Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ragam

Kajian Ramadhan, Ketua Umum Muhammadiyah: Jihad Ekonomi untuk Memerangi Kejahatan

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyerukan jihat ekonomi untuk memerangi kejahatan dalam acara kajian Ramadhan.

25 Maret 2023 | 13.59 WIB

Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kekuatan dan kemandirian umat Islam tidak cukup hanya beralaskan dogma-dogma dan etos dakwah amar ma’ruf nahi munkar tanpa disertai dengan kemampuan-kemampuan berdaya tawar tinggi dalam relasi sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Jihad ekonomi merupakan salah satu pilar keumatan yang harus terus diperjuangkan dan ditegakkan. Jihad ekonomi merupakan salah satu wujud amar ma’ruf nahi munkar yang harus dilakukan secara masif, terstruktur, dan sistematis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan hal tersebut saat membuka kegiatan kajian Ramadhan 1444 Hijriah bertema “Membangkitkan Jihad Ekonomi” di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu, 25 Maret 2023. Kegiatan ini disatukan dengan acara peneguhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, serta peluncuran belasan buku karya penulis Muhammadiyah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penulis yang hadir, antara lain, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat; Pendiri Lembaga Ekonomi Ummat (LEU) Sutrisno Lukito, serta ekonom dan Staf Khusus Presiden Joko Widodo Bidang Ekonomi Arief Budimanta. 

Haedar Nashir sangat mengapresiasi PWM Jawa Timur dan UMM yang telah mempelopori kajian jihad ekonomi. Kajian jihad ekonomi memang jadi salah satu putusan penting dan strategis dalam Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, 2-7 Agustus 2015.

Putusan tersebut ditindaklanjuti dan terus dikembangkan. Misalnya, dengan membentuk forum saudagar Muhammadiyah dan revitalisasi amal usaha ekonomi yang di daerah-daerah. Mereka dibuatkan jejaring kerja sama supaya bisa terintegrasi untuk memajukan umat dan memerangi kemiskinan. 

Dalam konteks itu, ekonomi jadi keniscayaan dan umat Islam yang mampu harus mampu jadi khoiro ummah, jadi umat terbaik untuk jadi penolong umat Islam yang duafa, sekaligus bila ingin bersaing dengan golongan lain dalam semangat fastabiqul khairat alias berlomba-lomba dalam kebaikan. 

Selanjutnya: Kemiskinan masih melekat pada kaum muslim ...

Kemiskinan masih melekat pada kaum muslim. Namun, kata Haedar, umat Islam sebaiknya memantangkan diri menaruh tangan di bawah atau meminta belas kasihan. Karena itu, umat Islam harus mampu menguasai ekonomi. Tanpa kekuatan dan kemandirian ekonomi, maka susah berkiprah di bidang politik. Militansi keagamaan saja tidak cukup untuk meraih puncak-puncak kekuasaan.

“Semangatnya tetap fastabiqul khairat. Perjuangan di bidang ekonomi umat merupakan bentuk jihad dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang sama pentingnya dengan bidang lain. Bahkan, jika mengikuti logika ushul fiqh, maka jihad ekonomi harus diutamakan sebagai yang terpenting dari yang penting,” ujar Haedar Nashir.

Sehubungan dengan hal itu, Haedar Nashir memuji UMM yang telah jadi amal usaha yang sangat kuat praktek ekonominya, terutama dalam pembentukan dan pengembangan unit bisnis. “Grup UMM” kini memiliki 14 anak usaha, yang menonjol antara lain Rayz Hotel, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) UMM Energi, Rumah Sakit UMM, Taman Sengkaling UMM, Toko Buku UMM, dan Bank Syariah Bumi Rinjani Batu.

“Unit bisnis UMM saat ini menjadi yang terdepan,” ujar Haedar. 

Haedar Nashir menyatakan pencapaian UMM merupakan wujud pelaksanaan jihad ekonomi. Diperlukan reorientasi beberapa hal agar jihad ekonomi dapat dijalankan dengan baik oleh seluruh unsur keluarga besar Muhammadiyah.

Pertama, reorientasi pada aspek teologis. Umat Islam didorong supaya tidak semata-mata berfokus pada kehidupan akhirat tanpa memperhatikan keseimbangan pada kehidupan dunia. Dengan begitu, umat Islam bisa memiliki ekonomi yang baik dan bisa memberikan sebagian hartanya kepada kaum berhak dalam bentuk zakat maupun infak dan sedekah. 

Kedua, reorientasi strategi gerakan. Modal yang sudah ditanam dalam bentuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dinaikkan kelasnya. Ketiga, unit-unit bisnis dalam kelompok amal usaha, seperti yang dipunya UMM, harus lebih dikapitalisasi. 

“Jika ketiga hal itu bisa dijalankan, maka jihad ekonomi Muhammadiyah bisa bangkit dan berlangsung dengan baik,” kata Haedar.

Selanjutnya: Menteri Muhadjir Effendy menilai ...

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai tema yang diusung cukup menyengat dan bisa menjadi tantangan yang bagus. Apalagi sudah ada sederet tokoh yang berkompeten pada aspek ekonomi.

“Muhammadiyah sudah leading di aspek pendidikan dan kesehatan. Salah satu buktinya, yakni saat menghadapi pandemi Covid-19, bagaimana Muhammadiyah sangat menonjol dalam berkontribusi ikut mengatasinya,” kata Muhadjir.

Muhammadiyah juga terlibat dalam beberapa kegiatan penanggulangan bencana baik di dalam maupun di luar negeri. Muhammadiyah, misalnya, mengirimkan sejumlah tenaga sukarelawan ke lokasi bencana gempa bumi di Turki dan membangun rumah sakit darurat di sana. Kemampuan Muhammadiyah berkontribusi ini tak lepas dari kemampuan menjalankan jihad ekonomi. 

Hal senada disampaikan Rektor UMM Fauzan. Kajian Ramadhan memang kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun oleh PWM Jawa Timur. Namun, kegiatan rutin ini diusahakan tidak sampai sebatas kegiatan pemikiran belaka, melainkan harus menghasilkan pemikiran dan ide tindakan yang berdampak positif.  

Fauzan menegaskan bahwa Muhammadiyah sangat siap menyambut bonus demografi dan cita-cita “Indonesia Emas 2045” lewat jihad ekonomi. Ekonomi yang kuat bisa membuat umat makin berdaya dan mandiri. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus