Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kabar

Disarankan Mudik Lebih Awal, Pemudik di Sampit Bisa Dapat Tiket Kapal Murah

Tarif tiket kapal untuk mudik pada 1 hingga 10 Ramadan ditetapkan Rp 210 ribu per orang, turun dibanding tarif dasar Rp 245 ribu per orang.

8 April 2022 | 15.05 WIB

Ilustrasi pemudik di Pelabuhan. TEMPO/Johannes P. Christo
Perbesar
Ilustrasi pemudik di Pelabuhan. TEMPO/Johannes P. Christo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah dan sekitarnya yang ingin mudik Lebaran melalui Pelabuhan Sampit disarankan berangkat lebih awal. Sebab, harga tiket kapal jauh lebih murah dibanding saat puncak arus mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri.

"Kami menerapkan tuslah yaitu tarif yang berfungsi untuk mengurai penumpang pada masa-masa puncak liburan, harapannya saat ada tarif tertinggi, calon penumpang bisa bergerak untuk mendapatkan tarif yang sedikit lebih rendah dibanding mendekati lebaran nanti," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama (DLU) Hendrik Sugiharto di Pelabuhan Sampit, Jumat, 8 April 2022.

PT Dharma Lautan Utama mengoperasikan dua kapal mereka yaitu KM Kirana I tujuan Semarang dan KM Kirana III tujuan Surabaya. Dua kapal tersebut bertolak mengangkut penumpang menuju Pulau Jawa pada 7 April 2022.

Hendri menyebutkan, pemberlakuan tuslah diharapkan menjadi pilihan penumpang untuk mudik lebih awal. Selain harga tiket yang lebih murah, penumpang akan lebih nyaman karena tidak perlu berdesakan di dalam kapal.

Saat ini tarif yang diberlakukan bahkan lebih murah dibanding tarif dasar saat kondisi normal. Tarif tiket pada tanggal 1 hingga 10 Ramadan ditetapkan Rp 210 ribu per orang, turun dibanding tarif dasar yang biasanya Rp 245 ribu per orang.

Memasuki tanggal 11 hingga 20 Ramadan akan ada penerapan tuslah. Harga tiket naik dari tarif dasar Rp 245 ribu menjadi Rp 300 ribu per orang untuk tujuan Semarang maupun Surabaya.

Harga tiket akan menggunakan tarif tertinggi pada 21 hingga 30 Ramadan yaitu Rp 340 ribu per orang. Ada tiga kali keberangkatan yang akan melayani puncak arus mudik tersebut.

Saat ini hingga menjelang Lebaran Idul Fitri nanti, tiket masih tersedia dan dibuka penjualannya secara online.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

PT Dharma Lautan Utama memberlakukan aturan pemerintah bagi pembeli tiket. Bagi yang belum mendapatkan vaksin lanjutan atau booster maka harus melampirkan hasil negatif Covid-19 pemeriksaan swab antigen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, hari ini KM Kirana I tujuan Semarang dengan mengangkut 282 penumpang, 20 sepeda motor serta 15 kendaraan campuran seperti mobil keluarga dan angkutan logistik.

Beberapa saat kemudian, KM Kirana III dari Surabaya tiba di Pelabuhan Sampit dengan membawa 258 penumpang dengan sebelas sepeda motor dan 20 kendaraan campuran.

"Kapasitas kapal kami menampung 650 penumpang. Jadi kalau 282 orang berarti hanya sekitar 40 persen saja dari kapasitas. Saat ini hampir sama saat hari biasa yaitu rata-rata membawa sekitar 250 sampai 300 penumpang," kata Hendrik.

Hendrik mengatakan, lonjakan penumpang justru terjadi pada H-15 Ramadan lalu, yakni banyak penumpang yang mudik lebih awal. Ini diperkirakan ada kaitannya dengan budaya 'nyadran' di Jawa yaitu ziarah ke kubur orangtua sebelum bulan suci Ramadan.

Menjelang bulan suci Ramadhan lalu sudah terangkut sekitar 2.500 penumpang yang pulang ke Jawa yang diantaranya memang sudah memilih mudik lebih awal ataupun hanya 'nyadran' di kampung halaman

PT Dharma Lautan Utama masih ada 9 keberangkatan kapal hingga mencapai menjelang lebaran, yakni ke Surabaya 6 keberangkatan dan Semarang 3 keberangkatan. Pihaknya berharap setiap keberangkatan bisa maksimal seperti dua tahun lalu, sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

"Mungkin lonjakan penumpang maksimal akan terjadi mulai H-10 menjelang lebaran. Saat itu perusahaan besar baru memperbolehkan karyawannya libur setelah mendapatkan THR (tunjangan hari raya) yaitu H-10 atau H-7 menjelang lebaran," ujar Hendrik Sugiharto.

Sementara itu Dian mengatakan mudik di awal Ramadan agar bisa lebih lama di kampung halaman. Berangkat lebih awal juga bisa mendapatkan tiket lebih murah, serta tidak perlu berdesakan.

"Saya pedagang, jadi bisa mudik kapan saja saya mau. Makanya sekarang sudah bisa mudik. Saya senang karena harga tiket malah turun dan penumpangnya belum terlalu padat," kata Dian.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus