain yang sudah setahun lebih menghilang karena mengidap penyakit radang paru-paru, ternyata masih mampu menjadi juara tunggal putra. Mengembangkan tempo permainan yang lamban, dengan smes tajam, dropshot ke tempat kosong, dan berbagai permainan tipuan di depan net, Zhao hanya membutuhkan waktu 38 menit untuk mematahkan bintang Malaysia Misbun Sidek, di final, Minggu malam pekan lalu, dengan 15-10 dan 15-13. Muncul tanpa pemain tangguh seperti Yang Yang dan Han Jian, dan ganda Tian Bingyi/Li Yongbo, Cina masih mampu unjuk gigi, merebut 3 dari 5 gelar juara. Dua gelar lainnya mereka peroleh dari tunggal dan ganda Futri. Tuan rumah Malaysla kebagian juara ganda putra melalui pasangan Razif Sidek/Jailani Sidek yang mengandaskan pemain Indonesia Bobby Ertanto/Rudy Heryanto. Untunglah, Indonesia, yang menurunkan tim terkuatnya, masih kebagian hiburan, menjadi juara ganda campuran, melalui pasangan Bobby Ertanto/Verawaty Fajrin. Bagi Indonesia, kekalahan ini kembali menguncupkan harapan yang sudah sempat terkembang, ketika tim yang dipersiapkan untuk di Asian Games di Seoul, September depan, sempat berjaya di kejuaraan Cina Terbuka. Ketika itu, Icuk Sugiarto muncul sebagai juara tunggal putra, kemudian pasangan Verawaty/Ivanna menjuarai ganda putri. Prestasi yang dianggap cukup mengesankan, karena sebulan sebelumnya, Cina baru saja unjuk gigi dengan menggondol Piala Thomas sekaligus Piala Uber di Jakarta. Berkat penampilannya di Cina Terbuka itu, dan sebelumnya menjadi juara kedua di Hong Kong Terbuka, pemain utama Indonesia Icuk Sugiarto muncul sebagai unggulan teratas di turnamen ini. Tapi itulah Icuk yang kemenangannya dan juga kekalahannya sering mengejutkan. Dan di Kuala Lumpur itu ia dikalahkan Zhao Jinhua, pemain yang sudah absen lebih dari setahun. Zhao di awal kejuaraan ini memang kentara baru sembuh dari sakit. Pukulanpukulannya masih kalah tajam jika dibandingkan ketika pertama kali dia tampil di arena internasional, dan langsung menjadi juara turnamen akbar All England, Maret tahun lalu. Di hari kedua, dia sempat kalah di set pertama ketika melawan pemain tak terkenal Malaysia, Tan Kim Soon. Untunglah, Zhao bangkit di set kedua, dan akhirnya memenangkan pertandingan. "Sebenarnya kami mengikutsertakannya tanpa mengharapkan kemenangan. Sebab, inilah dia pertama tampil di kejuaraan internasional, setelah absen 14 bulan," kata Wang Wengjiao, pelatih nasional Cina. Ternyata, setelah itu, permainan Zhao terus membaik. Dia berhasil menyapu pemain Denmark, Ib Frederikson, dan kemudian pemain Malaysia, Foo Kok Keong. Selanjutnya, Zhao sudah sulit dihadang. Icuklah korbannya di babak semifinal. Sabtu pekan lalu. Meliuk-liuk bak naga menyambar mangsa, Zhao berhasil menghancurkan pertahanan Icuk yang terkenal alot itu. "Saya kehilangan pegangan, mau bertahan atau mesti menyerang. Kombinasi lop dan dropshot-nya membuat saya harus berlari ke semua sudut lapangan. Saya jadi begitu capek," kata Icuk. Dengan mengandalkan pertahanan, Icuk memang mampu memenangkan set pertama, tapi ia kedodoran di dua set berikutnya. Amran Nasution, Laporan Ekram Attamimi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini